Soal Penembakan Misterius, Dewan Sebut `Jangan Sampai Terulang Lagi`

Sri Rubianti, Anggota Komisi I DPRD Pekanbaru.

Pekanbaru, oketimes.com - Terjadinya peristiwa penembakan pada Sabtu (7/1/2017) kemarin yang menewaskan satu orang menjadi Presiden buruk untuk Kota Pekanbaru. Pasalnya penembakan terjadi di pemukiman warga hingga menghebohkan warga sekitar apalagi penembakan terjadi akibat dendam dan narkoba.

Menyikapi kondisi ini, anggota Komisi I DPRD Kota Pekanbaru, Sri Rubianti miris mengetahui penembakan bisa terjadi ditengah masyarakat meski saat ini pelaku telah ditangkap.

"Diminta aparat agar kembali memperketat pengawasan. Ini menjadi Presiden buruk untuk Pekanbaru, karena menandakan Pekanbaru sudah tidak aman lagi," kata Sri ketika dikonfirmasi di kantor DPRD Kota Pekanbaru, Senin (9/1/2017).

Dengan terjadinya hal seperti ini, Sri mengingatkan kepada aparat terkait dalam hal ini kepolisian dan Pemko Pekanbaru saat meningkatkan pengawasan untuk kota kita ini.

"Saya harap kinerja kepolisian bisa lebih ditingkatkan dan kejadian yang sama tidak terjadi lagi di Pekanbaru kedepannya," jelas Sri.

Kepada masyarakat, Sri mengingatkan agar meningkatkan kewaspadaan. " Jika ada yang mencurigai segera laporkan ke pihak keamanan setempat. Ini mencegah kriminalitas kepada diri kita," ungkapnya.

Terhadap kinerja aparat yang sudah menangkap pelaku, Sri memberi apresiasi karena sudah menangkap pelaku penembakan. " Kita apresiasi kinerja aparat yang bekerja sama bisa menangkap pelaku dalam waktu yang singkat," tuturnya.

Politisi Gerindra ini juga mempertanyakan senjata yang dipergunakan oleh pelaku, kenapa sampai pelaku dapat menggunakan senjata tersebut dan seperti apa izin keemilikannya.

"Ini perlu dipertanyakan, karena tidak semua orangn bisa menggunakan senpi yang menakutkan masyarakat," ugkapnya.

Sebelumnya, warga jalan Hasanudin, Kecamatan Limapuluh, Pekanbaru, Sabtu (7/1) dihebohkan dengan peristiwa penembakan yang menewaskan seorang pemuda, warga Kampung Dalam, Kecamatan Senapelan bernama Jodi Setiawan alias Jodi Oye (21).

Bahkan, saat pasca peristiwa itu, salah seorang saksi mata, Siti, yang merupakan asisten rumah tangga (ART) di rumah milik Edi Tias (64), masih mengalami trauma dan belum bisa memberikan keterangan pasti, terkait penembakan tersebut.

Mobil milik Edi pun turut terkena tembakan saat pelaku memberondong tembakan ke arah korban yang berusaha berlindung di rumah Edi, jalan Hasanudin, Kecamatan Limapuluh, Pekanbaru. Nahas, kroban akhirnya tewas, sebelum sempat tertolong karena tembakan pelaku tepat mengenai dada kirinya. (za)



Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait