Armada Perang 18 Negara Siaga di Kepri
KEPRI, oketimes.com-- Armada perang dari sedikitnya 18 negara di kawasan ASEAN Plus, akan
meramaikan kegiatan Latihan Bersama (Latma) Multilateral Naval Exercise
Komodo (MNEK) 2014 yang diselenggarakan di Perairan Natuna dan Kepulauan
Anambas, Provinsi Kepulauan Riau, pada Maret hingga April 2014
mendatang. Australia yang sebelumnya akan terlibat, akhirnya batal
karena adanya persoalan politik dengan Indonesia, beberapa waktu lalu.
"Kapal perang dari pelbagai negara peserta akan kumpul semua. Bayangkan,
ada 18 negara yang mengirim kapal perang serta personelnya untuk
mengikuti Latma MNEK Komodo 2014 ini," kata Kepala Staf TNI Angkatan
Laut Indonesia, Laksamana TNI Marsetio kepada wartawan usai membuka
"Final Planning Conference MNE Komodo 2014 di Swissbell Hotel, Jodoh,
Kota Batam, Kamis (16/1).
Kata Marsetio, kegiatan ini diikuti
seluruh negara ASEAN dan delapan negara lain yang tergabung dalam ASEAN
Plus. Negara-negara peserta di antaranya, Indonesia sebagai tuan rumah,
Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina, Vietnam,
Kamboja, Myanmar dan Laos serta tujuh negara lainnya yaitu India,
Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, Amerika Serikat, Cina dan Rusia.
Kegiatan
ini mengusung tema "Kerjasama Untuk Menjaga Stabilitas Kawasan
(Cooperation for Stability)", yang fokus pada kegiatan non-warfighting
exercise, berupa latihan penanggulangan bencana (Disaster Relief
Operation).
Kegiatan ini, kata dia, untuk pertamakalinya
dilangsungkan di Indonesia bahkan di ASEAN yang turut melibatkan
negara-negara non ASEAN. Rencananya, kegiatan ini akan menjadi agenda
rutin dua tahunan sekali dengan tema yang berbeda-beda.
"Dalam
Latma MNEK 2014 ini, Indonesia melibatkan 16 KRI dari berbagai jenis dan
kelas, enam pesawat udara yang terdiri dari dua fixed wing dan empat
rotary wing, kapal-kapal kecil lainnya serta ribuan personel," kata
Marsetio.
"Binatang Komodo yang dipilih sebagai sandi dalam
latihan bersama ini, karena Komodo merupakan hewan purbakala yang
menjadi ikon Indonesia di mata dunia," sambung jendral bintang empat
ini.
Marsetio berharap, penyelenggaraan MNEK 2014 dapat
memberikan nilai tambah bagi dunia pariwisata di Provinsi Kepri dan
Indonesia secara umum. Sebabnya, seluruh peserta dan prajurit yang
terlibat dalam Latma itu akan diperkenalkan dengan seluruh tatanan
wilayah strategis Kepri ini.
"Dalam pelaksanaan nanti, kita akan
menyelenggarakan Latma MNEK 2014 di perairan dan pulau di sekitar
perairan Natuna dan Anambas. Latma MNEK juga dimeriahkan berbagai
pameran, seminar, kegiatan kesenian, olahraga serta bakti sosial di
masyarakat," ungkapnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dispenal
Laksamana Pertama TNI, Untung Suropati mengatakan, secara umum MNEK 2014
bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme dan kesiapsiagaan TNI AL
dalam bekerjasama dan menangani bencana alam.
"MNE Komodo 2014
memiliki dimensi kepentingan nasional sekaligus regional untuk
meningkatkan hubungan antar negara ASEAN dan negara ASEAN Plus. Sehingga
dapat meningkatkan stabilitas keamanan maritim kawasan dan meningkatkan
kemampuan tim penanggulangan bencana Indonesia, terutama TNI AL dalam
operasi secara multilateral," papar Suropati.
Kata Suropati, MNE
Komodo 2014 juga akan memberikan rekomendasi strategis bagi kerja sama
ASEAN Regional Forum dalam penanggulangan bencana di wilayah regional,
memfasilitasi keselarasan berbagai protokol nasional, regional dan
internasional dalam penanggulangan bencana serta meningkatkan kemampuan
komunikasi sosial internasional dan kerja sama prajurit TNI AL antar
negara ASEAN dan ASEAN plus.
Armada Perang
Sementara
itu, Direktur Latihan MNE Komodo 2014, Laksamana Pertama TNI Amarulla
Octavian menjelaskan, belasan kapal perang dari pelbagai negara sudah
menyatakan siap ambil bagian dalam kegiatan ini. Rusia, akan mengirimkan
tiga kapal perang berukuran besar, lengkap dengan persenjataan canggih
dengan personel hampir mencapai 1000 orang.
"Yang sudah
melakukan konform ke kami, sudah ada delapan kapal perang berukuran
cukup besar yang akan mengikuti Latma MNE Komodo 2014 ini. Namun, masih
ada kemungkinan untuk bertambah lagi setelah usai pelaksanaan rapat
Final Planning Conference MNE Komodo 2014 ini," kata Amarulla Octavian.
"Rata-rata,
mereka kita akan kita berikan kesempatan untuk memperlihatkan
kebolehannya dalam menghadapi tanggab bencana serta spesifikasi latihan
perang meskipun latihan ini khusus untuk misi Cooperation for
Stability," terang Octavian.
Negara ASEAN, ungkapnya, rata-rata
mengirimkan dua kapal perang dengan ukuran yang cukup besar dengan
peralatan pendukung lainnya. Sedangkan negara ASEAN Plus, juga ikut
mengirimkan kapal perang dan personelnya.
Negara lain yang ikut
mengirimkan kapal perang mereka yakni, Cina (1), Jepang (1), Korea
Selatan (1), Amerika Serikat mengirimkan dua pesawat udara dengan 1 SSK
personel, serta Selandia Baru juga akan mengirim kapal perang dan
personel," paparnya.
Latma MNE Komodo 2014 ini, ujar Octavian,
juga akan melibatkan ribuan prajurit Angkatan Laut dari 18 negara, serta
melibatkan sekitar 5.000 orang warga di Kabupaten Natuna dan Anambas.
"Kita
akan menggelar latihan perang dan simulasi yang dilakukan di tujuh
titik lokasi di Natuna dan Anambas. Selain itu, kita juga akan
melibatkan masyarakat umum. Yaitu masyarakat di dua kabupaten di sekitar
tempat pelaksanaan Latma ini, yang jumlahnya bisa mencapai empat ribu
hingga lima ribu orang," ujar Octavian.
Pada kegiatan ini,
sambungnya, akan disimulasikan penanganan bencana alam, tsunami dan
lainnya yang menghantam daerah pesisir. Prajurit angkatan laut akan
berupaya mengevakuasi korban dan menggiring korban berlari ke
pengungsian.
"Kemudian logistik umum bergerak, berlatih
mendirikan rumah sakit darurat. Prajurit negara-negara peserta juga akan
berlatih membangun kembali bangunan fisik yang rusak seperti jembatan
dan rumah warga," ungkapnya.
Komandan Gugus Tempur Armada Bagian
Barat ini mengatakan, penanganan bencana tidak hanya dilakukan di darat,
melainkan juga di laut, maka dari itu perlu latihan bersama, yang
melibatkan masyarakat serta dukungan pemerintahan daerah terkait.
"Semua
prajurit negara-negara peserta, juga berlatih menangani bencana alam,
tumpahan minyak, kebocoran gas dan evakuasi rig minyak di lepas pantai.
Sebab, di Indonesia terdapat banyak platform minyak tumpah di laut,"
kata dia.
Kepala Dispenal Laksamana Pertama TNI Untung Suropati
menambahkan, secara umum MNE Komodo 2014 bertujuan untuk meningkatkan
profesionalisme dan kesiapsiagaan dalam kerja sama menangani bencana
alam.
"Selain diikuti oleh kapal perang TNI AL kita, juga
diikuti kapal perang AL negara-negara Asean dan Asean Plus. Latma
Multilateral Komodo 2014 ini juga akan melibatkan beberapa Kementerian.
Di antaranya Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan dan
Kementerian Perhubungan, Lembaga Pemerintah Non Kementerian BNPB,
Basarnas dan SKK Migas. Dan pemerintah daerah dan organisasi atau
lembaga internasional (AHA Centre)," terang dia.
Menurut
Surapati, kegiatan Civic Mission meliputi kegiatan ENCAP (Engineering
Civic Action Project (Bhakti Sosial) dan MEDCAP (Medical Civic Action
Project Bhakti Kesehatan).
"Kita melibatan aset dan personel
dari TNI diantaranya, tim Penerangan(Puspen) Mabes TNI AD, kemudian satu
SSK dalam ENCAP, tim dekontaminasi dan container Zeni TNI AD, tim
dokter Emergency Response TNI AL. Melibatkan 16 Kapal Perang Indonesia
(KRI) di antaranya, 2 PKR AMY, 2 PKR SIGMA, 2 PK, 1 LPD, 1 BRS, 3 ATF, 1
LSTM dan 4 PC. Kemudian 6 Pesawat udara yang terdiri dari 2 CASSA, 2
HELI BELL dan 2 HELI BO-105. Ditambah 13 Sea Rider, 1 Combat Boat serta
personel TNI AL Lantamal IV, Lanal Ranai, Lanal Tarempa, Lanal Batam,
Batalion Zeni, Yon Kesehatan, RSAL dan Ladokgi," katanya.
"Sedangkan
dari unsur TNI AU, kita melibatkan 1 SSK dalam ENCAP, tim dokter
Emergency Response serta 2 Pesud yang terdiri dari 1 CN-235 dan 1
Herculeles," ujar Surapati.
Australia Batal Ikut
Angkatan Laut Australia yang sebelumnya akan terlibat, dipastikan batal mengikuti Latma MNE Komodo 2014 ini.
"Hal
ini hasil kesepakatan dua belah pihak pemerintah RI dan Australia,
lantaran adanya permasalahan politik, yang belum terselesaikan," kata
Amarullah Octavian.
Awalnya, ujar Octavian, angkatan laut
Australia juga diundang, dan telah menyatakan bersedia untuk mengikuti
latihan bersama negara-negara ASEAN plus ini.
"Namun di tengah jalan, kedua negara bersepakat untuk membatalkan kepesertaan Australia dalam Latma ini," katanya.
Kendati
tidak menjadi peserta, namun Angkatan Laut Australia tetap mengirimkan
perwakilannya untuk menjadi observer. Sehingga perwakilan AL Australia
dapat mengikuti perkembangan kegiatan selama Latma tersebut.
Perwakilan
Australia, Katja Blitz melalui bagian hubungan luar negeri TNI AL
mengatakan, senang dengan keterlibatan negaranya pada kegiatan itu.
"Kami
masih menunggu keputusan politik pemerintah Australia dengan Indonesia,
agar ada kemungkinan untuk menaikkan status kepesertaan. Yaitu dari
peserta observer menjadi peserta kegiatan yang terlibat lansung dalam
Latma MNEK 2014 ini," kata Katja Blitz. (vnr/ant)
Komentar Via Facebook :