Wabup: “Selatpanjang Undercover” Ancam Generasi Meranti

Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti, Drs H Masrul Kasmy saat membuka Workshop Tokoh Masyarakat Peduli AIDS Kabupatem Kepulauan Meranti, selasa (9/12)

SELATPANJANG, oketimes.com– Wakil Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Masrul Kasmy MSi merasa khawatir dengan prilaku sex bebas dan menyimpang yang menyebabkan meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS di Meranti. 
 
"Dari temuan Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Kepulauan Meranti ada prilaku penyimpang saat ini yang sungguh diluar dugaan kita. Ternyata ada pelacur pria di kota kita atau dengan istilah gigolo. Ini sungguh mengejutkan sekali. Temuan KPA ini seperti buku Jakarta Undercover, sesuatu yang tersembunyi yang tidak ketahui oleh masyarakat luas. Barangkali hal ini sama dengan Selatpanjang Undercover, yang mengancam kita dan generasi kita, ini harus kita waspadai, bersama," ucap Wabup dihadapan peserta  Workshop Tokoh Masyarakat Peduli AIDS Kabupatem Kepulauan Meranti, Selasa (9/12) yang digelar oleh KPA Meranti.
 
Prilaku penyimpang, Lanjut Wabup mempunyai resiko tinggi untuk terjangkit HIV/AIDS diantaranya penjaja seks, gay atau homoseksual, waria. Bahkan ini akan menambah lagi mata rantai penularan HIV/AIDS yang ditularkan kepada keluarga seperti ibu dan anak yang ditularkan oleh seorang bapak yang menggunakan jasa penjaja seks.
 
"Pencegahan penyebaran HIV/AIDS harus sama-sama kita tangani, seluruh komponen masyarakat. Ini tidak hanya bisa ditangani oleh KPA saja, atau Dinas Kesehatan saja. Kita semua, sebagai bagian dari masyarakat, Guru, Ustad, Kepala Desa, Tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh muda harus peduli dengan kondisi yang terjadi di saat ini, agar jumlah penderita HIV/AIDS tidak bertambah, kita juga berharap jangan sampai penyakit ini merubah citra Kabupaten Kepulauan Meranti," harap Wabup yang juga merupakan Ketua KPA Kabupaten Kepulauan Meranti.
 
Sementara itu, dari data yang dipaparkan, jumlah HIV/AIDS di Kabupaten Kepulauan Meranti mencapai 23 kasus dengan rincian 15 orang penderita HIV dan 8 orang penderita AIDS. Ini hanya data yang masuk dan ditangani KPA Meranti, jumlah tersebut bisa jadi lebih banyak, karena HIV/AIDS ini bagaikan fenomena gunung es, yang terlihat saat ini hanya permukaannya saja.
 
Sekretaris KPA Kabupaten Kepulauan Meranti, drg Vivianti dalam forum diskusi memaparkan salah satu kasus di Kabupaten Kepulauan Meranti, yaitu kasus seorang ibu rumah tangga di Desa Lukit berusia 27 tahun. Sudah 2 tahun menikah dan mempunyai anak, ketika diperiksa ke Pekanbaru ternyata positif AIDS dan pulang ke desa ia dicerai oleh suami bahkan masyarakat mengusir ibu tersebut, akhirnya ibu tersebut meninggal dunia.
 
"Kondisi HIV/AIDS di Meranti memang harus kita waspadai. Saat ini, penderita HIV/AIDS tidak hanya di kota Selatpanjang, namun sudah menjangkau masyarakat pedesaan bahkan masyarakat Suku Asli Akit di Kabupaten Kepulauan Meranti sudah ada yang menderita HIV," ucap Vivianti.  (rahmi/REC)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :