Diduga Akal Bulus Perusahaan, Tiga Pekerja PKS PT FAA tak Terima Dipaksa Mundur

Ketiga karyawan PT FAA, yakni Ridho Edwar (33), Andi Saputra (22) dan Dodi Dokarno (29) saat menjumpai Manajer PT FAA di Pekanbaru, Loris Hermanto, Kamis (10/10/2015).

PEKANBARU, OKETIMES.COM - Tiga karyawan PT Fortius Agro Asia tidak terima atas paksaan mengundurkan diri dari pekerjaannya, karena diindikasikan positif sebagai pengguna narkoba.

Dikatakan karyawan bagian pengawas mutu buah (sortasai), PT Fortius Agro Asia Ridho Edwar, tes urine dilaksanakan oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Riau, Senin (21/9). Petugas BNNP Riau mengambil sampel urine 3 karyawan PT Fortius Agro Asia (FAA) di pabrik PKS.

Pengujian sampel urine, ungkap Ridho, tidak diketahui oleh para karyawan, bahkan hasil tes urinenya baru diketahui, Rabu (7/10). Saat itu, Ridho dipanggil manajer pabrik, Zainal untuk diperlihatkan hasil uji urine dari BNNP Riau. " Hasilnya positif, kemudian saya disuruh mengundurkan diri. Jika tidak, pihak perusahaan akan membawanya ke jalur hukum," kata Ridho yang sudah 9 tahun bekerja di PT FAA kepada wartawan, Kamis (8/10/2015).  

Tak menerima begitu saja, ketiga karyawan PT FAA, yakni Ridho Edwar (33), Andi Saputra (22) dan Dodi Dokarno (29) menjumpai manajer PT FAA di Pekanbaru, Loris Hermanto.

Ketiga karyawan pabrik PT FAA di Kabun, Rokan Hulu (Rohul) tersebut meminta tes urine ulang di Rumah Sakit Bhayangkara, Polda Riau, Kamis (8/10) sekitar pukul 15.00 WIB. Ternyata, tes urine ulang hasilnya negatif. Namun demikian, pihak perusahaan, yakni Loris Hermanto menyatakan, walaupun hasilnya negatif, ketiga karyawan tersebut tetap harus mundur.

" Kami belum ada teken surat pengunduran diri. Jika memang perusahaan tak mau pakai kami lagi, keluarkan pesangonnya," tutup Ridho Edwar.

Di pihak lain, Manajer pembelian buah PT FAA, Loris Hermanto mengatakan, pihak perusahaan berkomitmen memberantas narkoba. Untuk itu, perusahaan bekerja sama dengan BNNP Riau. " Kami grup dua puluh perusahaan, di masing-masing daerah bekerja sama dengan BNN," ucap Loris.

Pemeriksaan yang digelar BNNP Riau, ucap Loris, sudah tak diragukan lagi. Sebab, botol yang digunakan untuk mengambil urine, steril dan diberi nomor, bahkan saat pengambilan sampel, pihak BNNP Riau mengawal mereka supaya urinenya tak dicampur. " BNNP Riau itu kerja independen, tanpa intervensi. Silakan saja mereka (Karyawan, red) fight," kata Loris.

Tes urine yang dilakukan karyawan tersebut, ungkap Loris, sudah 10 hari dari tes pertama. Bisa saja, karena sudah terlalu lama, hasil tesnya jadi netral. Namun perusahaan, tetap mengacu kepada hasil tes pertama. " Mereka tetap diberhentikan, perusahaan akan memberikan kompensasi, sesuai dengan aturan ketenagakerjaan," tutup Loris.

Ketum LSM Independen Pembawa Suara Pembrantas Korupsi, Kolusi, Kriminal, Ekonomi (IPSPK3-RI) Ir Ganda Mora menilai tindakan semena-mena perusahaan PT FAA terhadap dugaan pemaksaan pemutusan hubungan kerja (PHK) enam karyawan secara sepihak yang bekerja dibagian pabrik PKS tersebut.

Dinilai sebagai trik dan intrik atau akal bulus perusahaan, untuk melakukan pemutusan 6 karyawan secara sepihak melalui jalur BNNP Riau, agar pihak perusahaan tidak memberikan pesangon atau hak karyawan yang sudah mengabdikan kepada perusahaan selama kurang lebih 9 tahun dengan menggunkan jasa BNNP Riau sebagai tameng untuk memuluskan akal bulus perusahaan.

" Terkait hal ini saya siap mendamping para 6 karyawan yang diduga adanya unsur pemaksaan karyawan untuk mengundurkan diri dari perusahaan tersebut. Dan akan melaporkan hal ini ke Disnakertrans provinsi Riau, serta instansi aparat hukum lainnya," tegas Ganda. (Ars)           


Tags :berita
Komentar Via Facebook :