Nurul Aisyah, Bayi Penderita Jantung Bocor Ditelantarkan
Nurul Aisyah (2,8) bocah penderita jantung bocor yang hingga kini belum ada kejelasan untuk melanjutkan operasi. Jangankan untuk biaya berobat dan biaya transportasi ke RS Harapan Kita di Jakarta, guna melakukan serangkaian tindakan medis (operasi jantung bocor,red), untuk makan sehari-hari keluarga miskin ini jauh dari cukup.
Pelalawan, Oketimes.com - Malang benar nasib Nurul Aisyah (2,8) bocah penderita jantung bocor yang hingga kini belum ada kejelasan untuk melanjutkan operasi. Jangankan untuk biaya berobat dan biaya transportasi ke RS Harapan Kita di Jakarta, guna melakukan serangkaian tindakan medis (operasi jantung bocor,red), untuk makan sehari-hari keluarga miskin ini jauh dari cukup.
Terkait kelanjutan medis Nurul Aisyah, Diskes Pelalawan memastikan tidak bisa berbuat banyak membantu keluarga ini, walau hanya sekedar ongkos ke Jakarta.
Nurul Aisyah yang divonis dokter RSUD Arifin Achmad mengidap penyakit jantung bocor, bocah malang anak dari pasangan Mahmuddin (55) dan Suhaili (36) saat ini terus saja merintih kesakitan. Pemerintah Pelalawan melalui Dinas Kesehatan yang diharapkan bisa mencari jalan keluar tak bisa berbuat banyak.
Kadis Kesehatan Kabupaten Pelalawan dr Endid Romo Pratikyo, yang dikonfirmasi media ini, Selasa (29/3/16) di ruang kerjanya menyatakan pihaknya tidak bisa berbuat banyak terhadap pasien Nurul Aisah (2,8), bahkan melalui jalur lain juga tidak memungkinkan untuk dilakukan.
"Memang, sebelumnya pada Februari lalu Nurul Aisyah sudah berada di RS Harapan Kita Jakarta untuk menjalani operasi, dimana keberangkatan Nurul Aisyah serta pendamping dibiayai Pemkab Pelalawan. Namun satu dan lain hal operasi urung dilakukan. Sekarang untuk biaya ke Jakarta lagi, Pemkab tidak bisa membantu, ini sesuai dengan kewenangan yang kita miliki, sementara cara lain saya pikir tidak ada lagi," jelas dr Endid.
Mungkin regulasi aturan kedepan harus direvisi agar kita bisa membantu pasien dua sampai tiga kali.
Terpisah, orang tua Nurul Aisyah, Mahmuddin saat dikonfirmasi media ini mengaku pasrah dengan kenyataan ini.
"Kami keluarga pasrah saja lagi sekarang. Kepada Allah SWT saja lagi Kami memohon, jangankan untuk ongkos berangkat serta untuk makan minum di Jakarta. Sedangkan di sini saja kami sudah sangat kesulitan. Mana lagi uang jutaan rupiah untuk pergi naik pesawat atau naik bis pulang perginya," ungkap Udin, panggilan akrab Mahmuddin, ayah Nurul Aisyah.
Dilanjutkan Udin yang tinggal menumpang di gubuk sempit di belakang Rumah Makan Carano Jalan Maharaja Indra (Jalan Lintas Timur,red) Pangkalan Kerinci ini, putrinya Nurul Aisyah dijadwalkan operasi pada bulan Februari lalu.
"Kami disuruh berangkat ke RS Harapan Kita pada 29 Januari lalu dan direncanakan operasinya sekitar tanggal 8 atau 10 Februari, namun sampai akhir Maret ini kami tak juga berangkat. Kondisi ekonomi yang tak memungkinkan," paparnya.
Karena Nurul Aisyah tak kunjung datang ke RS Harapan Kita Jakarta sebut pria yang tak punya pekerjaan tetap ini, beberapa hari lalu, dokter yang sebelumnya sempat menangani anaknya menghubunginya.
"Bu dokter yang dulu menangani anak saya di RS Harapan Kita beberapa hari lalu nelpon, untuk operasi tak ada kendala lagi. Surat dan semuanya sudah beres dan bisa langsung operasi," bebernya.
"Saya pun jawab kami tak ada biaya untuk ke Jakarta. Ibu dokter itu bilang kapan ada biaya silakan saja datang untuk operasi Nurul Aisyah," bebernya lagi sambil menambahkan, Nurul Aisyah bersama ibunya Suhaili serta nenek pada bulan November lalu sempat ke Jakarta untuk menjalani operasi dan terpaksa pulang lagi ke Pangkalan Kerinci, karena saat itu dokter yang menangani anaknya sedang pendidikan ke luar negeri.
"Jadi sudah dua kali ke Jakarta masih gagal. Untuk ketiga kalinya, ongkos pula yang tak ada. Terpaksalah begini," ucapnya.
Keberangkatan pertama, sekitar Februari 2015 lalu, kala itu Pemda dan Pemprov Riau menanggung semua biaya keberangkatannya. Apalagi, orang tua Nurul Aisyah pemegang Kartu Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
Lalu, keberangkatan kedua pada November 2015 lalu, bocah penderita jantung bocor ini berangkat dengan biaya sendiri yang bersumberkan dari bantuan masyarakat melalui penggalangan dana untuk Nurul Aisyah oleh sejumlah ormas.
Saat ini, kondisi Nurul Aisyah, tutur Udin, sangat tergantung dengan obat. "Seminggu sekali cek dan minta obat ke RSUD Selasih. Alhamdulillah tak bayar," ujarnya.
Sementara perkembangan tubuhnya tidak sebanding dengan usianya. Selain kesulitan bernafas, terutama saat sedang akut, bagian dada Nurul Aisyah juga benjol sebelah.
"Dadanya membenjol sebelah. Nafasnya ya kadang normal, tapi lebih banyak seperti kesulitan bernafas. Tergantung obatlah. Perkembangan fisiknya juga terganggu," ungkapnya.
Menurut Udin, akhir tahun lalu dia juga sempat menanyakan kelanjutan rencana operasi anaknya di Diskes Pelalawan. "Ya memang tak ada masalah, cuma solusi untuk ongkos sepertinya tak ada. Jadi, saya biarkan saja begini," terangnya.
Namun Udin dan Suhaili tetap berharap agar anak keempat dari lima bersaudara itu tetap dapat dioperasi. "Kalau memang ada rezekinya mudah-mudahan niat kami agar operasi Nurul terlaksana. Kuasa Allah siapa yang tahu," tukasnya . (zoel)
Komentar Via Facebook :