Soal Banjir, Forba Soroti Kinerja Pemko Pekanbaru

Sentil Walikota : Koalisi Sedia Payung (KSP) gabungan Walhi Riau bersama mahasiswa melakukan aksi turun kejalan untuk 'menyentil' Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru Firdaus MT dan Ayat Cahyadi yang tak kunjung tuntas menangani persoalan banjir di kota Pekanbaru di depan Gedung DPRD Kota Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru Kamis 4 Juli 2019.

Pekanbaru, Oketimes.com - Prilaku kehidupan warga Kota Pekanbaru hingga kini, masih terkesan menyimpan rasa apatis dan tabu menerima kenyataan perkembangan global. Entah apa yang ada di benaknya, untuk mau berbenah dan menjadikan trend kota yang ideal seperti kota berkembang lainnya.

Selama ini kota Pekanbaru kerap diguyur hujan dengan intensitas ringan, sedang dan lebat. Anehnya, setiap kali kota ini diguyur hujan selama kurang lebih 20 menit, genangan air hujang bisa setinggi 10 – 20 cm menggenangi ruas jalan di sebagian wilayah Pekanbaru. Masalah genenangan air pasca hujan di Kota Pekanbaru merupakan masalah klasik yang sampai saat ini belum bisa diatasi secara maksimal oleh Pemko Pekanbaru.

Pemko Pekanbaru harus serius mengatasi masalah genangan air pasca hujan, sebab korban banjir di kota Pekanbaru sudah banyak, salah satunya seorang wanita tewas terseret air genangang di jalan Lobak pada awal Juni 2019 lalu.

Kejadian ironis, akibat fasilitas publik yang kurang baik harus memakan korban. Genangan air pasca hujan bukanlah sebuah bencana yang tidak dapat dihindari, genangan air pasca hujan bisa dikendalikan dengan sistem drainase yang baik.

Tentunya hal ini butuh keserius Pemko untuk mengurusnya. Saat ini saluran air Pekanbaru hanya 13.930 Ha, dengan drainase besar sepanjang 10.123 meter, drainase kecil sepanjang 15.456 meter dan drainase tersier sepanjang 7.789 meter.

Drainase perkotaan adalah drainase yang berfungsi untuk mengelola/mengendalikan air permukaan, sehingga tidak mengganggu dan/atau merugikan masyarakat.

Pemko Pekanbaru harusnya paham maksud kalimat tersebut, banyak permasalahan yang ditimbulkan akibat genangan air pasca hujan di Pekanbaru dari mulai kemacetan hingga tewasnya masyarakat akibat buruknya sistem drainase kota Pekanbaru.

Febri Romadhon, Koordinator Forum Rakyat Bicara (FORBA) mengatakan Pemko harus mengkaji ulang tentang drainase Kota Pekanbaru, sehingga tidak lagi ada korban jiwa atau masyarakat yang merasa dirugikan akibat genangan air diruas jalan pasca hujan.

"Pemko harus kembali mengevaluasi dan menindak tegas bangunan yang tidak ramah lingkungan atau yang tidak ada KLHS dan Amdal, tidak sedikit bangunan dikota Pekanbaru yang tidak ramah lingkungan dimana parit-parit di depan bangunan itu disemen habis," ujarnya dalam siaran persnya Senin (8/7/19).

Kajian Lingkungan Hidup Strategis dan Analisis mengenai dampak lingkungan haruslah dipenuhi oleh setiap bangunan diperkotaan, selama ini hal tersebut hanya menjadi formalitas saja di Pekanbaru.

"Mau sampai kapan genangan air pasca hujan ini mengisi badan jalan di Pekanbaru, genangan air ini bukanlah sebuah bencana jika diurusi dengan serius, kami dari FORBA mengingatkan Pemko Pekanbaru untuk serius mengatasi masalah ini, masalah ini sudah terjadi bertahun-tahun lamanya, apa tak ada solusi dari lingkungan Pemko untuk mengatasi hal ini, kita tidak mau ada korban yang lain akibat lalainya Pemko mengurusi masalah genangan air ini," pungkas Febri.***


Source  : Forba Pekanbaru.
Editor   : Cardova   


Tags :berita
Komentar Via Facebook :