Ratusan Santri Pondok Pasantren Al-Majidiyah Rohil Keracunan Makanan
Camat Bagan Sinembah, HM Nasir melihat para Santri Ponpes Al-Majidiah yang keracunan tergolek lemah di lantai di salah satu ruangan Puskesmas Bagan Batu, Rokan Hilir, Riau, Rabu (17/08/16).
Rokan Hilir, Oketimes.com - Sejumlah santri dan beberapa guru di Pondok Pesantren Al-Majindiyah, Bagan Batu, Kecamatan Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, Selasa malam (16/08/16), terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit dan Puskesmas terdekat, lantaran diduga mengalami keracunan usai menyantap makanan. Kejadian keracunan makanan di Ponpes yang memiliki murid sekitar 200 orang ini, baru diketahui pada malam usai Salat Mahgrib.
Informasi yang dirangkum di Ponpes Al Majidiyiah dan Puskesmas Bagan Batu, Selasa malam menyebutkan, gejala diindikasi keracunan makanan ini mulai dirasakan para santri sejak sore setelah makan siang. Namun, kejadian ini hanya terjadi pada beberapa guru dan santri.
"Pada sore itu, sebenarnya sudah ada santri dan guru yang muntah, mual dan pusing setelah makan siang dengan lauk ikan tongkol dan sayur. Beberapa guru ada yang langsung berobat, dia pikir masuk angin biasa, tapi gak ada yang melaporkan ke kami," terang H Akib, sapaan akrab H Bachid Majid yang juga merupakan anggota DPRD Rohil dari Dapil 4 tersebut.
Diterangkannya, kejadian ini baru diketahui pada malam hari usai Sholat Mahdrrib, setelah makan dengan lauk yang sama (ikan tongkol, red).
"Tiba- tiba, anak- anak kok pada muntah, mual dan mengalami pusing. Kami kaget ada apa ini, terus kami langsung membawanya kerumah sakit dan Puskesmas terdekat untuk dilakukan pertolongan serta melaporkannya ke Polsek Bagan Sinembah," ujar H Akib yang tampak panik saat melihat ratusan santrinya yang mengalami keracunan di komplek Ponpes Al Majidiyiah.
Sejauh ini, dirinya belum mengetahui persis akibat keracunan ini. Namun diduga dari salah satu makanan yang dihidangkan dan semuanya telah diserahkan ke pihak berwajib untuk dilakukan pemeriksaan dan uji laboratorium BPOM sampel makanan.
"Semua sempel makanan sudah di ambil oleh pihak kepolisian. Kita tunggu hasilnya nanti," beber H Akib dihadapan wartawan.
Diakui pendiri Ponpes Al Majidiyiah ini, keracunan makanan ini baru pertama kali terjadi sejak puluhan tahun berdirinya ponpes Al Majidiyiah dan sudah puluhan tahun memasak lauk dengan ikan tongkol dan ikan laut lainnya. "Ini musibah dan cobaan bagi kami dan santri," ujarnya lagi.
Masih di komplek ponpes Al Majidiyiah, beberapa santri saat ditemui yakni, Agung, Ari, Enggi, Lianggi dan kawan - kawan yang tidak mengalami keracunan mengaku turut menikmati makan siang dan makan malam dengan lauk yang sama.
Namun, mereka mengaku hanya sedikit memakan ikan tongkol. Sebab, saat mencicipi ikan tongkol bibir mereka, terasa gatal- gatal dan muka merah. Akhirnya mereka tak melanjutkan untuk memakannya dan hanya makan nasi dan sayur saja.
"Kami makan sedikit ikan tongkolnya, karena terasa gatal di bibir. Jadi kami gak memakannya lagi," ujar Agung diamini Ari, Lianggi, Enggi dan kawan- kawan ini.
Terpisah, Kepala Puskesmas Bagan Batu, Dr Josafat mengatakan, dari hasil pemeriksaan salah satu makanan yakni lauk ikan tongkol terdapat bahan pengawet didalamnya. Namun jenis bahan pengawetnya belum diketahui dan harus dilakukan uji laboratorium BPOM. Pihaknya juga belum dapat memastikan penyebab keracunan ini.
"Belum bisa dipastikan apakah keracunan ini berasal dari Ikan tongkol, nasi atau sayurnya. Tunggu hasil laboratorium BPOM nanti," terang dr Josafat.
Sejauh ini, pihaknya terus melakukan penanganan kepada pasien dengan memberikan obat anti mual dan alergi serta memberikan infus bagi pasien yang lemah.
"Kalau bahan pengawetnya sedikit, maka reaksinya butuh waktu lama," jelas pria yang akrab disapa Jos ini.
Kapolsek Bagan Sinembah AKP Eka Ariandy Putra SH Sik didampingi Kanit Reskrim AKP Edward Pardosi membenarkan kejadian ini. Saat ini, sampel makanan sudah diambil untuk dilakukan uji Lab BPOM.
"Ya untuk mengetahui makanan beracun ini kita tunggu hasil lab BPOM dulu," terang Kanit AKP Edward Pardosi di lokasi Kejadian.
Pantauan keesokan harinya, Rabu (17/08/16), kondisi para santri yang diduga keracunan mulai membaik. Satu demi satu pulang ke kediaman masing-masing dengan dijemput para orang tua mereka. Ada juga yang kembali lagi ke pondok pesantren.
"Sudah pada pulang, karena kondisinya sudah mulai pulih, tapi kata mereka (para santri,red) masih lemas. Ini tinggal laparnya saja," kata salah seorang pengasuh santri yang enggan disebutkan namanya saat ditemui di Puskesmas Bagan Batu, Rabu pagi.
Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui berapa jumlah pasti korban yang diakibatkan keracunan makanan ini. "Masih didata dan dalam penyelidikan," ungkap Edward. (dzs)
Komentar Via Facebook :