Anggota Brutal, Kapolresta Minta Maaf
PEKANBARU, oketimes.com- Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Robert Haryanto Watratan SH SSos MH meminta maaf atas aksi brutal yang dilakukan aparat kepolisian dalam pembubaran sejumlah mahasiswa di Mushala Assyakirin yang berlokasi di dalam komplek Kantor RRI Jalan Sudirman, Kecamatan Pekanbaru Kota, Selasa (25/11) sore kemarin.
Insiden tersebut merupakan sebuah proses pengkajian diri bagi semua pihak. "Kami (Polresta) meminta maaf atas kejadian dan kekeliruan anggota kami. Kedatangannya ke MUI Provinsi Riau, untuk mengklarifikasi dan menyatakan permitaan maaf kepada umat muslim melalui MUI Provinsi Riau, terkait penyerangan pengunjuk rasa didalam Mushala Assyakirin RRI," jelas Robert melalui Kasat Intel Kompol Bainar pada Riaueditor, Kamis (27/11) siang.
Disisi lain lanjut Bainar, hal itu hanyalah pembelaan dari para mahasiswa saja. Karena di belakang aksi itu ada unsur politisnya. "Dalam aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasisiwa di kantor RRI bukan semuanya mahasiswa. Ada dua orang yang kita amankan ternyata dari Partai Politik yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS)," ungkapnya.
Bainar berharap kejadian tersebut menjadi yang pertama dan terakhir. "Ke depan, demo yang dilakukan haruslah dengan sopan dan santun. Selain itu,tiga hari sebelum kegiatan, pendemo wajib memberitahukan sebelumnya ke pihak Polresta. Dan nanti dalam aksi tersebut jangan sampai ditunggangidenganhal-hal lain," harapnya.
Ditempat terpisah, Prof Dr H Muhdini MA melalui humas MUI Provinsi Riau Abdurahman, kepada wartawan saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya membenarkan tentang klarifikasi dan permintaan maaf yang dilakukan pihak Kepolisian terkait kejadian tersebut.
"Ya, Kapolresta Pekanbaru datang untuk mengklarifikasi serta meminta maaf atas peristiwa tersebut," ujar Abdurahman.
Penyerangan mahasiswa oleh polisi ini terjadi Selasa (25/11) sore kemarin, saat mahasiswa yang melakukan aksi demo di RRI dibubarkan paksa oleh aparat polisi karena dinilai tidak memiliki izin.
Karena ketakutan banyaknya mahasiswa yang dipukuli polisi, maka sebagian mahasiswa berlindung di dalam mushalla yang ada di samping Kantor RRI. Ternyata pihak polisi tetap mengejar mahasiswa hingga masuk mushalla tanpa menanggalkan sepatu menginjak-injak lantai mushalla tempat ibadah.
Atas insiden ini, selain puluhan mahasiswa terluka tindak brutal polisi yang menerobos masuk ke dalam tempat suci tersebut lengkap dengan sepatu juga menyebabkan lemari kecil tempat menyimpan sajadah dan Al Qur`an rusak.(dm)
Komentar Via Facebook :