Dugaan Korban Laka Ditelantarkan, Ini Penjelasan Oknum ASN Pemprov untuk Korban

Hubungi Keluarga: Yulia oknum ASN Pemrov Riau menghubungi salah satu keluarganya saat tiba di areal RS Bhayangkara Polda Riau di Jalan Kartini Pekanbaru, Selasa 26 Maret 2019 pagi.

Pekanbaru, Oketimes.com - Merasa simpang siur terhadap informasi beredar atas adanya korban laka yang diduga ditelantarkan di areal pekarangan RS Bhayangkara Polda Riau, pasca mengalami kecelakaan lalu lintas di Jalan Soekarno Hatta Arengka I depan U-turn Plaza Kedaung Group Pekanbaru pada Selasa 26 Maret 2019 pagi kemarin.

Oknum ASN Pemprov Riau berinisial Yulia selaku pemilik mobil Rush berwarna Silver BM 1384 RV, mulai angkat bicara menanggapi seperti apa yang terjadi dialaminya saat laka-lantas terjadi antara mobilnya dengan pengendara sepeda motor yang diduga menjadi korban laka dan ditelantarkan di pekarangan RS Bhayangkara Polda Riau di Jalan Kartini Pekanbaru.

Melalui pesan androidnya yang dikirimkan Yulia kepada oketimes.com pada Rabu 27 Maret 2019 malam, Yulia membantah tudingan Gordon Tindaon (27) selaku korban laka lantas tersebut, melakukan pelantaran korban di pekarangan RS Bhayangkara Polda Riau, pasca tabrakan selasa pagi kemarin.

Dijelaskan Yulia, peristiwa laka lantas yang dialaminya dengan korban pada Selasa 26 Maret 2019 pagi sekira pukul 06.20 WIB itu. Ia tengah mengemudikan mobil Rush warna silver bernopol BM 1384 RV dari arah selatan menuju utara Soekarno Hatta dengan kecepatan 40 Km/jam ke arah jalan Nangka bersamaan dengan kedua anaknya yang masih sekolah untuk diantar ke sekolah.

Setibanya di pemuataran (U-turn) di Jalan Soekarno Hatta Arangka I depan Plaza Kedaung Group, pengendara motor yang dikemudian Gordon Tindaon tepat di depannya dan berada ditengah tengah bagian putih marka jalan yang tiba-tiba berhenti mendadak hingga mobil yang dikendarai Yuli mengenai sepeda motor korban.

Saat terjadi tabrakan itu lanjut Yulia, korban meloncat ke samping kanan badan jalan, sementara motor korban jatuh tepat di depan mobilnya yang sudah masuk kedalam kolong mesin mobil tersebut. Ia membantah soal adanya berita yang menyebutkan korban terpelanting sejauh 5 meter dan muntah-muntah saat kejadian.

Kemudian terang Yuli, saat kejadian itu terjadi, dia langsung menepikan mobilnya dan turun melihat korban tengah mengambil ponselnya yang terlempar di badan jalan dan kemudian bersama-sama melihat kondisi motornya.

Saat itu lanjut Yuli, keadaan korban masih bisa berdiri dan berjalan saat melihat motor korban akan dititipkan kepada warga dan saat distarter motor tersebut masih keadaan nyala. Hanya saja bagian telapak kaki korban terlihat terluka dan di sekitar lengan kiri terlihat lecet serta keluhan dibagian pergelangan tangan korban sakit.

Melihat kondisi korban saat itu, Yulia langsung menawarkan untuk membawa korban ke rumah sakit terdekat seperti di RS Prima Jalan Nangka Ujung sekaligus akan mengantarkan anaknya yang saat itu menuju arah RS Prima dan tak jauh dari sekolah Ashofa di Jalan Nangka Ujung atau mau diantar ke tukang urut atau sinshe.

Sebelum diantarkan ke rumah sakit Yuli meminta kepada korban agar terlebih dahulu mengantarkan anaknya ke sekolah, lantaran anaknya itu sudah telat ke sekolah baru ia akan mengantarkan korban RS Prima. Akan tetapi korban menolak tawaran tersebut dan Yuli pun kembali meminta kepada korban agar terlebih dahulu mengantarkan anaknya yang satu lagi ke SMA 8 Pekanbaru lantaran sudah telat.

