Potensi Perikanan dan Kelautan Riau Jadi Sektor Primadona

Gubri melepas benih ikan di Sungai Siak yang disaksikan Wakil Presiden RI saat menghadiri Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2016 di Siak Sri Indrapura, Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Provinsi Jambi menandatangani nota kesepahaman atau MoU (Memorandum of Understanding) tentang tentang Andon Penangkapan Ikan, Budidaya dan Pemasaran Hasil Perikanan Kerjasama antar Daerah.

Pekanbaru, Oketimes.com - Provinsi Riau memiliki pesisir pantai yang berbatasan dengan perairan laut dan sungai besar di daratan. Letak yang strategis ini, tentunya memiliki sumber daya alam yang mumpuni. Baik di sektor perkebunan, kehutanan, minyak dan gas (Migas), wisata alam, perikanan dan kelautan.

Pada sektor perikanan dan laut, luas editorial provinsi Riau mencapai 8.915.016 Ha (89.150 Km2) yang membentang dari lereng Bukit Barisan hingga berbatasan Selat Malaka yang terletak antara `01° 05’ 00 Lintang Selatan - 02° 25` 00 Lintang Utara atau antara `100° 00’ 00 - 105° 05’ 00` Bujur Timur yang membentang wilayah lautan sejauh 12 mil dari garis pantai.

Di daratan terdapat 15 sungai, diantaranya ada 4 sungai besar yang mempunyai arti penting sebagai sarana perhubungan, seperti Sungai Siak (300 Km) dengan kedalaman 8-12 m, Sungai Rokan (400 Km) dengan kedalaman 6-8 m, Sungai Kampar (400 Km) dengan kedalaman lebih kurang 6 m dan Sungai Indragiri (500 Km) dengan kedalaman  6-8 m.

Keempat sungai yang membelah dari pegunungan daratan tinggi Bukit Barisan yang bermuara di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan dipengaruhi pasang surut laut. Dengan luas perairan Riau merupakan daerah yang menjanjikan pada sumber daya perikanan dan kelautan yang cukup besar. Karena didukung potensi sumber daya laut, yang terkait langsung dengan potensi perikanan.

Sektor perikanan laut, seperti di kecamatan Panipahan kabupaten Rokan Hilir, Bengkalis, Meranti dan Indragiri Hilir, merupakan penyumbang hasil laut untuk Riau. Selain itu, sumber daya perikanan air tawar juga selama ini seperti di Kabupaten Kampar, Pelalawan, Rokan Hulu dan Kuansing tetap menjadi primadona potensi perikanan air tawar di Riau.

Letak yang strategis ini menguntungkan provinsi Riau, dimana peluang itu harus bisa dimanfaatkan secara optimal dan maksimal dalam pengembangan sektor perikanan yang membawa dampak langsung kepada ekonomi masyarakat daerah ini," ujar Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman pada acara koordinasi sektor perikanan Riau belum lama ini.

Pemerintah provinsi Riau bersama Kabupaten Kota terus mengembangkan sektor perikanan, dengan sasaran pembangunan: Peningkatan konsumsi ikan dalam negeri, memperoleh devisa dengan cara ekspor hasil tangkapan, menyediakan bahan baku perikanan, Peningkatan kesejahteraan nelayan dan sekaligus juga diharapkan dapat menyerap tenaga kerja.

"Berkembangnya sub sektor ini, tentu diharapkan pula membawa dampak positif terhadap peningkatan perekonomian daerah dan masyarakat Riau," sebut Andi sapaan akrabnya.

Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menyebutkan pengembangan sektor perikanan di Provinsi Riau diharapkan dapat mendukung peningkatan produksi perikanan. Sehingga, ini secara tidak langsung akan menaikkan kesejahteraan yang tercermin dari pendapatan rumah tangga perikanan pertahun.

Dengan bertambahnya sarana dan prasarana perikanan sambung gubri, maka akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan produksi perikanan dan nilai produksi perikanan. Sehingga berdampak pada peningkatan perekonomian Provinsi Riau.

Menurut gubri, sektor perikanan harus menjadi sektor unggulan bagi Provinsi Riau untuk jangka pendek dan ke depannya. Targetnya jelas yakni, penggalian potensi perikanan secara optimal, peningkatan produksi secara maksimal dan berkesinambungan dengan sasaran, akhirnya adalah untuk peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Bumi Lancang Kuning ini.

Data statistik Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau mencatat, potensi perikanan daerah ini cukup tinggi, yakni lebih 132.000 ton dan itu terus meningkat tiap tahun. Potensi sektor perikanan di Riau tidak hanya tersebar di sektor kelautan, namun juga perikatan air tawar.

Dalam beberapa tahun terakhir, potensi budidaya kolam yang mencapai sekitar 14.000 ton. Begitu juga potensi pengembangan tambak dan keramba, yang pemanfaatannya masih di bawah 10 persen.

"Potensi inilah yang dapat dikembangkan secara optimal dalam mendukung pendapatan asli daerah untuk Pemerintah Provinsi Riau. Kita harus memiliki data-data potensi perikanan yang valid. Ini perlu menjadi perhatian, Dinas Kelautan dan Perikanan harus betul-betul mendata potensi dan produksi ikan, sehingga tidak merugikan daerah," papar gubri.

Guna mendukung sektor perikanan, Gubernur Riau bersama Gubernur Jambi telah melakukan MoU Kerjasama Andon Penangkapan Ikan. MoU tentang Kerjasama Antar Daerah ditandatangani Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman dan Gubernur Jambi Zumi Zola Zulkifli, di Kantor Badan Penghubung Provinsi Riau Jakarta.

Kerjasama ini diikuti dengan penandatanganan MoU tentang Andon Penangkapan Ikan, Budidaya dan Pemasaran Hasil Perikanan oleh Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau Tien Mastina dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi. Dalam arahan Gubri mengatakan, kerjasama antar dua provinsi bertetangga sangatlah strategis.

Sebelumnya Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau melakukan penebaran 55 ribu ekor bibit ikan jenis Baung di Danau larangan Sungai Tombang, Desa Perambahan Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar.

Pemerintah provinsi Riau melalui Dinas Perikanan terus melakukan pembinaan dan pemberian bantuan untuk nelayan tradisional, seperti bantuan alat tangkap mulai jaring sampai perahu bermotor. Apa yang dilakukan pemerintah provinsi Riau dalam pengembangan sektor perikanan, turut mendukung pemerintahan Presiden Jokowi dalam membangun sektor kemaritiman di Indonesia. (adv/hms)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait