Berkat Kerja Keras Petani, Bupati Siak Terima Penghargaan Dari Presiden Jokowi
Berkat Kerja Keras Petani, Bupati Siak Terima Penghargaan Dari Presiden Jokowi
SIAK, oketimes.com- Bupati Siak Drs Syamsuar Msi beberapa hari yang lalu mendapat kehormatan sebagai Kepala Daerah Pembina Terbaik dalam hal Ketahanan Pangan Nasional.
Demikian diakui Bupati Siak Drs Syamsuar Msi saat menghadiri panen raya di Kecamatan Bungaraya Selasa, (6/1/15). Dikatakan Bupati, bahwa untuk menuju swasembada beras tahun 2019 seperti diminta oleh Presiden Jokowi haruslah ada komitmen bersama dalam pembangunan sektor pertanian.
Masalah pertanian yang dihadapi selama ini tidak hanya tanggung jawab pemerintah daerah saja, akan tetapi juga tanggung jawab pusat nantinya.
Berkaitan dengan lahan HGU yang terlantar dan tidak dimanfaatkan oleh pihak perusahaan bisa dipergunakan untuk lahan pertanian nantinya dan ini akan kita bicarakan dalam rapat ketahanan pangan nantinya, beber Syamsuar.
"Kita berharap Pemerintah pusat bisa membantu daerah nantinya dalam memperluas lahan pertanian yang saat ini semakin tahun semakin menyempit," ujar Bupati.
Buapti menegaskan kalau pemerintah daerah selama ini sudah sangat komit dalam memperhatian lahan pertanian, hal ini dibuktikan dengan telah disahkannya Perda Perlindungan Lahan Pertanian oleh DPRD Kabupaten Siak tahun 2014 lalu.
Lebih jauh Bupati mengatakan, dalam memperhatikan pertanian ini petugas pertanian di harapkan lebih banyak di lapangan dari pada duduk di kantor sehingga apa yang menjadi kebutuhan petani dan keluhan petani cepat bisa tertangani, tandasnya.
Sementara itu, Kadis Pertanian Riau Drs Zailani Arifsyah mewakili Plt Gubernur Riau dalam sambutannya mengatakan jika pertumbuhan penduduk Riau yang cukup tinggi tidak lagi seimbang dengan penyedian pangan.
"Saat ini produksi padi Riau mencapai 39,66 Kwintal per hektar seharusnya yang 60 kintal per hektar.
Rendahnya produksi padi tersebut disebabkan terjadinya alih fungsi lahan sehingga lahan pertanian di Riau ini semakin menyempit dan beralih fungsi menjadi lahan perkebunan.
Tidak hanya itu, rendahnya produksi padi juga disebabkan banyaknya proyek pengairan yang tidak berfungsi mencapai 52 persen lebih yang mengalami rusak dan tidak bisa dipergunakan, begitu juga alat pertanian di daerah rawan, tukasnya.(man)
Komentar Via Facebook :