Ungkap Pelaku Curat Baterai BTS Telkomsel

Soal Terduga Pencuri Ditembak Polisi, Begini Penjelasan Dirkrimum Polda Riau Terhadap Pelaku

Direktur Ditkrimum Polda Riau Kombes Pol Asep Dermawan, SH, SIK, didampingi Wadirkrimum dan Kabid Humas Polda Riau Hery Murwono, dan Kasubid Jatanras Polda Riau Kompol Indra Lamhot Sihombing, menggelar konferensi pers pengungkapan pelaku curat Baterai BTS Telomsell pada Kamis, 25 Januari 2024 di Mapolda Riau.

Pekanbaru, Oketimes.com - Terkait penembakan terduga pencurian dengan pemberatan (curat) yang dilakukan anggota Tim Subdit Jatanras Polda Riau, terhadap inisial DR (22), yang kini masih dirawat intensif di RS Syafira Kota Pekanbaru, Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditkrimum) Polda Riau, menggelar konferensi pers pengungkapan kasus tersebut pada Kamis, 25 Januari 2024 di Mapolda Riau.

Dalam konferensi pers tersebut, Direktur Ditkrimum Polda Riau Kombes Pol Asep Dermawan, SH, SIK, didampingi Wadirkrimum AKBP Sunhot Silalahi, Kabid Humas Polda Riau Hery Murwono, dan Kasubdit Jatanras Polda Riau Kompol Indra Lamhot Sihombing, membenarkan bahwa terduga DR (22) merupakan pelaku curat yang ditembak anggota, lantaran kabur dari kejaran petugas saat dilakukan penangkapan pada Sabtu, 20 Januari 2024 dini hari di Jalan Lintas Pekanbaru-Duri atau tepatnya dekat pintu tol masuk Permai.

"Benar pelaku DR (22) ini adalah pelaku pencurian Batrai BTS (Base Transceiver Station) milik Telkomsel, dan kita melakukan penindakan tegas secara terukur saat pelaku kabur dari kejaran petugas dan berhasil kabur saat itu bersama temannya inisial RH (masih tahap pengejaran-red)," ujar Kombes Asep menjelaskan.

Disebutkan Asep, mengapa pelaku DR dan RH berhasil kabur dari kejaran petugas dan bahkan pelaku DR bisa dilakukan perawatan intensif di RS Syafira Pekanbaru dan bukan di RS Bhayangkara?

Asep menyebutkan keberhasilan kedua pelaku saat kabur dari kejaran petugas, karena saat tim Jatanras melakukan penyergapan, kedua pelaku berboncengan dengan sepeda motor dan berupaya secara membabibuta untuk kabur dari kejaran tim, termasuk dengan menabrak salah satu anggotanya yang saat ini sedang dirawat di rumah sakit.

"Ketika tim melakukan penyergapan di TKP, kedua pelaku ini berupaya mengelabuhi petugas, dengan mengendarai sepeda motor yang masuk ketengah-tengah dua truk yang parkir di pinggir jalan TKP (Jalan Lintas Raya Pekanbaru - Duri Km 26 Pekanbaru-Minas," ujarmya.

Saat anggota berupaya menghalau pelaku, agar tidak kabur dari kejaran petugas lanjut Dirkrimum Polda Riau, pelaku justru menambrak salah satu petugas, hingga terpental ke pinggir jalan. Sehingga salah satu anggota lainnya, berupaya untuk melakukan tindak tegas terukur ke pelaku, setelah dilakukan peringatan.

"Namun peringatan tersebut, tidak diindahkan kedua pelaku dan tancap gas untuk kabur hingga lolos dari kejaran tim. Sementara anggota tim lainnya, berupaya menyelamatkan anggota yang ditabrak pelaku ke rumah sakit terdekat," ulas Kombes Asep.

Tak lama kemudian lanjut Asep, tepat pada Sabtu (20/1/2024) pada pukul 17.00 WIB sore, pihaknya mendapat informasi, bahwa pelaku DR salah satu pelaku, telah dilakukan perawatan medis di RS Syafira Pekanbaru.

"Di rumah sakit itu (RS Syafira-red), pihak medis melakukan pengangkatan seperti proyektil peluru, yang mengenai pinggang kiri diatas perut usus pelaku, sehingga dilakukan tindakan medis oleh tim dokternya," beber Asep.

Baca Juga : Ditembak Polisi, Ginjal dan Usus Terduga Pencurian Dioperasi di RS Swasta, Istri Meradang

Dari keterangan pihak RS Syafira lanjut Asep, tim medis mengakui telah melakukan pengangkatan proyektil peluru yang mengenai pinggang kiri dia atas perut usus dekat ulu hati, sehingga pihaknya membantah bahwa proyektil yang mengenai ginjal dan usus pelaku tidak benarkan pihaknya.

"Ini rekam medik dari tim dokternya ada salinannya sama kita, disana diterangkan bahwa proyektil peluru mengenai tembus pinggang kiri yang tepatnya diatas usus perut pelaku. Jadi tidak benar, proyektil mengenai usus dan ginjal pelaku," tegas mantan Kapolres Kampar itu meyakinkan.

Meski begitu lanjut Asep, pihaknya juga dalam waktu dekat ini, akan memanggil pihak tim medis RS Syafira, untuk dimintai ketarangan, terkait mengapa tim medis tidak melakukan koordinasi dengan pihaknya selaku aparat penegak hukum, untuk melakukan tindak medis terhadap adanya proyektil peluru yang mengenai seorang pasiennya.

"Idealnya pihak RS tersebut, harus berkoordinasi dengan kita selaku aparat hukum, karena ada pengangkatan proyektil peluru terhadap pasiennya. Terkait hal ini, kita akan periksa tim medisinya," ungkap Asep.

