Kementerian LHK Kagumi Rumah Tangga Mandiri Pangan Energi

Perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Zulfani Festri berkunjung ke kawasan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Kabupaten Kampar, Riau, Minggu (26/4/15) kemarin lusa.

Kampar, OKTIMES.com - Perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Zulfani Festri berkunjung ke kawasan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Kabupaten Kampar, Riau, Minggu (26/4/15) kemarin lusa. Program yang paling dikagumi adalah Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE).

"Program ini baru saya temui di Kampar. Saya terheran-heran dengan program ini. Tadi ada diperlihatkan sapi enam ekor, ada ayam, ikan, ada tanaman lain, pupuk cair dari kotoran juga memasak menggunakan biogas hasil kotoran sapi, semoga Kampar tercapai swasembada pangan dan bebas dari kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh di 2016," kata Zulfani saat berkunjung ke kawasan P4S dengan didampingi seorang rekan dan Bupati Jefry Noer.

Zulfani Festri sebelumnya pernah menjabat sebagai Kasubdin Kehutanan di Pemda Kampar dan tahun 2007 pindah ke Jakarta bertugas di Kementerian LHK hingga saat ini.

Setelah diajak berkeliling melihat sapi, pengolahan kotoran menjadi pupuk kandang dan pupuk cair, peternakan ayam ditambah kolam ikan serta tanaman lainya seperti bawang dan bumbu dapur serta diakhiri dengan menyamtap mie instan yang bahan bakarnya adalah biogas hasil dari reaktor hasil olahan kotoran sapi tadi membuat Zulfani mengaku takjub.

Menurut dia RTMPE merupakan program yang snagat inovatif. "Seperti inilah yang dibutuhkan masyarakat dan menjadi solusi kebutuhan masyarakat pedesaan," katanya.

Setelah meninjau lahan percontohan RTMPE, Jefry melanjutkan dengan memberikan motivasi kepada peserta Pelatihan P4S. Dia menekankan kepada peserta tentang kunci keberhasilan dalam hidup yaitu dengan menjadikan setiap apa yang dikerjakan sehari hari dengan niat ibadah sehingga apa yang dilakukan mendapat ridho dari Allah SWT.

"Kebanyakan ukuran keberhasilan seseorang itu menggunakan ukuran yang salah, padahal setiap hari keberhasilan itu dapat dicapai sehingga menjadi pengantar menuju kesuksesan dengan menjadikan aktivitas mereka bernilai ibadah, itulah tolok ukur keberhasilan yang nyata," kata Jefry.

Jefry juga mengingatkan peserta pelatihan agar jangan main main dengan pertanian terlebih hasil yang dapat diperoleh. Salah satu contoh yang pernah merasakan hasil pertanian ini adalah Muslim yang berhasil panen cabai yang dari tiap batangnya tembus sampai 1,5kg/batang, dengan modal Rp198 juta sehingga dapatlah untung Rp1,248 miliar," kata Jefry mengungkapkan. (Hms/rls)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :