Soal Kabut Asap di Riau
Kadishut Riau Tuding Data BMKG tak Valid
Plt Gubri didampingi didampingi Kepala BPBD Riau turut memadamkan api di dalam Gambut saat meninjau karhutla di Rimbo Panjang Kabupaten Kampar, Senin (7/9/2015).
Pekanbaru, OKETIMES.com - Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Riau, Fadrizal Labay mengaku dampak kabut asap yang terjadi di Riau merupakan asap kiriman dari daerah provinsi lain. Serta menuding data hotspot yang dimiliki BMKG Pekanbaru dinilai tidak valid alias mengada-ngada ungkapnya di depan Ketua PDIP Riau yang juga anggota DPRD Riau Kordias Pasaribu, Rabu (9/9/2015).
" Tak ada titik api di Riau. Data dari mana itu ada hotspot. Tak ada itu," cetus Fadrizal seraya tersenyum menjawab bertanyaan media ini.
Sementara itu, Kasi data dan Informasi BMKG Pekanbaru Slamet Riyadi mengatakan pada Rabu (9/9/2015) hingga, Kamis (10/9/2015) kondisi atmosfer cukup lembab sehingga Riau berpotensi diguyur hujan.
Sebanyak 34 titik panas atau hotspot masih terdeteksi oleh satelit Modis (Terra dan Aqua) BMKG stasiun Pekanbaru pada Rabu (9/9/2015). Menurut Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin, hotspot ini tersebar di lima Kabupaten di Riau.
"Paling banyak di Indragiri Hulu dengan 21 hotspot, lalu Indragiri Hilir enam hotspot, Pelalawan lima hotspot. Kemudian Bengkalis dan Kuansing masing-masing dengan satu hotspot," katanya.
Untuk hotspot yang mengindikasikan terjadinya Karhutla, Sugarin menyebutkan berjumlah 24 hotspot. Ia mengatakan 17 berada di Indragiri Hulu, empat di Pelalawan dan tiga di Indragiri Hilir.
"Di Sumatera masih ada 283 hotspot. Selain 34 di Riau, ada 123 di Sumatera Selatan, 86 di Jambi, 30 di Bangka Belitung, sembilan di Lampung, dan satu di Bengkulu," ujarnya lagi.
Data inilah yang menurut Kepala Dinas Kehutanan Riau Fadrizal Labay tidak valid dan tidak benar. (Len)
Komentar Via Facebook :