Besar Kemungkinan SBY Dukung Prabowo-Hatta

OKETIMES.COM- Direktur Riset Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Djayadi Hanan menilai besar kemungkinan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendukung pasangan Prabowo-Hatta Rajasa pada Pilpres 2014.

Bahasa SBY yang mengatakan Demokrat bersikap netral ditafsirkan masyarakat sebagai bentuk dukungan diam-diam kepada Prabowo-Hatta di belakang layar.

Djayadi berpandangan, terdapat dua faktor yang mendorong dukungan Demokrat kepada Prabowo-Hatta. Pertama, faktor kekerabatan SBY dengan Hatta yang merupakan besan. Kedua, kedatangan Prabowo-Hatta, Senin (19/5) malam, ke Cikeas seakan meminta restu SBY.

"Kedatangan Prabowo-Hatta tadi malam, juga bisa ditafsirkan masyarakat bahwa Prabowo-Hatta lebih dekat dengan SBY. Posisi netral, memang bisa menimbulkan multitafsir, dalam kondisi sekarang," kata Djayadi, di Jakarta, Selasa (20/5).

Partai Demokrat dalam kesimpulan rapimnasnya, Minggu (18/5), menyatakan siap memberikan suaranya kepada parpol yang memiliki platform, visi, dan misi yang segaris dengan Demokrat.

"Persisnya kita tidak tahu apakah betul SBY diam-diam dukung Prabowo. Tapi setidaknya dua faktor tadi yang bisa membuat publik menafsirkan bahwa sikap netral SBY atau Demokrat adalah bentuk dukungan diam-diam kepada Prabowo," ujarnya.

Menanggapi koalisi tenda besar yang digalang Partai Gerindra untuk mengusung Prabowo-Hatta serupa dengan Pilpres 2009 di mana SBY juga menerapkan koalisi tenda besar, Djayadi mengatakan hal itu belum jaminan pasangan Prabowo-Hatta bakal unggul telak dari pasangan Jokowi-Jusuf Kalla (JK).

Djayadi berpandangan, pada pilpres masyarakat lebih memilih figur atau ketokohan pasangan yang disusung. Berbicara faktor tersebut, Jokowi dianggap masih memiliki peluang untuk menang.

"Tergantung nanti apakah keunggulan sementara Jokowi ini dapat dipertahankan melalui kampanye yang lebih menonjolkan keunggulan personal Jokowi dari aspek jujur, amanah, peduli rakyat, dan kemampuan memimpin. Tapi kalau dalam kampanye ke depan, Prabowo bisa tampil lebih dominan dengan mengedepankan aspek ketegasan dan kewibawaan, maka bisa saja keunggulan personalitas Jokowi akan diatasi oleh Prabowo," jelasnya.

Aspek lain yang perlu diperhatikan pasangan Prabowo-Hatta yang menggunakan koalisi tenda besar adalah tingkat afiliasi atau kedekatan pemilih Indonesia terhadap partai yang masih rendah yakni, kurang dari 20%. Artinya, gerakan partai cenderung kurang diikuti oleh pemilih.

Di sisi lain, sentimen masyarakat terhadap partai cenderung negatif karena hanya 30% masyarakat yang memandang partai secara positif. Hal ini menjadi hambatan koalisi parpol tenda besar untuk menggerakan pemilihnya.

"Ini juga menjadi hambatan bagi partai untuk dengan mudah menggerakkan pemilihnya. Mempertimbangkan semua itu, maka peluang pasangan Jokowi-JK masih punya peluang untuk menang, tapi pertarungan makin kompetitif. Sangat mungkin melalui kampanye yang cerdik dilakukan pasangan Prabowo-Hatta dapat melewati Jokowi-JK," katanya.

Pengamat politik LIPI Siti Zuhro mengatakan yang paling diperlukan pasangan calon pada Pilpres 2014 adalah dukungan penuh dari masyarakat.

Artinya, koalisi ramping maupun koalisi tenda besar perlu menarik sebesar-besarnya perhatian masyarakat. Karena, kontestasi pilpres jauh berbeda dengan pileg.

"Berbeda dengan pileg yang mengkontestasikan partai melalui caleg-calegnya, pilpres lebih mengkompetisikan tokoh dengan semua kelebihan-kelebihannya. Jadi, taruhan sosok capres-cawapres yang akan dipertimbangkan rakyat dan dipilih rakyat.

Faktor parpol penting untuk mengantarkan calon agar lolos dan memenuhi syarat ambang batas mengajukan presiden (presidential threshold/PT)" kata Siti.

Menurutnya, jika mesin parpol bekerja dengan efektif dan masyarakat pemilih konsisten memilih sesuai afiliasi parpol maka, koalisi tenda besar dapat memberi kontribusi positif terhadap pemenangan capres-cawapres yang diusung.

"Sebaliknya, bila mesin partai tak efektif dan perilaku pemilih tidak tersekat-sekat isu SARA, ini akan berkontribusi positif terhadap koalisi ramping," jelasnya.


Penulis: E-11/FEB

Sumber:Suara Pembaruan


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait