Ada Duit Ada Suara, Ini Tanggapan Masyarakat Terkait Money Politic di Rohul

Rahmat Kurniawan, Anggota (KPUD) Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau.

Pasir Pangaraian, Oketimes.com - Anggota Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Rokan Hulu (Rohul, Rahmat Kurniawan menghimbau masyarakat supaya menghindari politik uang (Mony Politic),  sebab itu dinilai mencederai proses demokrasi pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkad) 9 Desember 2015 mendatang.

Infromasi itu disampaikannya, di Kota Pasir Pangaraian, Kamis (5/11), katanya dalam waktu dekat pihaknya akan membuat spanduk atau selebaran berisikan supaya mewaspadai politik uang. Ini dilakukan di setiap kecamatan se Rohul.

" Awalnya memang kita per Daerah Pemilihan (Dapil), namun adanya pemintaan supaya dibuat di masing-masing kecamatan se Rohul," ucap Rahmat Kurniawan.

Namun, seyogya ini dilakukan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu), tapi, lanjut Rahmat Kurniawan yang akrab dengan wartawan, untuk mendukung suksesnya pelaksanaan Pilkada kali dengan target terbaik di Provinsi Riau dari delapan kabupaten/kota yang menyelenggarakannya.

" Kita komit untuk mensukseskan Pilkada ini, jadi semua tahapan kita lakukan dengan serius, kita berharap pilkada kali bisa berjalan dengan tertib dan aman," harapnya.

Ditempat berbeda, Sudirman (29) berprofesi sebagai petani karet, kalau dirinya dengan malu dan ragu, menyatakan, jika tidak ada yang memberikan serangan fajar lebih pergi kekebun, sebab siapapun yang jadi Bupati Rohul nanti dirinya tetap menjadi penderes karet.

" Kalau aku, kalau dak ado yang memborikan duik, onakku mamilih do,  samo orang tunyo, siapopun bupatinyo iduik modekolah, Limo Puluh ribu jadilah, ancak aku kakobun le," tuturnya dengan logat bahasa setempat.

Artinya, (Kalau saya, jika tidak ada yang memberikan uang, jangan harap saya akan memilih, siapa sajapun bupatinya hidup saya seperti itu juga, Rp 50 ribu jadilah, bagus lagi pergi kekebun.

Lanjutnya dengan kondisi ekonomi masyarakat, saat ini harga getah yang tak naik-naik, malah pekan ini turun lagi, beli beraspun kewalahan, jadi kalau bantuan dari para Calon Bupati-Calon Wakil Bupati (Cabup-Cawabup) mereka sangat berterima kasih.

" Kami dah konyang dek janji, sabab istilah awako janji biasa mungkir, mulai dari pemilihan presiden, gubernur dan bupati, buktinyo apo, kini ekonomi masyarakat makin sulik," tegasnya lagi.

Artinya, mereka sudah kenyang dengan janji, sebab ada istilah janji itu biasa diingkari, mulai dari pemilihan, presiden, gubernur dan bupati, buktinya sekarang ekonomi masyarakat semakin sulit saja.

Sudirman, pemilik dua anak dengan tegas menyatakan ada duit ada suara, tak duit tak ada suara, orang yang jadi bupati, masa libur bekerja, padahal mungkin depan perlu uang untuk makan anak dan istri.  (yah)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait