Hempitan Ekonomi Tunda Balita Penderita Jantung Bocor Jalani Operasi

Nurul Aisyah, bocah malang asal Kabupaten Pelalawan penderita jantung bocor saat ini sudah berusia 2,6 tahun kembali gagal menjalani operasi. Bukan karena ditolak pihak RS Harapan Kita, melainkan karena tidak adanya ongkos berangkat ke Jakarta.

Pelalawan, Oketimes.com - Nurul Aisyah, bocah malang asal Kabupaten Pelalawan penderita jantung bocor saat ini sudah berusia 2,6 tahun kembali gagal menjalani operasi. Bukan karena ditolak pihak RS Harapan Kita, melainkan karena tidak adanya ongkos berangkat ke Jakarta.
 
Seharusnya, bocah malang anak dari pasangan Mahmuddin (55) dan Suhaili (36). Pada tanggal 29 Januari lalu sudah berada di RS Harapan Kita untuk menjalani operasi terhadap penyakit yang didertitanya sejak kecil.
 
"Kami pasrah saja lagi sekarang. Kepada Allah SWT saja lagi Kami memohon, jangankan untuk ongkos berangkat serta untuk makan minum di Jakarta. Sedangkan di sini saja kami sudah sangat kesulitan. Mana lagi uang jutaan rupiah untuk pergi naik pesawat atau naik bis pulang perginya," ungkap Udin, panggilan akrab Mahmuddin, ayah Nurul Aisyah, Kamis (11/2/2016).

Padahal, sambung Udin yang tinggal menumpang di gubuk sempit di belakang Rumah Makan Carano Jalan Maharaja Indra (Jalan Lintas Timur,red) Pangkalan Kerinci, anaknya Nurul Aisyah dijadwalkan operasi pada bulan Februari ini.

"Kami disuruh berangkat ke RS Harapan Kita pada 29 Januari lalu. Dan direncanakan operasinya sekitar tanggal 8 atau 10 Februari. Tapi macam manalah, kondisi ekonomi yang tak memungkinkan," paparnya.

Karena Nurul Aisyah tak kunjung datang ke RS Harapan Kita Jakarta sebut pria yang tak punya pekerjaan tetap ini, beberapa hari lalu, dokter yang sebelumnya sempat menangani anaknya menghubunginya. "Ya, ibu dokter yang dulu nangani anak saya di RS Harapan Kita beberapa hari nelpon. Untuk operasi tak ada kendala lagi. Surat dan semuanya sudah beres dan bisa langsung operasi," kata Udin.
 
"Saya pun jawab kami tak ada biaya untuk ke Jakarta. Ibu dokter itu bilang kapan ada biaya silakan saja datang untuk operasi Nurul Aisyah," bebernya lagi sambil menambahkan, Nurul Aisyah bersama ibunya Suhaili serta nenek pada bulan Nopember lalu sempat ke Jakarta untuk menjalani operasi dan terpaksa pulang lagi ke Pangkalan Kerinci, karena saat itu dokter yang menangani anaknya sedang pendidikan ke luar negeri.

"Jadi sudah dua kali ke Jakarta masih gagal. Untuk ketiga kalinya, ongkos pula yang tak ada. Terpaksalah begini," ucapnya.

Keberangkatan pertama, sekitar Februari 2015 lalu, kala itu Pemda dan Pemprov Riau menanggung semua biaya keberangkatannya. Apalagi, orang tua Nurul Aisyah pemegang Kartu Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).

Lalu, keberangkatan kedua pada November 2015 lalu, bocah penderita jantung bocor ini berangkat dengan biaya sendiri yang bersumberkan dari bantuan masyarakat melalui penggalangan dana untuk Nurul Aisyah oleh sejumlah ormas.

Saat ini, kondisi Nurul Aisyah, tutur Udin, sangat tergantung dengan obat. "Seminggu sekali cek dan minta obat ke RSUD Selasih. Alhamdulillah tak dibayar," ujarnya.
 
Sementara perkembangan tubuhnya tidak sebanding dengan usianya. Selain kesulitan bernafas, terutama saat sedang akut, bagian dada Nurul Aisyah juga benjol sebelah.

"Dadanya membenjol sebelah. Nafasnya ya kadang normal, tapi lebih banyak seperti kesulitan bernafas. Tergantung obatlah. Perkembangan fisiknya juga terganggu," ungkapnya.
 
Menurut Udin, akhir tahun lalu dia juga sempat menanyakan kelanjutan rencana operasi anaknya di Diskes Pelalawan. "Ya memang tak ada masalah, cuma solusi untuk ongkos sepertinya tak ada. Jadi, saya biarkan saja begini," terangnya.

Namun Udin dan Suhaili tetap berharap agar anak keempat dari lima bersaudara itu tetap dapat dioperasi. "Kalau memang ada rezekinya mudah-mudahan niat kami agar operasi Nurul terlaksana. Kuasa Allah siapa yang tahu," tutupnya . (zoel)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait