“Rasanya Malang Betul Riau Ini”

BERBAGAI luapan emosi terlepas pasca ditangkapnya orang nomor satu di Riau, Gubernur Annas Maamun. Sedih, kecewa hingga caci maki dan kecaman. Masyarakat dihimbau tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang dapat memecah belah Riau.

Ketua Majelis Kerapatan Adat LAM Riau, Tennas Effendi mengimbau seluruh lapisan masyarakat Riau untuk menahan pernyataan-pernyataan yang tidak bertanggungjawab terkait penangkapan Gubernur Riau, H. Annas Maamun oleh KPK, Kamis (25/9) lalu.

"Kita minta semua pihak untuk tidak mengeluarkan pernyataan yang tidak bertanggungjawab, jangan sampai ada pihak yang memanfaatkan kondisi ini untuk kepentingan," katanya, Jumat (26/9).

Tennas juga berharap agar kondisi ini tidak dimanfaatkan oleh kepentingan pribadi atau politik sehingga memecahbelahkan provinsi Riau ini.

"Kita minta seluruh pihak untuk menyikapi permasalah ini dengan arif dan bijak, seperti mengedepankan praduga tak bersalah," jelas Tennas kepada wartawan.

Tokoh masyarakat ini juga meminta masyarakat untuk menyerahkan kasus ini kepihak yang berwenang dan menyerahkan semua prosesnya sesuai hukum yang berlaku.

"Yang penting saat ini adalah nasib masyarakat Riau ke depannya, jangan sampai ada pihak-pihak yang memanfaatkan untuk kepentingan pribadi atau politik," tuturnya.

Tennas Effendi kembali menekankankan, seluruh pihak boleh berbeda pendapat dalam hal ini, namun jangan sampai memecah belah yang berakibat buruk pada provinsi Riau ke depannya.

"Intinya menahan diri demi bumi lancang kuning," tukasnya.

Musibah

Halnya dengan Tennas Effendi, Ketua Harian Lembaga Adat Melayu Riau Al Azhar, MA turut prihatin atas tertangkapnya Gubernur Riau Annas Maamun oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Al Azhar melihat tertangkapnya orang nomor satu di Riau ini adalah musibah.

Disayangkannya, setelah bergulirnya era reformasi, tiga pemimpin dari bumi Lancang Kuning berturut-turut harus berakhir dengan kasus korupsi. Kata Al Azhar, atas musibah ini harus diambil hikmahnya. Orang Riau perlu lebih meningkatkan azamnya untuk mawas diri dari sikap dan praktek korupsi

"Rasanya malang betul Riau ini," singkat Al Azhar.

Lanjutnya, penangkapan dan penahanan terhadap Gubernur Riau jelas akan mengganggu roda pemerintahan di Riau. Apalagi Annas Maamun belum tuntas membangun pondasi birokrasi pemerintahannya.

Sejak Annas menjabat Gubernur Riau, Al Azhar tak menampik adanya konflik internal birokrasi. Dari itu Ketua Harian LAM Riau ini berharap rekan-rekan yang ada di birokrasi yang terlibat pro-kontra bersikap arif dengan mengkedepankan kepentingan masyarakat Riau.

Annas Maamun sendiri saat ini masih meninggalkan pekerjaan yang belum terselesaikan. Salah satunya belum ditandatanganinya SK Ketua dan Wakil Ketua Defenitif DPRD Kabupaten Kampar. Sudah lebih seminggu usulan nama pimpinan defenitif DPRD Kampar 2014-2019 diajukan ke Pemprov Riau untuk diSK-kan Gubernur, malang, saat ini Gubernur justru ditahan KPK.

KPK bukan kali ini saja menangkap Gubernur Riau. Sebelumnya KPK telah menangkap dan memenjarakan Gubernur Rusli Zainal yang menjabat dua periode (2003-2013) atas kasus korupsi suap PON XVIII yang melibatkan anggota DPRD Riau. Tak hanya itu, Rusli Zainal juga terkait kasus penerbitan IUPHHK-HT di Kabupaten Pelalawan.

Sedangkan satu lagi Gubernur yang terjerat KPK yakni Saleh Djasit, Gubernur Riau periode 1998-2003. Saleh Djasit ditangkap atas kasus korupsi mobil pemadam kebakaran yang melibatkan Mendagri Hari Sabarno.

