Aneh, Pemeriksaan Pasien di RSUD Indrasari Hanya Melalui Seluler

RENGAT, oketimes.com- Pelayanan maksimal disebuah rumah sakit tentunya hal yang paling utama yang harus diberikan oleh pihak rumah sakit terhadap pasiennya, secara tidak langsung pelayanan maksimal itu secara tidak langsung menjadi obat bagi pasien yang dirawat.

Namun itu tampaknya tidak terjadi pada Rumah Sakit Indrasari Rengat, kabupaten Indragiri Hulu (inhu), tidak tahu apa yang menjadi masalahnya sehingga seorang pasien yang sudah masuk ruang perawatan dan mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan dari seorang dokter spesialis.
Namun yang terjadi, sejak masuk ke ruang VIP 9 RSUD Indrasari Rengat, Kamis (3/11/2014) ternyata pasien atas nama Mardianis (37) hanya dilayani oleh perawat.

Padahal kondisi Mardianis sangat memprihatinkan, bahkan harus mendapatkan donor darah akibat kandungan Hemoglobin (HB) pasien turun hingga 6 gram/dl dari yang seharuusnya 12-16 gram/dl untuk perempuan dewasa normal.

"Sejak dirawat, tante saya ini tidak pernah dikontrol oleh dokter. Hanya perawat saja yang terus melakukan cek terhadap kondisi pasien. Sementara kondisinya sangat kesakitan dan lemah, ungkap pihak keluarga, EB Putra.
Dikatakannya, hingga Minggu (2/11) malam, dokter tak juga kunjung datang, sementara perawat melakukan konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam, dr Amin, hanya dengan melalui telepon seluler, untuk mencari tahu tindakan apa yang akan dilakukan.

Tindakan awal yang dilakukan, menurutnya dengan melakukan transfusi darah B, karena golongan darah pasien B. Pihak keluarga langsung mencari donor B dan juga donor pengganti, termasuk Putra juga mendonorkan darahnya sebagai darah pengganti, karena menurut perawat yang ada, diperkirakan dibutuhkan tiga tabung darah.

Namun setelah itu dilakukan, diungkapkannya, kondisi tantenya tersebut semakin turun, hingga pada Minggu (red) pukul 23.30, pihak keluarga memutuskan untuk membawa Mardianis ke Pekanbaru.

Setelah mendapatkan Ambulance, pasien langsung dibawa ke rumah sakit Santa Maria, suami Mardianis, Masradon mengungkapkan bahwa sebelum masuk ke rumah sakit, mereka sudah melakukan konsultasi ke tempat praktek dr Amin, namun entah apa yang menjadi masalahnya beliau tidak pernah mengontrol istrinya.

"Setibanya di Santa Maria, istri saya di katakan terkena gagal ginjal dan harus dilakukan cuci darah. Namun kami berharap hanya sekali ini saja cuci darah tersebut dilakukan dan berharap cepat mendapatkan kesembuhan, ungkapnya lagi dengan linangan air mata.

Putra sangat menyayangkan pelayanan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit, seakan menganggap remeh kondisi pasien, padahal mereka bekerja juga memiliki kode etik, yang harusnya melakukan pelayanan maksimal terhadap masyarakat. Sementara pada tempat prakteknya, selalu ramai dan selalu dilayani sampai malam sekalipun.

Sekreatris RSUD Indrasari Rengat, Ibrahim Alimin saat dikonfirmasi mengakui tidak mengetahui permasalahan  tersebut. Namun Ibrahim juga mengakui dalam beberapa hari ini dokter tersebut tidak masuk karena mengikuti workshop keluar kota, sejak Jumat (31/10) dan surat izinnya ada.

Namun menurutnya hari Kamis (30/10) beliau masih masuk, Ibrahim mengakui, memang ini salah satu kendala yang dialami. dr Amin merupakan satu-satunya sepesialis penyakit dalam yang ada di RSUD Indrasari Rengat, sehingga ketika tidak ada beliau, maka terpaksa dilakukan konsultasi jarak jauh oleh perawat yang bersangkutan.

"Kita terus berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik, namun saat ini, itulah yang memang bisa dilakukan. SDM untuk spesialis memang masih minim dan sangat perlu lagi penambahan", tambahnya.(ali)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait