Lecehkan Tugas Wartawan, Dua Oknum Ditres Narkoba Dilaporkan Ke Propam Polda Riau
Lecehkan Profesi Wartawan: Dinilai melecehkan tugas jurnalistik, Soni Chandra Wartawan Harian Vokal mendatangi dan melaporkan dua oknum Ditres Narkoba ke Bidang Propam Polda Riau, Jumat (21/11/2014).
PEKANBARU, oketimes.com- Dinilai melecehkan tugas Wartawan, dua oknum anggota Ditnarkoba dilaporkan ke Bidang Propam Polda Riau, Jumat (21/11/2014) kemarin. Kedua oknum Ditnarkoba Polda Riau itu berinisial JI berpangkat AKP dan JA berpangkat Brigadir.
Soni Chandra (31) seorang wartawan koran Harian Vokal yang melaporkan oknum anggota polisi dari satuan Direktorat Reserse Narkoba Polda Riau, ditenggarai atas pelecehan profesi terhadap dirinya saat melakukan tugas jurnalistik di komplek pemukiman warga Jalan Pangeran Hidayat Pekanbaru pekan lalu.
Bersama tim kuasa hukum dari Lembaga Bantuan Hukum Persatuan Wartawan Indonesia (LBH PWI), Sugiharto dan Edwar Pasaribu, Soni mendatangi dan melaporkan sikap arogan dan penistaan profesi wartawan itu kepada Bidang Propam Polda Riau dengan Laporan Polisi (LP) nomor SPTL/130/XI/2014/YANDUAN.
"Dalam laporan saya ke Dit Propam Polda Riau itu, saya mengadukan dugaan pengancaman dan perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan anggota Dit Reserse Narkoba Polda Riau, AKP Jauhari dan Brigadir Jaya," ujar Soni pada riaueditor.com usai melaporkan kejadian.
Dikatakan Soni, kronologis pelecehan yang dialaminya bermula ketika tim Ditresnarkoba tengah melakukan penyergapan yang diduga sebagai pengedar Narkoba di Jalan Pangeran Hidayat Pekanbaru. Lantas warga pun berbondong-bondong melihat kejadian itu. Tak mau ketinggalan kejadian tersebut, Soni bergegas ke TKP dan melakukan tugas jurnalistiknya dengan mengambil beberapa gambar untuk dokumentasi berita.
Soni mengatakan, aksi arogan yan diduga dilakukan kedua anggota Ditres Nakorba itu berawal, Rabu (19/11) sekitar pukul 14.05 WIB. Ketika itu pelapor tengah melintas persisnya di Jalan Pangeran Hidayat. Waktu bersamaan, ia melihat adanya keramaian di sekitar lokasi tepatnya di Gang Sago, dan ia memutuskan untuk berhenti.
"Saat kejadian, ada ramai warga, dan saya berhenti, tanya ke mereka, katanya ada penggrebekan, tentu saya segera turun dan melakukan peliputan," terangnya.
Pelapor lalu mengambil ponselnya dan berusaha mengabadikan momen tersebut. Sempat mendapatkan sekitar 5 foto, ia pun tiba-tiba dihampiri oleh salah satu anggota polisi yang tak diketahui namanya.
"Kau wartawan, Mana kartu Pers kau, Main foto aja, siapa suruh," jelas korban menirukan, dimana saat bersamaan polisi berpakaian sipil itu juga mengambil paksa ponsel yang dipegang korban.
Tindakan tersebut, memicu terjadinya perdebatan antara korban dan polisi tersebut. Meski sudah menjelaskan identitas dirinya, oknum polisi tersebut tak terima dan malah turut memeriksa tas serta gantungan kartu Pers korban, dimana di dalamnya terdapat kartu Pers dari koran Harian Vokal, kartu PWI dan lainnya.
"Oknum itu mengancam saya dengan berkata, kufoto kau dan kutandai fotomu. Kau ini grup mereka ya, biar kami angkut sekalian," tutur Soni menirukan ucapan oknum polisi tersebut. Oknum polisi itu lantas memfoto wajah Soni. Tidak cukup itu saja, ia meminta KTP Soni, lantas menfotonya.
Tuduhan dan tindakan yang dinilai tak pantas itu, ditanggapi Soni dengan menyatakan bahwa dirinya adalah peliput media, dan sudah tugasnya meliput peristiwa yang terjadi serta mengabadikan foto-foto penggrebekan seperti itu.
"Saya tak terima bila oknum polisi ini menuduh saya bagian dari kawanan pelaku yang sedang mereka tangkap, apalagi sikapnya melecehkan profesi saya sebagai pekerja media, itu dilakukan di depan warga yang menyaksikan," ujar Soni menambahkan.
Usai melakukan penggeledahan di TKP itu, kata Soni, seorang oknum polisi yang tadi merebut handphonenya mendatangi dirinya.
"Ini handphone mu, lain kali kau jangan begitu," ungkap Soni menirukan ucapan oknum polisi tersebut. Saat Soni memeriksa handphone miliknya itu, semua foto peristiwa yang baru saja direkam, sudah dihapus oleh oknum polisi tersebut.
"Semua foto yang baru saya ambil, sudah dihapusnya," kata Soni menyesalkan sikap arogan oknum polisi itu.
Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryotejo, SIK saat hendak dikonfirmasi terkait kejadian tersebut di ruangannya, sedang tidak berada di tempat. "Bapak sedang keluar kota," ujar petugas di sana. (ari)
Komentar Via Facebook :