Dari Gedung Lancang Kuning, Asri Auzar, Sekretaris Fraksi Demokrat DPRD Riau menilai ditangkapnya Gubernur Riau Annas Maamun merupakan peringatan keras dari tuhan.

"Ini lebih kepada peringatan dari Allah, bahwa sebagai pemimpin diminta untuk memimpin secara baik," kata Asri Auzar kepada wartawan.

Menurutnya, apa yang dialami Gubernur Riau ini bisa mencoreng nama baik sekaligus marwah Riau. Baik di mata masyarakat Riau sendiri mau pun masyarakat di luar Riau.

Namun demikian, Asri Auzar mendoakan Annas Maamun tanah menghadapi ujian ini. Bagaimana pun, Annas Maamun merupakan pemimpin Riau, Gubernurnya masyarakat Riau.

Senada itu, Ketua Fraksi PAN DPRD Riau, Ade Hartati menyatakan keprihatinan atas ditangkapnya Gubernur Riau Annas Maamun oleh KPK. Ade menghargai proses hukum yang kini tengah membelit Annas Maamun.

"Semoga ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Kepada aparatur pemerintah Riau supaya bisa senantiasa bekerja sebagaimana mestinya, meski Gubernur ditahan KPK," ujar Ade Hartati.

Andi Rahman Plt

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan, posisi Gubernur Riau, Annas Maamun, akan digantikan oleh Wakil Gubernur Andi Rachman. Penunjukan Andi sebagai pelaksana tugas akan disahkan pekan depan.

Gamawan menjelaskan, dalam Undang-undang Pemerintahan Daerah (UU Pemda) yang baru disahkan dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat, Jumat 26 September 2014, disebutkan bahwa wakil kepala daerah melaksanakan tugas dan kewenangan kepala daerah yang diberhentikan sementara karena tersangkut tindak pidana korupsi.

"Dalam Undang-undang sudah dimuat kalau ada Gubernur/Bupati/Walikota ditahan, maka kita bisa menunjuk wakilnya sebagai Plt (pelaksana tugas)," ujar Gamawan di Gedung DPR Jakarta.

Dengan begitu, menurut Gamawan, seorang kepala daerah yang tersangkut kasus pidana tidak bisa lagi mengambil kebijakan strategis selama menjalani proses hukum.

"Jadi dia tidak lagi melaksanakan atau menjalankan tugas sebagai gubernur. Jadi dia tidak bisa lagi menandatangani surat-surat dari penjara. Ini sudah ada aturannya," jelasnya.

Terkait pemberhentian tetap Annas, Gamawan mengatakan pihaknya harus menunggu keputusan hukum tetap. Sebab dalam Pasal 86 disebutkan bahwa apabila kepala daerah diberhentikan sementara, maka wakil kepala daerah melaksanakan tugas dan kewenangan kepala daerah sampai dengan adanya putusan pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap.

"Kalau sudah ditetapkan terdakwa akan dinonaktifkan, tapi sekarang baru akan ditetapkan Pltnya dulu," jelas Mendagri Gamawan Fauzi.

Lepasnya `Tuah Atuk`

Ada hal menarik yang dikaitkan dengan mistis bertepatan pada hari ditangkapnya "Atuk" Annas Maamun oleh KPK. Angin kencang memporakporandakan kota tua Bagan Siapi-api, Ibukota kabupaten Rokan Hilir, negeri asal Annas Maamun.

Percaya atau tidak, angin kencang yang merubuhkan pepohonan serta beberapa papan reklame di tepi jalan kota Bagan Siapi-api ini disebut sebagai pertanda lepasnya `Tuah Atuk`.

Badai disertai hujan yang melanda kota Bagan Siapi-api pada Kamis malam (26/9) sekitar pukul 21.00 Wib peristiwa yang jarang terjadi di Bagan Siapi-api. Beberapa warga mengungkapkan kepada RE, kejadian tak biasa yang terjadi di Negeri Seribu Kubah ini merupakan pertanda lepasnya tuah (kesaktian) Annas Maamun.

Namun tak semua warga Bagan yang mempercayai kejadian tersebut berkaitan dengan mistis. Kendati jarang terjadi, sebut salah seorang warga kejadian itu merupakan hal yang wajar mengingat letak kota Bagan Siapi-api yang berada di tepi laut.

Akibat angin kencang disertai hujan deras tersebut, salah satu pohon tua tumbang menimpa rumah warga. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun kerugian diperkirakan hingga puluhan juta rupiah.(dea/hen/af/har)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait