Proyek Siluman di Pekanbaru Makan Korban

Proyek drainase siluman milik DPPCK yang diduga menelan korban jiwa di Rumbai Pesisir.

PEKANBARU, oketimes.com– Perpres No 70 tahun 2012 dan Keppres No. 80 tahun 2003, dan UU Keterbukaan Informasi Publik, sepertinya tidak berlaku bagi Dinas Perumahan Permukiman dan Cipta Karya (DPPCK) Pekanbaru. Buktinya, hampir semua proyek yang berada dibawah naungan instansi tersebut, bak proyek siluman.

Hal ini terlihat dari penelusuran riaueditor.com di dua Kecamatan yakni, Rumbai Pesisir dan Limapuluh, awal Nopember 2014 ini. Sejumlah proyek pembangunan drainase dan box culvert di dua Kecamatan ini, tak satupun memiliki papan informasi.

Dari sekian proyek siluman tersebut, satu diantaranya yakni proyek Jaringan Drainase Disamping Perumahan Perdana Limbungan RW. 12 Kel. Lembah Sari, bahkan diduga telah menelan korban jiwa.

Pasalnya, saat riaueditor.com bersama harian Riau Pesisir memantau pekerjaan pada jaringan drainase tersebut, Sabtu (1/11), puluhan warga setempat mengaku baru saja mengevakuasi dua orang pekerja yang ditimpa dinding drainase.
Warga yang enggan ditulis jati dirinya itu mengungkapkan, satu dari dua korban tersebut kemungkinan nyawanya tidak tertolong lagi. Sedangkan yang satu lagi, dipastikan mengalami luka parah, ujar warga.

Mereka menyebutkan, peristiwa rubuhnya dinding drainase itu terjadi sekitar pukul 9.00 WIB. Saat itu para pekerja tengah membuka mall dinding drainase yang baru saja dua hari dicor. Tanpa diduga, tiba-tiba saja dinding drainase tersebut roboh dan menimpa kedua pekerja, hingga dilarikan ke rumah sakit.

Sementara disaat bersamaan, salah seorang yang diduga pengawas proyek, langsung kabur di tengah keramaian warga saat mengetahui kedatangan riaueditor.com bersama harian Riau Pesisir.

Saat ditanya kepada warga, mereka membenarkan bahwa yang kabur barusan memang pengawas proyek. Akan tetapi mereka tidak mengetahui siapa nama pengawas tersebut.

Dikonfirmasi terpisah, Pejabat Pengawas Teknis Kegiatan (PPTK) Bahrizal saat ditemui, Senin (3/11) terkesan cuci tangan. Ia mengatakan, tugas dia sebagai PPTK, hanya sebatas administrasi.

Ketika ditanya masalah papan informasi proyek yang satupun tidak ditemukan, Bahrizal mengaku dirinya tak punya kewenangan untuk menjelaskan masalah itu.

"Saya sebagai PPTK hanya sebatas administrasi. Soal ketiadaan papan plang proyek, tanya Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), juga Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)," ujar Bahrizal singkat.

Sementara itu PPK yang juga Kabid Drainase, Zamher yang berkali kali dicoba ditemui di kantornya, tak kunjung memperlihatkan batang hidungnya.

Dari informasi yang diperoleh di lingkungan DPPCK, Zamher jarang ngantor. Kalaupun ngantor palingan hanya 10 menit saja. Selebihnya tidak diketahui kemana, ujar sumber. (fin)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait