BEM Unimad Desak Kapolri Copot Kapolda Riau dan 4 Perwira Telibat Kongkow

Seratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Univeristas Muhammadiyah Riau saat menggelar aksi unjuk rasa didepan Mapolda Riau, Kamis (8/9/2016).

Pekanbaru, Oketimes.com - Seratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Univeristas Muhammadiyah Riau, Kamis (08/9/2016) siang, menggelar unjuk rasa di Mapolda Riau, Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru.

Aksi mahasiswa itu, terkait dalam kasus 'Kongkow-kongkow' sejumlah perwira di Jajaran Polda Riau dengan Bos perusahaan yang diduga "bermasalah" dan SP3 oleh Polda Riau terhadap 15 perusahaan yang diduga terlibat dalam kasus kebakaran hutan dan lahan (Karlahut) di Riau tahun silam.

Dalam orasinya, para pendemo mendesak Kapolri Jenderal Tito Karnivian segera mencopot Kapolda Riau Brigjen Pol Supriyanto beserta 4 perwira di Jajaran Polda Riau yang terlibat `Kongkow dengan Bos Sawit, dan menuntut transparansi dalam penegakan hukum terkait kasus kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) yang disinyalir dilakukan oleh perusahaan korporasi.

"Kami meminita kepada Kapolri untuk mencopot Kapolda Riau Brigjen Pol Supriyanto dan 4 perwira di Jajaran Polda Riau yang terlibat kongkow-kongkow Bos perusahaan yang disinyalir bermasalah serta transparansi terkait SP3 Perusahaan pembakar lahan di Riau," kata Koordinator Lapangan Aksi, Work Kofrianto dalam orasinya.

Menurut Work Kofrianto, dengan dikeluarkannya SP3 15 perusahaan pembakar lahan oleh Polda Riau, secara tidak langsung telah menuduh bahwa masyarakatlah yang membakar lahan. Padahal pelaku sesungguhnya adalah perusahaan korporasi.

"Kami juga mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengusut tuntas penerbitan izin pembukaan lahan di Riau yang diduga bermasalah dan telah merugikan masyarakat Riau," tegas Work Kofrianto.

Selain itu, sambung Work, mahasiswa dari BEM Universitas Muhammadiyah Riau, juga meminta perusahaan PT RAPP untuk angkat kaki dari julukan `bumi lancang kuning` Riau, karena perusahaan itu telah melakukan aksi penghadangan inspeksi mendadak Tim Badan Restorasi Gambut (BRG) RI di Pulau Padang, Kabupaten Kepulauan Meranti.

Aksi unjuk rasa seratusan mahasiswa ini tak berlangsung lama. Pasalnya, Kapolda Riau Brigjen Pol Supriyanto tak berada di tempat. Para mahasiswa berencana mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi, Kapolri dan Menteri KLHK Siti Nurbaya, terkait tuntutan mereka.

Bila tutuntutan merekan tak digubris, para pendemo akan melakukan ada yang lebih besar setelah aksi hari ini. "Malam ini kami akan berkonsolidasi dengan BEM se-Riau untuk aksi yang lebih besar jika tuntutan tidak dipenuhi," tukas Work Kofrianto.***


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait