10 Kandidat Pahlawan 2014 versi MNCTV

10 Kandidat Pahlawan 2014 versi MNCTV

JAKARTA - Setelah sukses menggelar program Pahlawan untuk Indonesia pada 2012 dan 2013, tahun ini MNCTV kembali menghelat program bertajuk MNCTV Pahlawan untuk Indonesia 2014.

MNCTV memiliki beberapa kriteria dalam memilih para pahlawan itu. Salah satu kriteria adalah orang tersebut bisa menjadi inspirasi bagi orang lain untuk berbuat yang lebih baik.

Semua aspek itu akan dinilai langsung oleh CEO MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, Ahmad Syafi'i Ma'arif selaku cendekiawan, Sosiolog Imam B Prasodjo, Pengamat Tata Kota Marco Kusumawijaya, dan Aktivis Sosial, Anne Avantie.

Berikut 10 kandidat pahlawan 2014 versi MNCTV:

1. Achmad Nuril Mahyudin

Seorang pejuang kehidupan masyarakat pinggiran. Keprihatinannya pada anak-anak jalanan di Ibu Kota, pada tahun 1989 membuatnya memutuskan untuk mengajak anak jalanan mengembangkan kreativitasnya dalam mendapatkan penghasilan untuk memproduksi tas, logo, dan kaos.

Pria kelahiran Lamongan, 3 Oktober 1967 itu, juga memnehuhi kebutuhan air masyarakat Ngawi yang menderita kekeringan.

2. Asia Pananrangi

Sosok penebar asa bagi penderita kusta di Kabupaten Bone, Sulawesi Selaran. Tahun 2002, dibantu tenaga ahli kesehatan Kabupaten Bone, secara rutin dua kali seminggu mendatangi Desa Lerang yang terisolir untuk melakukan pendampingan dalam proses penyembuhan dan perawatan bagi penderita kusta.

3. Ai Dewi

Sang pendobrak adat suku pedalaman. Sejak 1992, Dewi secara sukarela menjadi guru keliling di 60 kampung dengan menempuh perjalanan puluhan kilometer menuju pemukiman di Suku Badui. Seiring berjalan, pada 2006, usaha Dewi membuahkan hasil. Dengan bantuan pihak swasta yang dinaungi Kementerian Agama, ia membangun sekolah Madrasah Ibtidaiyah (setara SD) dan Madrasah Tsanawiyah (setingkat SMP) di Desa Cicakal.

4. I Made Sumasa

Sang inisiator ekonomi nelayan. Pada tahun 2009 dia mengumpulkan nelayan di pesisir Desa Tuban dan membentuk kelompok Nelayan Warnasari dengan anggota 95 orang (sekarang 550 orang). Untuk memotivasi nelayan, Sumasa membuat usaha simpan pinjam tanpa agunan dengan pinjaman maksimal Rp5 juta.

5. Nasbawan Siregar.

Seorang pendidik anak tak mampu di Kelurahan Bintuju, Kabupaten Tapanuli Selatan. Pada tahun 2007, ia merelakan "tabungan haji" miliknya untuk membangun sekolah PAUD dan TK yang diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu. Setelah empat tahun berjalan, ia menjual rumahnya di Padang Sidempuan seharga Rp145 juta untuk membeli tanah guna membangun sekolah setingkat SD.

6. Untung Sutrisno

Sang penghijau hutan gundul di Bondowoso. Sejak dilanda banjir tahun 2005 di kawasan itu, dia berpikir melakukan penghijauan, dan antisipasi keterbatasan air.

Ia melakukan edukasi ke masyarakat tentang penghijauan pada pondok pesantren dan masyarakat pinggiran.

7. Martha Kewuan

Sang pemberdaya perempuan di Desa Neolbaki, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Ia membuat kelompok wanita tani dan menghidupkan kembali lahan tidur untuk ditanami berbagai kebutuhan rumah tangga. Kini, 28 kelompok binaannya sudah mampu mandiri dan menjadi salah satu penyuplai sayur-sayuran di wilayah Kupang.

8. Rasino

Seorang pengajar seni tradisional. Dengan keterbatasannya, Rasino yang sejak lahir sudah kehilangan penglihatannya, mampu mengubah kegelapan menjadi cahaya terang melalui lantunan nada dan ketukan irama gamelan dalam seni karawitan. Sejak 1999 ia mulai melestarikan seni karawitan dengan mengajar di beberapa sekolah dan sanggar di kawasan Solo tanpada dibayar.

9. Zaul Haq Nawawi

Sang pemberdaya masyarakat pesisisir. Ia aktif memberikan pelatihan kewirausahaan dan membina beberapa kelompok wira usaha rumah tangga seperti abon sehat, juku kalatoro atau pengemas ikan asin, kripik rumput laut, keripik ikan, dan selai nanas. Zaul adalah lulusan Universitas Hasanuddin Jurusan Perikanan.

10. To Suprapto, pelopor pertanian terpadu di Sleman, Yogyakarta. Suprapto menerapkan sistem diversvikasi pangan, agar setiap bulannya masyarakat dapat panen dan mendapatkan hasil berkelanjutan.

(ugo/okezone)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait