Prostitusi Berkedok Panti Pijat di Pekanbaru Kian Menjamur

Beberapa wanita diduga PSK yang berhasil diamankan dalam operasi Pekat beberapa waktu lalu.

PEKANBARU,oketimes.com-Praktek prostitusi bertopeng usaha panti pijat yang kian menjamur di kota Pekanbaru, hari ke hari semakin meresahkan. Khususnya lagi di perumahan Jondul Jalan Kuantan Raya yang masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Limapuluh dan Tenayan Raya.

Bukan rahasia lagi bahwa sejak belasan tahun lalu perumahan Jondul telah dikenal menjadi salah satu sarang prostitusi di Pekanbaru. Sedikitnya ada puluhan rumah yang difungsikan menjadi kos-kosan yang dihuni wanita yang diduga berprofesi sebagai Pekerja Seks Komersil (PSK).

Belasan bahkan mungkin puluhan panti pijat yang beroperasi di Jondul pun semakin menguatkan citra perumahan Jondul I dan Jondul II adalah sarang prostitusi.

Menyikapi menjamurnya usaha panti pijat di wilayahnya yang diduga kuat hanya sebagai kedok praktek prostitusi, pihak pemerintah kecamatan Limapuluh mengaku tak tahu pasti berapa banyak usaha panti pijat yang ada di dalam wilayah kecamatan Limapuluh.

Camat Limapuluh Erisman Boestamam menyebutkan, izin pendirian panti pijat tersebut dikeluarkan oleh BPPT. "Saya tidak tahu berapa jumlah panti pijat yang beroperasi di kecamatan Limapuluh ini," ujarnya.

Erisman juga mengaku hingga sejauh ini pihaknya belum menerima laporan masyarakat yang merasa resah atas keberadaan panti pijat tersebut. "Kalau ada laporan, tentu kita tindaklanjuti," kata Erisman.

Meski demikian, dalam waktu dekat ini pihaknya akan melakukan pendataan. Tak hanya soal keberadaan panti pijat yang menjamur itu saja, namun juga hal-hal yang dinilai berpotensi dan bisa menimbulkan aksi kriminal.

Dalam waktu dekat ini pihaknya juga akan melakukan pertemuan dengan Kapolsek, tokoh masyarakat serta RT dan RW se-kecamatan Limapuluh guna membahas masalah tersebut. Dalam pertemuan nantinya juga diagendakan membahas soal keberadaan warung-warung di pinggir jalan yang dinilai mengganggu lalu lintas.

Pantauan wartawan, menjamurnya praktek prostitusi bertopeng panti pijat ini seakan tak terkendali. Masih di sekitaran perumahan Jondul, di Jalan Lokomotif dan Jalan Kampar panti pijat dengan pekerja wanita muda ini berdiri di tengah-tengah pemukiman warga.

Bahkan, di Jalan Tanjung Datuk berdiri satu panti pijat yang jaraknya tak lebih dari  50 meter dari kantor Lurah Pesisir. Seperti panti pijat lain pada umumnya, panti pijat ini.

Adi (46), warga Jalan Lokomotif kepada wartawan mengaku cukup risih dengan kehadiran panti pijat yang berada tak jauh dari rumahnya ini. "Memang tak menimbulkan kebisingan seperti suara musik atau keramaian, tapi kita kan tahu kalau orang menilai panti pijat itu imejnya negatif, karena memang begitu adanya," sebut Adi.

Sama halnya dengan Adi, Dea (33) yang berprofesi sebagai IRT juga merasakan hal yang sama. Walau lokasinya tak bersebelahan langsung dengan rumah warga, Dea mencemaskan kehadiran panti pijat ini akan membawa efek negatif terhadap anak-anak mereka. 

"Mau disuruh pergi, katanya mereka sudah punya izin. Mau bagaimana lagi," ungkap ibu dua anak ini(fin/re)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait