Ini Cerita Mengerikan Dibalik Lolosnya Penumpang KM Sinar Bangun saat Tenggelam di Danau Toba

Keluarga penumpang menangis saat menyaksikan proses pencarian penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Simalungun, Sumatra Utara, Selasa 19 Juni 2018.
Simalungun, Oketimes.com - Jamuda (17) tahun seorang penumpang yang selamat dari peristiwa tenggelamnya kapal penumpang kayu KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Sumatera Utara, masih trauma.
Ia spontan menggeleng-gelengkan kepala dengan mimik ketakutan dan memeluk kerabatnya, mendapat tepukan serta elusan di punggung membuatnya tenang kembali.
Ditemui di sela-sela perawatan, lelaki 17 tahun yang merupakan warga Nagori (Desa) Sibunga-bunga, Kecamatan Jorlang Hataran, dan Heri Nainggolan (23), warga Panei Tonga, Kecamatan Pane, di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, terlihat tegang saat ditanya.
"Kami berenam pergi berlibur ke Samosir, dan saya sendiri yang selamat," kata Jamuda mengawali ceritanya ketika sebelum berangkat dari Simalungun menuju pelabuhan Simanindo Kabupaten Samosir, Rabu 20 Juni 2018.
Jamuda dan lima rekannya berada di posisi teratas kapal yang terdiri dari tiga tingkat, beserta ratusan penumpang lainnya mengarungi perairan Danau Toba dari Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir, menuju Pelabuhan Tiga Ras, Kabupaten Simalungun, dengan kondisi cuaca hujan dan angin kencang.
Sewaktu kapal mulai oleng dan sebelum terbalik, Jamuda melompat dari kapal dan berenang menjauhi titik tenggelamnya kapal tersebut. "Kira-kira 10 menit, aku lihat kapal feri, aku berenang mengejar dan ditolong naik," katanya.
Heri Nainggolan yang mengalami luka dan sempat dirawat di Puskesmas Sipintu Angin berjarak kira-kira lima kilometer dari posko utama tim Gabungan SAR di Pelabuhan Tiga Ras juga melakukan upaya serupa dengan Jamuda.
Dia meyakini keselamatan dirinya atas kuasa Tuhan, namun iparnya Roi Spenser Sirait seperjalanannya belum ditemukan.
Dia menyampaikan kekesalan kepada kru kapal yang tidak membatasi jumlah penumpang yang hendak menyeberang dari Pelabuhan Simanindo ke Tiga Ras.
Ditaksir penumpang kapal mencapai 200-an orang dan sepeda motor milik para penumpang kira-kira 70-an unit. Kapal juga tidak memiliki jaket pelampung yang memadai. Namun tidak dibagikan kepada penumpang meski diketahui cuaca tidak bersahabat.
Para penumpang selamat berharap ke depan menjadi perhatian Pemerintah, operator dan pemilik kapal serta pengelola pelabuhan supaya musibah tidak terulang.***
Sumber : Antara
Komentar Via Facebook :