Bupati Siak sebut Kawasan Ekowisata Mangrove Perlu Dikembangkan serta Dilestarikan
Syamsuar saat meninjau kawasan Ekowisata Mangrove di Kampung Mengkapan, Kecamatan Sei Apit, Kamis (14/4/2016).
Siak, Oketimes.com - Bupati Siak Drs H Syamsuar, MSi akan mengembangkan dan melestarikan kawasan mangrove yang ada di Kawasan Ekowisata Mangrove Mengkapan. Demikian disampaikan Syamsuar saat meninjau kawasan Ekowisata Mangrove di Kampung Mengkapan, Kecamatan Sei Apit, Kamis (14/4/2016).
Bupati Syamsuar yang didampingi Kepala Dinas Bina Marga, Ir Irving Kahar, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Hendrisan, Camat Sungai Apit, Joko Edi, Penghulu dan pecinta lingkungan Tarsono, serta pengelola mangrove berjalan menyusuri jembatan hitam dan menyempatkan untuk foto bersama dengan para aktifis pencinta lingkungan.
Di sela kegiatannya, Syamsuar berkesempatan melakukan pemasangan Gembok Cinta di tempat yang telah disediakan dengan bertuliskan "Syamsuar Love Mangrove" sebagai lambang komitmen menjaga kelestarian flora khususnya daerah pantai.
Setelah memasang gembok, Syamsuar kemudian membuang kuncinya ke laut. Ini pertanda bahwa cinta terhadap mangrove sudah menjadi ketetapan hati Bupati.
Kawasan hutan mangrove memiliki peran penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem alam. Telah ada satu lagi potensi destinasi wisata hutan Mangrove di Kabupaten Siak. Keindahan pantai dan pemandangan sungai yang bisa dinikmati dari jembatan kayu, semakin lengkap dengan kebiasaan masyarakat dan pengunjung untuk meletakkan Gembok Cinta.
Sebelum meninggalkan kawasan tersebut, Syamsuar berpesan kepada warga sekitar agar dapat memelihara hutan mangrove. Diharapkan kepada masyarakat setempat untuk membuka peluang usaha kuliner dan menjual hasil laut di seputaran pintu masuk kawasan ekowisata hutan mangrove tersebut.
"Dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan warga, karena saat ini telah banyak warga dari berbagai daerah datang berkunjung ke sini untuk menikmati indahnya kawasan hutan mangrove tersebut. Tentunya kita sebagai warga di Kampung Mengkapan harus dapat memanfaatkan situasi ini dengan berjualan di sekitar pintu masuk," pungkas Syamsuar.
Sumarlin Sidy, anggota pengelola mangroove Mengkapan menuturkan, mangrove di wilayah ini dibentuk pada tahun 2004 dan terespos tahun 2013. Pengelola mangrove beranggotakan 25 orang dan memiliki nama kelompok pembibitan Mangrove Lestari Mengkapan.
"Berwisata ke hutan mangrove gratis. Di mangrove kita dapat merasakan sensasi mencari siput dan lokan, wisata air di lingkungan mangrove, foto selfi di lingkungan mangrove, menanam mangrove, memasang gembok cinta mangrove dan juga sebagai mangrove edukasi," tutur Sumarlin.
Ke depan, sebut Sumarlin, di hutan mangrove ini akan ditambah objek baru untuk pendatang, seperti tersedianya sampan untuk menyusuri keindahan mangrove. Kemudian juga adanya satwa mangrove seperti lutung, monyet serta ikan khas sembilang, lokan dan siput serta sarana dan prasarana lainnya.
"Dengan begitu pendatang dapat berlama-lama menikmati wisata mangrove ini," serunya.
Untuk menuju lokasi mangrove Kampung Mengkapan ini hanya butuh waktu sekitar 45 menit dari pusat kota Siak. Infrastruktur jalan juga sudah bagus. Setelah berjalan di hutan mangrove, pengunjung bisa menikmati segarnya kelapa muda dan makanan khas Mengkapan.
Seperti di Menara Eiffel di Paris, Ekowisata Mengkapan ini juga membuat "Gembok Cinta Mangrove", sama-sama gembok cinta tetapi beda makna. Gembok cinta mangrove ini dibuat untuk para pengunjung agar ikut serta mencintai mangrove dan melestarikannya," ujar Sumarlin. (man)
Komentar Via Facebook :