Sehari 5 Ton Limbah Sabut Kelapa Menumpuk

RANGSANG PESISIR, oketimes.com- Setelah limbah kulit sagu mampu diolah oleh kehadiran PT Sara Rasa Biomassa, kini giliran limbah sabut kelapa yang jumlahnya mencapai ribuan ton dicarikan investor untuk diolah.

Selama ini para petani menganggap sabut kelapa ini tak beharga hanya di buang ditumpuk di kebun bila tidak habis dibakar. Riwayatnya sama dengan kulit sagu sebelum ada pihak yang mengolah terbiar sehingga mengeluarkan bau busuk.
  
Menurut kepala Desa (Kades) Beting, Kecamatan Rangsang Pesisir, Sutarno kepada wartawan, Senin (24/3), mengatakan dalam satu hari saja limbah sabut kelapa yang dihasilkan dari perkebunan di desanya itu mencapai 5 ton lebih. Bila di konversikan dalam satu bulan mampu menghasilkan 100- 150 ton limbah sabut kelapa.
  
Sampai saat ini ratusan ton limbah sabut kelapa tersebut terbuang dan dibiarkan lapuk tertutup semak belukar akibat dari belum adanya pemampaatan yang tepat dalam melakukan pengolahan tersebut.
  
"Ini baru di desa Beting, belum lagi di Desa Sendaur, Tanah Merah maupun Kedabu rapat yang memang sentral perkebunan kelapa di Rangsang Pesisir. di Kecamatan Rangsang Pesisir di perkirakan dalam satu hari mampu menghasilkan ribuan ton limbah sabut kelapa. dan ribuan ton sabut kelapa tersebut tak diolah di biarkan menumpuk dan berserak di kebun," ungkap Kades Beting.
  
Sutarno berharap ada investor yang berani menginvestasikan modalnya untuk mengolah limbah sabut kelapa. Kita berani menjamin ketersediaan stock untuk kebutuhan industri pengolahan," harapnya.
  
Karena tak dimanfaatkan, limbah sabut kelapa ini malah menjadi sarang nyamuk dan belatung. Menurut salah seorang petani kelapa, Mukhyar (47) asal Desa Kedaburapat, mengaku pusing mengatasi menumpuknya limbah sabut kelapa tersebut, "Pusing pak, kalau dibiarkan akan terus menggunung di kebun-kebun. Kalau pun dimanfaatkan, untuk apa. Paling banter hanya untuk pengganti kayu bakar saat membakar kue bangkit, itupun saat persiapan menyambut lebaran. Setelah itu, tumpukan sabut kelapa hanya menjadi media berkembang biak nyamuk dan belatung. dari pada nyamuk bersarang dan berkembangbiak makanya kita bakar habis," ungkap bapak dua anak ini.
  
Terkait, Forum komunikasi kader kesehatan (FK3) Pembina Dr H Misri Hasanto, Mkes, melalui penasihatnya, Sukemi mengungkapkan bahwa saat ini sedang berusaha mencari solusi pemanfaatan limbah sabut kelapa tersebut, "Kita sudah Mensurvei di sejumlah lokasi, dan kita telah merencanakan untuk mengolah limbah dari sabut kelapa itu agar limbah kelapa yang masih terbuang itu bisa dimaafaatkan nantinya," katanya.
  
Sukemi mengatakan, dengan tersedianya alat mesin pengolah limbah sabut kelapa tentunya akan mengurangi limbah sabut kelapa termasuk juga pengangguran di daerah tersebut, serta akan meningkatkan ekonomi masyarakat, tandasnya.(jai/oke)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait