Jelang Ramadhan TPU di Kota Sagu Ramai Dikunjungi Keluarga

Tradisi berziarah ke kubur menjelang masuknya bulan suci Ramadhan, sudah mengakar di tengah masyarakat Indonesia. Tak terkecuali, di Selatpanjang Kota Sagu Sejak Minggu (14/06/2015) lalu, sejumlah pemakaman di kota ini sudah mulai ramai didatangi para peziarah.

Selatpanjang, OKETIMES.com - Tradisi berziarah ke kubur menjelang masuknya bulan suci Ramadhan, sudah mengakar di tengah masyarakat Indonesia. Tak terkecuali, di Selatpanjang Kota Sagu Sejak Minggu (14/06/2015) lalu, sejumlah pemakaman di kota ini sudah mulai ramai didatangi para peziarah.

Pemandangan itu pula yang terlihat di tempat pemakaman umum (TPU) Taman Pusara dan depan Dinas Kehetana JL Kesehatan Minggu Sore ini sekitar pukul 16.00 WIB atau lepas ashar. Puluhan peziarah itu ada yang datang bersama keluarga, ada juga yang datang sendiri maupun teman. 

Di pemakaman itu, para penziarah melakukan bersih-bersih makam, nyekar (tabur bunga) dan berdoa untuk kerabat yang sudah terlebih dahulu menghadap Sang Khalik.

Yan (25), warga Tanjung Harapan bersama adiknya tampak khusuk berdoa, di sisi pusara ibunya, almarhumah. Tak lupa, ia pun menaburkan bunga aneka macam ke tanah makam tersebut.

Ditemui setelahnya, Basir mengaku tradisi ziarah tersebut sudah turun temurun di keluarganya. Biasanya, ia berziarah menjelang puasa dan lebaran hari pertama.

" Ziarah ini merupakan sudah menjadi tradisi di umat Islam, termasuk di keluarga kami. Sebelum puasa, kami melakukan ziarah ke makam. Entah membersihkan kuburan, tabur bunga ataupun membaca surat Yasin di atas kubur orangtua kami," katanya.

Disisi lain, tradisi berziarah juga menggulirkan roda perekonomian dadakan.  Di antara warga yang datang berziarah, ada orang-orang yang mencoba meraup keuntungan.

Sejumlah warga Pusara ITA sudah Turun Temurun jual Bungga Rampai, yang berada di sekitar TPU, mengaku mendapat berkah dari tradisi ziarah ini. Mereka menawarkan berbagai jasa yang dibutuhkan para peziarah.

Bisa dengan menjual kembang untuk ditaburkan di atas pusara, berdagang air dan wewangian, hingga menjual jasa menjadi pendoa dan pengatur parkir kendaraan. Penghasilan mereka juga terbilang lumayan. Dalam sehari bisa lumayan, jika peziarah ramai, bisa mengantongi uang sampai ratusan ribu.

Sejak memasuki pintu gerbang pemakaman, para pedagang bunga rampai berjejer di kiri jalan. Mereka menawarkan dagangannya kepada orang-orang yang lalu-lalang di kawasan tersebut. Pada musim ziarah, jumlah penjual bunga biasanya akan ikut meningkat.

Ketua Pelaksana TPU Taman Pusara Swada, Basri mengatakan, keramaian para peziarah biasanya akan lebih terasa pada dua hari Kota Sagumenjelang Ramadhan.

" Peziarah sudah mulai terlihat sejak hari Minggu lalu. Para peziarah biasanya ramai berdatangan ke sini jelang dua hari sebelum Ramadhan. Ramainya peziarah bahkan bisa sampai memacetkan arus lalulintas," imbuhnya.

Maikun, petugas di TPU itu menambahkan, pada musim ziarah seperti sekarang ini, bukan hanya pedagang bunga yang mencoba meraup rezeki. Mereka pun, terkadang ikut kecipratan.

" Jika ada peziarah yang minta tolong kami untuk membacakan doa, Insya Allah kami bantu. Kami tidak mengharapkan bayaran, namun jika ada yang memberi itu sifatnya lebih kepada keikhlasan," katanya sambil tersenyum. (azw)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait