Dituduh `Cabe-Cabean` Orang Tua Siswa Tuntut Keadilan untuk WA

PEKANBARU, oketimes.com- Nasib malang dialami siswi SMP Negeri 29 Rumbai kelas IX inisial WA. Ia harus menanggung malu, psikologis terganggu, dan mengalami stroke hingga lumpuh yang dialaminya akibat dituduh terlibat dalam kenakalan remaja di bawah umur (cabe-cabean). Akhirnya WA dikeluarkan dari sekolahnya.

Tidak terima dengan tuduhan yang ditimpakan kepada anaknya, orangtua siswi bersama anggota keluarganya mendatangi kantor DPRD Kota Pekanbaru, Kamis (13/11) siang guna menjembatani persoalan yang mengakibatkan anaknya hingga sakit hingga menderita tekanan psikologis.

"Anak saya dituduh cabe-cabean, disebut berbuat seks di dalam oplet dan di dalam semak-semak. Itu semua tuduhan tak ada buktinya. Anak saya tidak pernah melakukan hal yang dituduhkan sekolah tersebut,"  kata orang tua WA, Supriyadi saat memberi keterangan kepada Anggota DPRD Pekanbaru.

Disebutkan Supriyadi, sejak WA dikeluarkan dari sekolah pada 2 September 2014 silam, kondisinya sangat terpukul karena harus mengalami beban pikiran atas tuduhan guru dan para teman-temannya. Bahkan, sudah pindah ke salah satu sekolah di Siak Hulu, WA pun masih tetap menanggung rasa malu harus dipanggil guru BK dan menanyakan persoalan yang dialaminya.

"Sekarang WA tidak mau sekolah, kondisinya sakit. Tentu kami sangat menyayangkan sekali atas apa yang menimpa anak kami. Kami ke sini meminta agar ada keadilan dan minta Sekolah membersihkan nama baik keluarga kami melalui permohonan maaf," ungkap Supriadi.

Sementara keluarga lainnya, dalam membuktikan tuduhan yang ditimpanya dan mencari kebenaran, WA telah memeriksakan dirinya ke bidan. "Itu inisiatif dari anak kami sendiri, dia memeriksakan diri ke bidan dan hasilnya bahwa anak kami masih perawan, masih utuh," ujar Suroto sambil memperlihatkan selembar kertas bukti hasil pemeriksaan dari salah seorang dokter di Pekanbaru.

Disebutkan juga oleh keluarga WA, anaknya tersebut dikeluarkan secara sepihak oleh sekolah tanpa ada peringatan dan pemanggilan kepada orangtua sebelumnya. "Ibunya dipaksa menandatangani surat keluar dari sekolah," tuturnya.

Pihak keluarga tidak meminta yang aneh-aneh, hanya ingin agar sekolah menjelaskan kondisi sebenarnya bahwa WA tidak pernah terlibat dalam `cabe-cabean` seperti yang dituduhkan sekolah.

"Kalau biaya pengobatan, biaya pindah sekolah, itu semua tak ada kami tuntut. Kami hanya minta agar sekolah meminta maaf agar psikis anak kami tak terganggu lagi," sebut Suroto kepada DPRD.

Bahkan, pihak keluarga WA akan membawa persoalan tersebut ke ranah hukum jika memang tidak bisa diselesaikan secara persuasif. Sebab, dari pertemuan-pertemuan sebelumnya, seperti di Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru bersama pihak sekolah pada Rabu (12/11/2014) kemarin, juga belum ada ditemukan solusi.

"Pertanyaan-pertanyaan yang kita sampaikan banyak yang dijawab dinas, bukan sekolah. Ini kan sangat kita sayangkan. Semua pihak harusnya memandang ini secara objektif," sebut Suroto.(eza)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :