Pindad Kembangkan Rantis Bushmaster Versi Indonesia
Bushmaster yang diperuntukkan bagi Kopassus TNI AD.
Jakarta, Oketimes.com - Banyak hal yang menarik dari Kopassus (Komando Pasukan Khusus) TNI AD, selain bicara persenjataan perorangan yang serba lengkap, untuk urusan rantis (kendaraan taktis) Korps Baret Merah ini selalu punya yang spesial.
Sebut saja salah satunya adalah Bushmaster Protected Mobility Vehicle (PMV) 4×4 buatan Thales Australia. Nah, ada kabar terbaru yang menyebut rantis yang battle proven di Perang Afghanistan ini akan dikembangkan dan dipoduksi oleh PT Pindad.
Seperti mengutip sumber dari Janes.com (31/10/2016), pemerintah Indonesia dan pemerintah Australia pada 28 Oktober lalu telah menandatangani kesepakatan untuk memperluas kerjasama industri pertahanan, dan salah satu implementasinya adalah pembangunan sebuah kendaraan lapis baja, dan kendaaran lapis baja tersebut akan dikembangkan dari basis rantis Bushmaster.
Kabarnya beberapa modifikasi akan dilakukan dalam pembuatan Bushmaster agar sesuai untuk kebutuhan Indonesia.
Sampai saat ini, baru Sat Gultor Kopassus sebagai satuan TNI yang mengoperasikan Bushmaster. Sementara sejak beberapa bulan, PT Pindad telah melakukan serangkaian modifikasi minor pada Bushmaster, dan kabarnya Bushmaster versi Pindad diberi label "Sanca" dan akan diperlihatkan dalam ajang Indo Defence 2016 yang berlansung tanggal 2 - 5 November di JIExpo, Kemayoran.
Bushmaster yang berbobot 10 ton dibekali dengan mesin diesel enam silinder Caterpillar 3126E ATAAC dengan days 330hp/246 kW pada torsi 2.400 rpm. Mesin turbocharger mengusung transmisi otomatis ZF. Dengan rasio tenaga berbanding bobot mencapai 30-33hp per ton, maka mudah bagi Bushmaster melaju hingga kecepatan 110 km per jam di jalanan aspal, atau kecepatan maksimal hingga 120 km per jam.
Ada beberapa poin utama yang jadi andalah Bushmaster, bicara lapisan baja misalnya, proteksi adalah inti dari kekuatan Bushmaster. Lapisan baja rantis ini dibuat dari bahan baja super keras buatan perusahaan Bisalloy yang bermarkas di Illawara, Australia.
Baja buatan Bisalloy diolah dengan metode desulfurisasi dan vacuum degassing untuk menghilangkan kandungan sulfur, hidrogen, oksigen, dan nitrogen untuk mendapatkan molekul bisalloy. Dijamin proyektil hingga kaliber 7,62 mm tidak akan mampu menembus lapisan bajanya, begitu pun lapisan kaca, juga mampu menahan terjangan proyektil 7,62 mm.
Bushmaster sendiri menjadi bagian dari beberapa merek MRAP (Mine Resistant Ambush Protected) yang dioperasikan dalam perang di Irak dan Afghanistan. Dibilang sukses, secara penjualan Bushmaster kini telah mendekati total pesanan 1.000 unit. Selain menjadi ‘tunggangan’ militer Australia, Bushmaster juga digunakan oleh Inggris, Belanda, Jepang, Jamaika, dan Indonesia.
Jauh sebelum namanya kondang di Afghanistan, Bushmaster sejatinya sudah wara wiri di Timor Timur pada tahun 1999. Saat itu Bushmaster digunakan oleh INTERFET untuk membawa rombingan VIP/VVIP.
Kembali pada urusan mobilitas, kemampuan lintas udara juga telah diperhitungkan oleh pihak pabrikan, dan Bushmaster dapat digelar dengan pesawat angkut berat sekelas C-130 Hercules. Jenis pesawat yang banyak menjadi tulang punggung gelar operasi udara di berbagai AU.***/indomiliter
Komentar Via Facebook :