"Kalau begitu saya harus antar anak yang satu lagi ke sma 8, lalu kita akan cari rumah sakit terdekat disana. Dan tidak benar saya sengaja membawa pak Gordon berputar-putar. Karena di dalam mobil saya sudah bilang dengannya korban kalau saya antar anak dulu. Dan dia mengiyakan saat itu," sebut Yuli lewat pesan whatsapp yang diterima awak media dalam klarifikasinya.

Usai mengantarkan anaknya ke SMA 8 Pekanbaru bersama korban, Yulia pun berinisiatif untuk mencari Rumah Sakit terdekat yang tidak jauh dari SMN 8 Pekanbaru yakni di RSIA Zainab Pekanbaru.

Setibanya di RSIA Zainab, Yulia mengantarkan korban hingga ke ruang IGD rumah sakit tersebut seraya membantah bahwa saat di IGD, korban langsung muntah-muntah.

Kemudian dokter serta tim medis menanyakan kepada korban apa ada keluhan di bagian perut korban terasa sakit? korban pun menjawab tidak ada apa-apa dan keadaanya dalam kondisi baik-baik saja jawab korban yang saat itu disaksikan Yuli bersama dokter tersebut.

Lantas Yuli pun menanyakan, apakah korban belum sarapan? korban pun menjawab belum. Meski begitu dokter dan perawat segera melakukan pembersihan luka di bagian kaki korban. Setelah itu, korban baru mual dan pergi menuju kamar mandi untuk mengeluarkan muntah.

Dari keterangan dokter kepada korban sambung Yuli, dokter mengatakan berkemungkinan muntah tersebut akibat asam lambung yang naik, karena kondisi korban dalam keadaan kaget atau tegang serta belum keadaan sarapan. Apalagi menurut Yuli, saat kejadian korban tidak sedikit pun mengalami benturan didalam perut atau kepala korban.

Usai dokter dan perawat memeriksa korban serta mengobati luka-laka ringan yang dialami korban di bagian anggota tubuhnya. Yuli pun meminta penjelasan kepada dokter seperti kondisi korban saat itu. Sang dokter menyebutkan kepada Yuli bahwa korban masih dalam keadaan baik-baik saja, sehingga Yulia merasa lega mendengar keterangan dokter tersebut.

Tak lama kemudian, Yulia pun bergegas untuk menebus obat tambahan vitamin dan obat lanjutan yang harus di komsumsi korban, bahkan obat Magh yang menurutnya bukan sakit akibat kecelakaan. Usai mendapat perawatan dari dokter, ia pun menawarkan untuk sarapan pagi atau makan kepada korban disebuah warung makan terdekat di sekitar rumah sakit zainab itu.

Akan tetapi baru beberapa meter menuju warung makan lanjut Yuli, korban malah balik arah ruan IGD tersebut, sambil menyebutkan ada barang yang tinggal seperti jaket dan air meneral dari ruangan tersebut. Padahal barang-barang yang dimaksud korban sudah ia bawakan dari ruangan IGD tersebut saat itu.

"Lalu saya tanya ada yang tinggal, korban malam diam. Sewaktu di ruangan dia bilang uangnya, padahal saya pastikan tidak benar ada uang yang tinggal di ruang tempat IGD itu, karena saya sendiri ikut membantu korban masuk ke ruang IGD dan tidak menemukan apa yang dimaksudkan korban. Kemudian korban kembali ke warung untuk makan dan setelah itu saya dengar korban bolak balik menelpon orang untuk menunggu di rumah," ulas Yuli.

Ditanya, mengapa korban dibawa ke RSIA Zainab, sementara Yuli mengetahui bahwa RSIA Zainab tempat perawatan ibu dan anak saat hendak melahirkan atau sakit. Kenapa tidak langsung mengantarkan korban ke RS Umum yang menangani lakalantas?

Menurut Yuli, RSIA Zainab merupakan rumah sakit terdekat yang saat itu mereka melintas di Jalan Ronggowarsito Pekanbaru, usai mengantarkan anaknya ke SMAN 8 Pekanbaru serta berpikir RSIA Zainab memiliki standar pelayanan medis untuk menangani IGD dan mendapat informasi bahwa disana tidak hanya ada dokter SPOG anak saja.

Apalagi saat itu, Yulia hanya mengingat bagaimana secepat mungkin korban bisa mendapatkan pertolongan di Rumah Sakit terdekat tersebut. "Serta korban pun saat itu tidak ada meminta harus diantarkan ke rumah sakit umum," ungkap Yuli.

