Puluhan Massa AMAK Rohul Demo RSUD Pasir Pangaraian

Aliansi Masyarakat Anti Korupsi (AMAK) melakukan aksi demo terhadap RSUD Pasir Pangaraian karena diduga adanya indikasi korupsi dalam pembangunan RSUD tersebut di Desa Rambah Tengah Utara, Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) Riau, Kamis (25/06/2015).

Ps.Pangaraian, OKETIMES.com - Aliansi Masyarakat Anti Korupsi (AMAK) melakukan aksi demo terhadap RSUD Pasir Pangaraian karena diduga adanya indikasi korupsi dalam pembangunan RSUD tersebut.

Massa yang yang berjumlah sekitar 20 ini melakukan long marc mulai dari Simpang Tangun hingga menuju RSUD Pasir Pengaraian yang terletak di Desa Rambah Tengah Utara, Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) Riau, Kamis (25/06/2015).

Dalam menempuh perjalanan sekitar 3 Km dari titik kumpul massa, yakni simpang Tangun tersebut. Aksi masa menyebutkan " Bebaskan negeri ini koruptor, dan tangkap semua koruptor di Rohul". Pemandangan ini sontak membuat warga sekitar kaget. Aksi ini juga sempat membuat macet jalan raya.

Koordinator aksi AMAK Rohul yang juga ketua DPD Perhimpunan Pemuda Riau, Habibi, dalam orasinya di halaman RSUD Pasir Pengaraian mengatakan, dari sekian banyak kasus korupsi yang ada di Rohul diantaranya adanya dugaan " Mark Up" anggaran pengadaan alat-alat kesehatan di RSUD Pasir Pengaraian senilai Rp1,7 miliar pada tahun anggaran 2011 silam.

" Sejauh ini ada 3 indikasi korupsi yang terjadi di RSUD Pasir Pengaraian sesuai data yang kita dapatkan," kata Habibie

Sambungnya lagi, adanya korupsi pengadaan obat-obatan di RSUD Pasir Pengaraian yang telah dianggarkan sekitar Rp9,9 miliar pada tahun yang sama.

" Meski sudah dianggarkan dengan nilai yang fantastis, namun tetap saja masyarakat harus membeli obat-obat di Apotek dengan harga yang mahal," kata Habibie.

Selain itu, parahnya lagi setelah dianggarkan sekitar Rp465 juta untuk biaya pengecatan RSUD Pasir Pengaraian dan biaya konsultannya sebesar Rp20 juta serta konsultan pengawas sebesar Rp15 juta yang dianggarkan pada tahun 2014 lalu, . Namun sayangnya tidak ada realisasi sampai hari ini.

" Kita tau anggarannya sudah cair pada 23 Mei silam, terbukti dari DPA anggaran yang kita peroleh," jelas Habibie.

Massa aksi menuntut kepada pihak penegak hukum supaya lebih jeli dalam menanggapi adanya laporan terkait korupsi yang melibatkan beberapa pejabat di Rohul. "Kita ingin kasus ini diungkap sampai ke akar-akarnya. Supaya masyarakat Rohul mengetahui siapa aktor utama dari kasus korupsi ini,"ungkap Habibi.

Selain menyampaikan pernyataan sikap itu, dirinya juga merasa kesal kepada Direktur RSUD Pasir Pengaraian Wildan Asfan yang saat itu ingin ditemui massa aksi AMAK Rohul. Beliau malah "melarikan diri"

" Kita ingin sampaikan ini kepada dia, namun dia malah kabur. Kabar yang kami dapat katanya dia pergi dengan Bupati. Karena ada Sidak," tandas Habibi. (rly)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :