Dalil Bayar Uang Pintu Jadi Trend di PKS PAS, Security Pungli Sopir Truk

Foto Inset Ilustrasi : Cerobong Asap PT PAS yang mengepul hitam dan meresahkan warga tempatan serta pungli kepada sopir truk pengangkut TBS yang dilakukan sekuriti di pintu masuk PKS.

Rengat, Oketimes.com - Komandan regu (Danru) Security Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Persada Agro Sawita (PT.PAS), Syahrial, mengaku mendapatkan kuasa penuh dari pemilik PKS PT PAS. Shingga apapun yang dilakukannya atas tindakan yang diperbuatnya merupakan mandat dari pemilik perusahaan.

Sejumlah supir angkutan Tandan Buah Segar (TBS) yang akan menjual dan menimbang sawitnya di perusahaan PT PAS milik A Kim Tan warga Jakarta itu, menceritakan kepada wartawan Senin (20/8/2018) bahwa, untuk menjual TBS ke PT PAS itu melalui supplayer hingga pembayarannya, sedangkan penimbangannya langsung dilakukan pihak perusahaan.

Menurut supir truk angkutan kelapa sawit itu, antrian untuk penimbangan Tbs dipercayakan GM PT PAS, Rustam kepada Satpam pimpinan Syahrial, namun jika antrian itu dilakukan sesuai dengan aturannya, yaitu siapa yang lebih dulu datang dan mengantri itu yang dipanggil secara berurutan tidak jadi masalah.

Persoalannya, tambah supir supir itu lagi, antrian bisa saja diabaikan tatkala si supir membayar sejumlah uang kepada Satpam atau pun Danru Satpam, Syahrial, hingga yang berkenan membayar maka truk angkutan sawit itu bisa saja didahulukan dan mengabaikan truk angkutan lainnya yang sedang mengantri.

Menurut sejumlah supir itu lagi, besaran bayaran yang diberikan kepada Danru Satpam sebesar Rp.50 ribu hingga 100 ribu per truk, asal saja truk angkutan sawit yang akan dilakukan penimbangan itu bisa didahulukan dari antrian.

"Sepertinya sudah semacam ada persetujuan dari pihak perusahaan, sebab meski perlakuan pungli ini sudah berlangsung lama, namun pihak perusahaan PT PAS itu tidak ada memberikan berupa tindakan apapun juga. Artinya ini sudah ada persekongkolan antara Satpam dan manejer PT PAS," tukas Supir itu.

Danru Satpam PT PAS, Syahrial dikonfirmasi wartawan Senin (20/8/2018) mengatakan, bahwa pemungutan itu secara resmi tidak ada, tepis Syahrial, via seluler.

Namun demikian, Syahrial tidak membantah kadang kala mereka ada menerima uang, sekedar untuk bayar minuman teh dan kopi dari supir angkutan tandan buah segar (TBS).

"Kalau dikasih uang kopi sudah biasa dan sudah terjadi diseluruh PKS. Tapi kalau disebut hingga Rp 100 ribu, itu tidak benar, mana ada uang supir mau bayar pungli hingga 100 ribu," sambung Syahrial.

Sebab menurut Syahrial, jauh jauh hari sebelumnya Manajemen PKS PT PAS di Desa Pematang Jaya Kecamatan Rengat Barat sudah mewarning seluruh kru untuk menghindari praktek pungutan liar (pungli) di kawasan pabrik.

Dikatakannya, setiap harinya ada ratusan truk angkutan TBS yang masuk ke PKS PT PAS, termasuk diantaranya TBS milik Perusahaan, angkutan TBS pemegang kontrak hingga angkutan TBS Masyarakat.

Dengan demikian, angkutan TBS milik Perusahan dan atau pemilik kontrak akan di prioritaskan. "Jadi perioritas itu bukan berarti karena ada pungli," papar Syahrial.

Sebelumnya, perorangan angkutan TBS ke PKS PT PAS yang enggan ditulis nama menyebut ada pungli di PKS PT PAS. "Harus ada uang pelicin baru bisa cepat dibongkar," sesal oknum tengkulak itu.

Sebab dengan uang pelicin yang diberikan kepada oknum Security PKS PT PAS, maka nomor antrian bongkar terakhir bisa disulap menjadi nomor antrian terdepan.

"Siapa yang berani bayar lebih besar, maka mobil dia akan dipanggil lewat pengeras suara dan dibongkar lebih cepat," papar oknum tengkulak.

Parahnya lagi, kata narasumber, sortasi di PKS PT PAS setiap satu unit mobil colt diesel mencapai 8 persen. "Sortasi nya tinggi, mencapai tujuh hingga delapan persen per satu unit colt diesel," sebut sumber.

Seperti diketahui, tahun 2016 silam dua orang terduga pelaku pungli di kawasan PKS PT PAS ditangkap Polres Inhu dan di adili ke PN Rengat.

Terakhir terjadi Minggu sekitar pukul 10.00 Wib, truk angkutan yang dikemudikan Ahmad warga Japura yang mengangkut TBS dari Ukui, dipukuli oleh Danru Satpam PT PAS oleh Syahrial hingga babak belur.

Persoalannya, Supir Ahmad tidak membayar uang antrian, maka disuruh mundur dengan alasan jalan itu akan dilintasi truk tangki pengangkut CPO. (Zul)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :