Diduga Rebutan Lahan Parkir
Aksi beringas Oknum TNI Baterai R Keroyok Pengelola Parkir hingga Bonyok dan Pingsan
Murdahim Purba (46 tahun) korban pengeroyokan oknum TNI Arhanud Batrai R memperlihatkan wajahnya kepada Wartawan saat mendatangi Detasemen Polisi Militer (Denpom) Pekanbaru, didampingi Dr Martin Purba, SH MH selaku keluarga korban guna melaporkan kejadian yang dialaminya, Senin (01/06/2015).
Pekanbaru, OKETIMES.com - Puluhan oknum TNI dari Kesatuan Arhanudse Baterai R Kodam I Bukit Barisan di Jalan Harapan Raya, Pekanbaru, rmelakukan aksi brutal terhadap seorang kordinator pengelola parkir, Murdahain Purba (46) hingga babak belur, Senin (01/6) sekitar pukul 14.30 WIB.
Kejadian diduga berawal saat seorang oknum TNI dengan berpakaian loreng lengkap mempertanyakan kepada korban, atas dasar apa korban mengutip parkir yang berlokasi di Jalan Harapan Raya tepatnya di depan Markas Baterai R.
Korban yang tinggal di Jalan Gunung Bendahara Kecamatan Tenayan Raya tersebut, mengatakan ke pada sang oknum TNI, jika dirinya telah mempunyai ijin resmi dan terdaftar di Dishubkominfo Kota Pekanbaru untuk mengelola parkir di sepanjang Jalan Harapan Raya, termasuk di depan Markas Arhanudse Baterai R.
Mendengar jawaban korban, adu mulut pun terjadi. Sang oknum yang emosi lalu memukul dan menerjang korban. Merasa tak bersalah, korban melawan dan membalas pukulan sang oknum hingga terjadi duel.
Tak lama kemudian, melihat perkelahian itu, puluhan oknum berseragam lainnya datang dan mengangkat korban sambil dibawa ke dalam markas Baterai R.
Didalam markas, korban lalu dipukuli dan di tendang oleh puluhan oknum TNI berseragam, hingga babak belur dan mengalami luka memar berdarah di wajah dan sekujur tubuhnya hingga tak sadarkan diri.
Setengah jam kemudian korban sadarkan diri dan menghubungi istrinya, Hotmaida Boru Silalahi (35), mengatakan jika dirinya dipukuli oleh puluhan oknum TNI dari kesatuan Baterai R.
Kaget, istri korban langsung menghubungi seorang saudaranya bernama Dr Martin Purba SH MH dan bergegas menuju ke Markas Baterai R untuk menanyakan keberadaan suaminya ke piket jaga di pos penjagaan.
Didalam markas, Hotmaida dan Martin melihat suaminya dalam kondisi sekarat dengan luka memar dan berdarah disekujur tubuh akibat pukulan puluhan oknum.
Melihat suaminya mendapat perlakuan tak senonoh, Hotmaida dengan dampingi Dr Martin Purba SH MH, kemudian mendatangi kantor Detsemen Polisi Militer 1/BB berharap Polisi Militer dapat memproses dan mengusut kasus yang menimpa suaminya untuk segera diusut tuntas.
"Saya tak terima suami saya diperlakukan tak wajar, saya minta keadilan dan oknum yang terlibat agar diproses hukum," kata Hotmaida, Senin (01/6) malam.
Selain dianiaya, barang-barang milik korban Murdahaim juga diduga dirampas. Satu unit Handphone (Hp) dirampas, sedangkan uang Rp1,5 juta raib, saat korban tak sadarkan diri. " Perbuatan ini tak bisa ditolerir. Selama satu jam saya tak diperkenankan jumpa, setelah saya telpon beberapa petinggi TNI baru mereka meminta maaf," imbuh Martin.
Setelah dari Baterai R, korban Murdahaim didampingi penasehat hukumnya Dr Martin Purba dan keluarga, melaporkan kejadian penganiayaan tersebut ke Detasemen Polisi Militer (Denpom) TNI AD di Jalan Ahmad Yani.
Waden POM Detsemen Polisi Militer 1/BB Mayor Edi Mulyanto saat dikonfirmasi media ini, membenarkan adanya peristiwa tersebut.
" Benar, korban saat ini telah kita ambil visumnya di RS Tentara guna penyelidikan lebih lanjut," singkatnya.
Di pihak lain, Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Syahril saat melihat korban di Denpom TNI AD mengatakan, akan mengawasi kasus dugaan tindak pidana penganiayaan ini. "Kalau ada surat masuk, kita akan panggil hearing," ujar Syahril. (asrpedr)
Komentar Via Facebook :