Hari Ini, Riau Mulai Masuk Musim Hujan Hingga April 2014
PEKANBARU.oketimes.com- Berdasarkan prakiraan Stasiun Meteorologi Pekanbaru untuk tiga hari ke depan kondisi atmosfer di lapisan 10.000 Feet dan 19.000 Feet cukup lembab dengan nilai kelembaban berkisar antara 70 - 90 persen. Artinya pasokan uap air untuk mendukung pertumbuhan awan hujan masih sangat berpotensi.
Dari gambaran tersebut justru terlihat bahwa atmosfer dengan kelembaban 70 - 90 persen lebih merata di wilayah Riau artinya bahwa potensi hujan akan lebih merata di wilayah Riau.
Saat ini memang untuk wilayah Riau sebelah Timur dan Timur Laut yang mana di daerah tersebut banyak terkonsentrasi titik panas (hotspot) masih belum banyak hujan namun beberapa hari ke depan akan ada potensi hujan yang turun akan lebih merata. Sehingga diharapkan lokasi-lokasi sumber asap akibat kebakaran hutan dan lahan dapat padam.
Dengan mulai masuknya musim hujan di wilayah Riau pertengahan Maret 2014 ini hingga puncak musim hujan pada bulan April 2014, diharapkan masalah kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan bisa diatasi dan masyarakat kembali dapat menikmati udara segar Pekanbaru. Secara klimatologis hujan mulai banyak mengguyur Riau mulai pertengahan Maret 2014 hingga puncaknya di April 2014 dan mulai pertengahan Oktober 2014 dengan puncaknya pada November 2014.
Hal ini dikemukakan Kepala Stasiun Meteorologi Pekanbaru, Sugarin melalui press release-nya kepada pers Sabtu malam tadi (15/3).
Menurut Sugarin, beberapa hari lalu kabut asap sangat mengganggu wilayah Riau yang mana puncaknya pada tanggal 12 - 13 Maret 2014 di mana akibat kabut asap jarak pandang di Pekanbaru dilaporkan pada pagi hari hanya 50 - 100 mater dan hanya merangkak naik di kisaran 200 meter pada siang hari. Akibatnya Bandara SSK II Pekanbaru dinyatakan lumpuh total karena jarak pandang sangat minim tersebut dikhawatirkan mengganggu keselamatan aktivitas penerbangan.
Mengapa Kabut Asap masih menyelimuti Bandara Pekanbaru hal tersebut karena di lokasi sumber asap angin agak kencang dan angin tersebut bertiup dari arah Timur Laut - Timur atau mengarah ke Barat Daya - Selatan yang akhirnya berdampak sampai Ke Sumatera Barat dan Jambi sehingga juga melumpuhkan transportasi penerbangan terutama di Bandara Minangkabau mencapai di bawah 1.000 meter.
Akibatnya banyak maskapai yang membatalkan jadwalnya. Khusus untuk di Bandara SSK II beberapa hari terakhir ini kecepatan anginnya di bawah 10 Km/Jam artinya dikategorikan lemah (Calm) hal tersebut yang menyebabkan terjadinya penumpukan kabut asap menjadi lebih pekat.
Namun pada 15 Maret 2014 antara pukul 13.00 WIB-14.30 WIB di Bandara SSK II telah terjadi hujan dengan intensitas sedang sampai lebat di mana tercatat pukul 19.00 WIB berjumlah 23.0 mm. Dari data ARG (Automatic Rain Gauge) yaitu alat penakar hujan otomatis dan data secara online terkirim ke Stasiun Meteorologi Pekanbaru 15 Maret 2014 pukul 19.00 WIB yaitu wilayah : Bangkinang Kabupaten Kampar (1,1 mm), Talukkuantan Kabupaten Kuansing (9,0 mm), Pasirpengaraian Kabupaten Rokan Hulu (,1 mm), Selat Panjang Kabupaten Kepulauan Meranti (0,1 mm) dan Batang Cinaku Kabupaten Inhu (7,1 mm) serta Kota Dumai (5,4 mm) yang masih kategori hujan ringan.
Hal tersebut sesuai dengan prediksi BMKG Pekanbaru dalam Posko Satgas Bencana Asap bahwa mulai 14 Maret 2014 sore dan dalam beberapa hari berikutnya Provinsi Riau peluang hujan mulai ada peningkatan.
Di mana pada 14 Maret 2014 sore atau malam telah terjadi hujan ringan meskipun masih bersifat sporadis atau tidak merata. Hujan yang lebih merata terjadi pada 15 Maret 2014 di daerah tersebut (Bangkinang, Talukkuantan, Pasirpengaraian, Selatpanjang dan Batang Cenaku
serta Kota Dumai.
Hal ini dikarenakan dari beberapa model prakiraan cuaca termasuk WRF BMKG menunjukkan tingkat Kelembaban Udara pada ketinggian 10.000 Feet (700 Mb) dan 19.000 Feet (500 Mb) mulai basah. Jikalau pada akhir Januari 2014 hingga 13 Maret 2014 menunjukkan kelembaban pada ketinggian tersebut hanya bertahan di kisaran angka 1-30 persen saja namun mulai 14 Maret 2014 sore dan seterusnya tiga hari ke depan kelembaban pada ketinggian tersebut sudah menunjukkan angka yang menggembirakan yakni 60–70 persen.
Hal ini berarti bahwa udara di wilayah Riau sudah mulai cukup lembab atau pasokan uap air untuk pembentukan awan guna mendukung terjadinya hujan sudah mulai ada peluang di atas wilayah Riau. Hal ini juga seiring dengan pergeseran arah matahari yang terus bergerak ke arah Equator yang mana puncaknya posisi matahari di equator akan tercapai pada 23 Maret 2014.
Potensi hujan yang akan mulai mengguyur wilayah Riau pada pertengahan Maret 2014 juga sudah dirilis BMKP Pekanbaru dan telah disampaikan ke pihak Pemprov Riau pada saat rapat-rapat koordinasi dengan Pemprov Riau semenjak awal dan pertengahan Februari 2014.
Hal ini juga didasarkan pada kondisi klimatologis, yang mana dikarenakan posisi geografis Riau yang berada di equator maka sifat hujannya otomatis adalah type equatorial yang mana tipe ini secara klimatologis memiliki dua puncak musim hujan yakni pada bulan April dan November. Secara klimatologis hujan mulai banyak mengguyur Riau mulai pertengahan Maret
hingga puncaknya di April dan mulai pertengahan Oktober dengan puncaknya pada November.
Dengan mulai masuknya musim hujan di wilayah Riau mulai pertengahan Maret hingga puncak musim hujan pada bulan April 2014 ini, diharapkan masalah kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan bisa diatasi dan masyarakat kembali dapat menikmati kesegaran udara Pekanbaru.(mp)
Komentar Via Facebook :