Penerapan Kurikulum 2013 di Pekanbaru Mengalami Kendala
PEKANBARU,oketimes.com-Program Pemerintah dalam menerapkan kurikulum 2013 pada tahun ini, tampaknya tak berjalan sesuai rencana. Sejumlah sekolah di Kota Pekanbaru mengaku mengahadapi berbagai kendala. Dampaknya, proses pembelajaran yang hendak dicapai kurang optimal.
Ada beberapa kendala yang dihadapi pihak sekolah saat ini. Seperti SMAN 2 Pekanbaru misalnya, kendala yang dihadapi dalam penerapan kurikulum 2013 yakni tidak adanya buku paket pegangan guru maupun untuk siswa.
"Dalam pelaksanaannya, guru menggunakan softcopi dalam bentuk CD yang diberikan oleh pihak Dinas. Sedangkan siswanya harus mengambil dari internet atau buku lainnya untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru sesuai dengan tema atau pokok bahasan yang diajarkan," ujar kepala SMAN 2 Pekanbaru, Zuraida, Rabu(10/9).
Dijelaskan, dana untuk pembelian buku itu sudah ada. Namun sampai saat ini belum ada pihak penerbit yang mencetak buku untuk wilayah Kota Pekanbaru menghubungi sekolah. " Kami tidak bisa membeli buku tesebut. Kita berharap secepatnya buku itu dikirimkan oleh pihak penerbit ke sekolah," tutur Zuraida.
Pengakuan senada juga diungkapkan Kepala SMAN 14 Pekanbaru, Selamet,SPd. Ia memyebutkan kendala yang dihadapi dalam penerapan kurikulum 2013 yakni belum adanya buku cetak, kurangnya fasilitas pendukung seperti tidak tersedianya infokus, dan masih ada guru yang belum mengikuti pelatihan kurikulum 2013 tersebut.
Selamet meminta kepada pihak dinas dapat dengan segera menyelesaikan persoalan buku yang juga belum ada kejelasannya oleh pihak percetakan yang menanganinya yakni PT Cerya Riau Mandiri Printing. Ia berharap secepatnya buku tersebut sudah ada di sekolah.
Sementara itu, Kepala SMPN 35 Pekanbaru, Asmar SPd yang menyebutkan, sekolahnya belum siap menerapkan kurikulum 2013. Hal ini karena masih banyak guru yang belum mengikuti pelatihan. Disamping itu juga buku paket dan pegangan guru sampai saat ini belum ada.
Sedangkan, pemerhati Pendidikan yang juga ketua PGRI kota Pekanbaru Jakiman menyebutkan, penerapan kurikulum 2013 terkesan dipaksakan.
Menurut Jakiman pemerintah seharusnya tidak memaksakan penerapan kurikulum 2013 tersebut. Karena sampai saat ini banyak sekolah dan guru yang tidak siap menerapkan kurikulum terbaru tersebut.
Di lapangan, ketika ditanyakan ke sekolah dan para guru ternyata banyak guru yang tidak siap dan tidak menguasai pelaksanaan kurikulum 2013 tersebut. Seperti sistim penilaiannya, belum adanya buku paket dan belum ada alat peraga dan penunjang lainnya.
Lebih lanjut Jakiman mengatakan, masih banyak guru yang belum memahami kurikulum 2013 tersebut. Artinya kompetensi guru belum siap, perubahan kurikulum ini mengalami perubahan secara keseluruhan. Dengan sistem seperti ini juga harus dipahami oleh guru secara baik.
"Seharusnya, penerapan kurikulum 2013 diterapkan sambil belajar. Untuk itu saya menyarankan penerapan kurikulum 2013 ini dapat diterapkan pada tahun ajaran 2015. Dan hendaknya dilakukan secara bertahap yakni di sekolah sasaran saja dahulu, tidak secara menyeluruh," tegas Jakiman.(fin)
Komentar Via Facebook :