Bupati Kampar Usul Tatiem Direksi BRK Diptong 2,5 Persen
Bupati Jefry Noer saat menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) di Hotel Harmony Batam Kepri, Kamis malam (23/4/15) lalu.
Kampar, OKETIMES.com - Bupati Kampar Jefry Noer mengusulkan pemotongan tatiem atau bonus untuk jajaran direksi dan komisaris PT Bank Riau-Kepri (BRK) dari 5 persen menjadi 2,5 persen yang kemudian dialihkan untuk menambah jasa produksi sebagai bentuk meningkatkan kesejahteraan pegawai.
"Kalau jasa produksi itu adalah untuk karyawan yang jumlahnya lebih 2.000 orang. Sebelumnya untuk jasa produksi adalah sebesar 20 persen, dan ditambah menjadi 22,5 persen. Walau kecil, namun akan memberikan dampak besar bagi kinerja BRK kedepannya," kata Jefry Noer kepada pers di Hotel Wisata Tiga Dara, Kecamatan Siak Hulu, Kampar, Minggu (26/4/15) lalu.
Jefry mengatakan, pemotongan tatiem tersebut merupakah langkah awal perbaikan manajemen perusahaan perbankan milik daerah itu.
Menurut dia, pemotongan tatiem tidak akan berdampak besar terhadap kinerja direksi dan komisaris karena mereka jumlahnya sedikit, hanya sepuluh orang. Walaupun tatiemnya 2,5 persen, tetap saja yang diterima jumlahnya besar.
"Bandingkan dengan jumlah karyawan yang mencapai lebih 2.000 orang. Merekalah yang selama ini bekerja dan menjadi ujung tombak kemajuan Bank Riau-Kepri sehingga memang kesejahteraan mereka harus didepankan," katanya.
Jefry melanjutkan, pihaknya juga memberika target kerja bagi jajaran direksi untuk segera memberikan kemajuan bagi perusahaan perbankan ini kedepannya.
"Jangan lama-lama, karena kalau sudah ada target, maka target itu harus tercapai. Dua minggu, sebulan atau bahkan enam bulan Bank Riau-Kepri harus sudah lebih baik dibanding sebelumnya," kata dia.
Jika target tidak tercapai, lanjut dia, maka seluruh direksi dan komisaris harus siap untuk dicopot dan diganti.
"Untuk apa menempatkan orang yang tidak mampu bekerja, target tidak tercapai. Maka jika dalam waktu yang telah ditetapkan tidak juga ada kemajuan, maka saya akan meminta untuk mereka diganti semua," kata Jefry.
Jangan juga, demikian Jefry, hanya karena tatiem dipotong terus malas-malasan bekerja. Karena menurut dia, ketika orang itu bersedia untuk menempati posisi dengan tanggung jawab besar, maka dia harus siap juga untuk bekerja keras.
Kemudian dengan adanya penambahan untuk jasa produksi bagi karyawan, lanjut dia, maka diharapkan pelayanan dan kinerja BRK akan jauh lebih baik.
Kalau kinerja dan pelayanan sudah baik, menurut dia masyarakat akan puas dan menambung bersama-sama di bank kebanggakan daerah ini. Kalau sudah banyak nasabah, tentu tidak harus selamanya ketergantungan dengan dana pemerintah daerah.
Jefry menjelaskan, sebelumnya Pemda Kampar merupakan pemegang saham terbesar kedua setelah Pemerintah Provinsi Riau yakni mencapai 20 persen. Namun tahun ini menjadi yang ketiga setelah Pemprov Riau dan Bengkalis dengan saham sebesar sepuluh persen.
Dengan nilai saham yang besar itu, Pemda Kampar memiliki hak untuk bersuara dalam menentukan arah BRK agar menjadi lebih baik kedepannya. Salah satunya, lanjut dia, adalah dengan pemangkasan tatiem yang merupakan jatah direksi dan komisaris untuk dialihkan ke jasa produksi bagi karyawan yang jumlahnya ribuan orang.
"Dan permintaan saya itu telah disetujui sehingga kedepan tidak ada lagi kesenjangan penghasilan yang begitu besar antara direksi, komisaris dan karyawan.," katanya.
Saat ini BRK dipimpin oleh Dr Irvandi Gustari selaku Direktur Utama yang terpilih melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) luar biasa (LB) yang dilaksanakan di Batam, Kamis (23/4). Irvandi sebelumnya menjabat sebagai Senior Vice President (SVP) Bank MNC.
Sementara untuk Komisaris Utama ditempati oleh mantan Wakil Gubernur Riau Mambang Mit. Keduanya diminta mundur jika dalam enam bulan kedepan, tidak memperlihatkan peningkatan kinerja terhadap pergerakan roda BUMD tersebut. (hms/rls)
Komentar Via Facebook :