Kemenangan Taktik Djanur atas Suharno
OLAHRAGA- Persib Bandung mampu menghentikan rentetan kemenangan Arema Cronus di ISL 2014 melalui laga yang seru, dramatis dan diwarnai adu taktik di Stadion Si Jalak Harupat, Sorang, Kabupaten Bandung, Minggu (13/4/2014).
Tertinggal dua gol di babak pertama, tuan rumah "Pangeran Biru" mampu membalikkan keadaan di babak kedua dengan tiga gol balasan. Skor akhir 3-2.
Kemenangan tersebut juga membuat Persib mampu merebut puncak klasemen sementara ISL yang sebelumnya dipegang Arema. Kedua tim hanya berjarak satu poin saja, namun Arema masih menyisakan satu pertandingan lebih banyak.
Bagaimana Kedua Tim Melakukan Pressing
Pada awal pertandingan kedua tim sama-sama memberikan tekanan dengan merebut bola sesegera mungkin, bahkan hingga daerah lawan. Meski menggunakan formasi yang berbeda, namun Persib dan Arema memiliki cara yang hampir sama dalam memberikan tekanan.
Arema memanfaatkan tiga penyerang mereka untuk mencegah aliran bola mengalir dari belakang. Gonzales, Samsul, dan Dendi membentuk barisan pertahanan pertama mereka di depan. Bahkan beberapa kali Gustavo Lopes juga ikut naik ke depan. Keadaan ini membuat Arema lebih terbuka di belakang, karena hanya Bustomi dan Juan Revi yang melindungi empat bek Arema saat terjadi serangan balik.
Sedangkan Persib, meski sama-sama menggunakan tiga pemain di depan dalam menekan, namun melakukan pembagian peran yang lebih baik. Komposisinya Djibril, Firman, dan salah satu sayap (Atep/Ridwan) secara bergantian. Atep/Ridwan jarang sekali secara bersamaan menggantung di final-third saat Arema sedang menguasai bola. Salah satu dari kedua flank Persib pasti turun jika di areanya menjadi awal serangan Arema.
Selain itu, transisi dari bertahan ke menyerang Arema terlalu berganting pada Gustavo sehingga lebih statis dan mudah untuk digagalkan. Praktis selama 15 menit pertama pertandingan berjalan, Persib mampu menguasai jalannya pertandingan. Persib bahkan berani melakukan pressing di sepertiga lapangan akhir Arema.
Dua peluang Persib pada 15 menit pertama melalui Konate dan Vujovic, yang bermula dari pergerakan Ridwan di kanan, lahir karena pressing yang dilakukan pemain Persib terhadap back-four Arema. Igbonefo dan Gathuessi berkali-kali tertekan sehingga sering asal membuang bola ke depan.
Djajang Nurjaman juga menerapkan garis pertahanan yang tinggi kepada empat beknya, yang membuat Gonzales juga harus ikut turun membantu menjemput bola karena minim asupan. Arema menjadi tidak dapat memainkan bola dengan bebas di area sepertiga akhir melalui umpan 1-2. Satu pola yang menjadi andalan mereka saat dua kali mengalahkan Maziya di ajang Piala AFC.
Taktik Jitu dari Suharno
Menariknya, kendati Persib mendominasi penciptaan peluang lewat pressing sejak area pertahanan Arema, justru Persib yang kebobolan lebih dulu dengan taktik yang hampir sama: Arema melakukan pressing pada center-back Persib yang berujung blunder dan kemudian berhasil dikonversi menjadi gol.
Menerima back-pass dari Hariono, Vujovic yang berada di depan kotak penalti langsung ditekan oleh Syamsul Arif yang masuk dari sisi kiri. Syamsul berhasil memenangkan duel dan bisa langsung berhadapan dengan kiper Made Wirawan. Gol. 1-0 untuk "Singo Edan".
Taktik Suharno bisa diacungi jempol. Dia dengan pas sekali mengatur pembagian peran, cara dan area bermain Gonzales, Gustavo dan Syamsul Arif. Beberapa hal bisa dicatat untuk menjelaskan taktik Suharno ini.
Pertama, dia memerintahkan Syamsul untuk melakukan cutting inside ke jantung pertahanan. Tapi Syamsul melakukannya dengan efektif dan berulang kali justru ketika dia tak sedang membawa bola. Saat bola dikuasai center-back Persib, Syamsul akan masuk dan memberikan tekanan. Persib agak kerepotan menghadapi cara bermain Syamsul ini. Gol pertama pun lahir dari skema ini. detik sport
Komentar Via Facebook :