Usai dari rumah sakit tersebut lanjut Yuli, korban memberitahukan bahwa kendaraan sepeda motor yang diamankan warga tersebut sudah berada di rumah korban tanpa memberitahukan kepada Yuli sebelumnya dan korban meminta untuk diantarkan pulang ke rumahnya di Jalan Tapian Arengka II Pekanbaru, bukan di Jalan Durian seperti yang diberitakan media ini.

Mendengar permintaan korban untuk diantarkan ke alamat yang dimaksud, Yuli pun berpikir mana mungkin dirinya sendirian sebagai kaum perempuan untuk mengantarkan korban laki-laki ke alamat tersebut, sehingga Yulia bergegas mengubungi adiknya laki-laki yang saat itu berada di areal RS Bhayangkara Polda Riau di Jalan Kartini Pekanbaru untuk bisa mengantarkan korban ke rumahnya.

Setibanya di areal RS Bhayangkara Polda Riau di Jalan Kartini, Yulia dan adiknya bernama M Pranata bertemu dengan korban serta menawarkan korban untuk buat laporan LAKA di Polresta Pekanbaru.

Dengan syarat, keduanya agar membawa Barang bukti laka termasuk kendaraan korban ke Satlantas Polresta Pekanbaru. Akan tetapi korban Gordon Tindaon menolak hal tersebut dan memaksa Yuli mengantarnya pulang ke rumahnya.

"Saya sudah menawarkan buat laporan ke laka dan saya tidak bisa mengantarkan dia sejauh itu ke arengka 2 dengan barang bukti yang sudah berubah posisi," papar Yulia.

Meski begitu, Yulia pun meminta korban untuk menghubungi keluarga korban. Akan tetapi korban menolak menghubungi keluarga korban dengan dalil ponsel korban sudah rusak dan tidak bisa digunakan. Padahal dalam perjalanan menuju Jalan Kartini dari RSIA Zainab, ponsel korban sempat digunakan korban untuk menghubungi beberapa orang lewat ponselnya itu.

"Kemudian alasannya keluarganya kerja dan sibuk, sementara keluarganya saja bisa menjemput motor dari TKP dan membawanya pulang. Lalu tak lama kemudian hape korban bisa hidup lagi dan korban menghubungi keluarganya," tukas Yulia sedikit kesal.

Lantas adik Yulia pun menelpon keluarga korban agar menyarankan agar menjemput korban di Jalan Kartini dan minta keluarga tersebut bisa bertemu dengan Yulia bersama adiknya tersebut bertemu di Satlantas Polresta Pekanbaru bagian Lakalantas, tetapi korban dan keluarga menolak permintaan tersebut.

Meski begitu, Yuli dan Adiknya itupun menawarkan korban untuk menaiki mobil Grab atau gojek yang akan dipesankan, tapi lagi-lagi korban menolak tawaran tersebut dan memilih tinggal di depan kedai kopi yang tak jauh dari areal RS Bhayangakara Polda Riau di Jalan Kartini Pekanbaru.

"Jadi bukan saya mentelantarkan dia disana, tapi dia (Gordon Tindaon,red) yang memilih tetap tinggal disana," pungkas Yulia.

Awak media ini pun bertanya, siapa sebenarnya adik Yulia yang bernama M Pranta itu, apakah benar ia anggota Polri yang bertugas dibagian Samapta Polresta Pekanbaru? Yulia pun tidak mau memberikan penjelasan soal adiknya itu dan memilih tidak memberitahukan siapa adiknya itu.

Terkait informasi yang simpang siur beredar di media lanjut Yulia, ia mengaku sudah kooperatif untuk bisa menjelaskan seperti apa yang terjadi dialaminya dengan korban laka tersebut.

Jika saja korban ingin buat laporan LAKA ke Polisi, Yulia mempersilahkan hal itu, karena hal tersebut hak korban seperti yang ia tawarkan sejak kejadian laka yang terjadi pada selasa kemaren.

"Tapi dia (korban,red) sendiri yang menolak dan memindahkan barang bukti dari TKP. Segitu saja informasi yang bisa saya berikan pak," tutup Yulia sembari mengucapkan terimakasih atas kesediaan awak media ini untuk mempertanyakan peristiwa laka tersebut.***


Penulis  : Ndanres  /  Editor : Richarde         


Tags :berita
Komentar Via Facebook :