Terakhir, Kombes Asep Dermawan, juga mengatakan bahwa pihaknya saat ini sedang fokus memberikan perawatan medis terhadap pelaku DR, termasuk akan memindahkan perawatan medis pelaku dari RS Syafira Pekanbaru ke RS Bhayangkara Polda Riau.

"Setelah perawatan medis, kita akan melakukan penyidikan lebih lanjut dan pengembangan terhadap pelaku pencurian Batrai BTS Telkomsel ini, karena aduan masyarakat mengarah ke pelaku. Sementara pelaku RH dan barang bukti sepeda motor yang berhasil kabur dibawa pelaku, akan kita lakukan pengejaran," pungkas Dirkrimum Polda Riau itu meyakinkan lagi.

Seperti diberitakan, Anjani (25) warga Jalan Pahlawan Kerja kota Pekanbaru, mempertanyakan pihak kepolisian, terkait adanya peristiwa penembakan terhadap suaminya, yang diduga pelaku pencurian pada Sabtu (20/1/2024) dini hari di Jalan Lintas Pekanbaru-Duri.

Terduga DR (22) alias Dimas, suami Anjani, terpaksa kehilangan satu dari 2 ginjalnya dan sebagian usus perutnya gara gara peluru tembus dan besarang di perutnya.

Anjani istri Dimas didampingi kuasa hukumnya, Rohim Brahmana S.H pada Selasa malam (23/1/2024) kemarin, kepada media di salah satu kafe di Jalan Parit Indah, membenarkan insiden yang menimpa suaminya.

Anjani menceritakan bahwa suaminya sebelum ditembak polisi, mendapat informasi bahwa suaminya sedang mau pergi ke Bagansiapiapi, dengan menggunakan sepeda motor dan berboncengan dengan temannya.

Namun, pada Sabtu (20/1/2024) dini hari, suaminya Dimas menelepon dirinya dan mengatakan bahwa dirinya ditembak di pinggir jalan lintas Pekanbaru-Duri, perbatasan Minas dengan Kandis, persisnya tidak jauh dari pintu tol Pekanbaru-Dumai.

Kaget bercampur sedih, Anjani menghubungi Omnya, meminta Dimas dijemput di lokasi yang dikirimnya share loc-nya melalui pesan WhatsApp (WA). Beruntung nyawanya bisa diselamatkan.

Dimas, sempat kritis dan koma selama 2 hari di ruang ICU RS Syafira Pekanbaru, salah satu rumah sakit swasta di Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru.

Anehnya, yang membuat Anjani sedih, ketika itu dirinya tidak diberitahu mengapa polisi menembak suaminya. Sementara kondisi suami dalam masa masa kritis saat itu.

Ia juga menyebutkan memang ada beberapa orang yang menghubungi dirinya. Mereka mengaku ada yang dari Polsek Tambang, Polresta Pekanbaru, dan Polda Riau, Bid Propam Polda Riau.

Akan tetapi tidak satupun dari pihak kepolisian itu yang mau menjelaskan kesalahan apa yang diperbuat suaminya itu, sehingga polisi menembak dia.

"Sempat saya bilang kepada abang abang polisi itu, kasusnya apa? apakah suami saya itu seorang bandar narkoba atau seorang teroris?" tanya Anjani yang dijawab anggota polisi itu. Nanti saja Bu, kami jelaskan".

Mendengar jawaban oknum petugas itu, Anjani semakin cemas, karena informasi yang ia dapat mengapa suaminya bisa ditembak.

Tak disampai disitu, saat ini dirinya juga semakin stres, lantaran pihak Rumah Sakit menagih biaya operasi, termasuk mengeluarkan peluru, memotong ginjal dan usus suaminya yang dihari ketiga suaminya dirawat sudah mencapai Rp30 juta.

"Memang ada dari abang polisi itu, yang menjamin uang pengobatan ditanggung pihaknya. Tetapi anehnya, setiap mau menebus obat obat suami saya, pihak kasir tetap menagih utang biaya pengobatan itu. Peluru yang bersarang di perut DR yang berhasil dikeluarkan tim dokter RS Syafira Pekanbaru.

Bagaimana mau membayar biaya pengobatan itu, untuk beli susu anaknya masih bayi berusia 14 hari itu tidak punya. "Terus terang Pak, suami saya adalah tulang punggung ekonomi kami. Semetara dia kini terbaring di ruang ICU," keluh Anjani.

Menurutnya, jika pun suaminya nanti akan sembuh, dia pasti tidak bisa bekerja berat, karena satu ginjalnya sudah diangkat karena pecah tertembak peluru. "Ginjal dan usus suami saya itu sudah diangkat dokter RS Syafira Pekanbaru," ungkapnya.

Yang menambah dirinya miris sebut Anjani, setiap ada polisi yang datang ke Rumah Sakit, terus menanyakan di mana peluru yang diangkat dari perut suaminya itu.

"Padahal kalau bapak bapak polisi itu tahu, ada yang lebih parah yang dialami suami saya. Satu ginjalnya sudah diangkat karena pecah dan sebagian ususnya juga dipotong diakibatkan peluru itu," tukasnya dengan nada kesal.

Anjani juga mengakui dirinya baru tahu kalau suami itu ditembak polisi, karena ada laporan di Polsek Tambang, terkait kasus pencurian Baterai tower Telkomsel. Sedangkan keberadaan sepeda motor yang digunakan suaminya hingga kini dia belum tau keberadaannya.

Terkait hal itu, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Riau Kombes Pol Asep Darmawan, membantah terduga Dimas merupakan salah tembak, akan tetapi terduga memang pelaku pencurian yang ditembak oleh anggota tim saat memburunya pada pada Sabtu (20/1/2024) dini hari di TKP.

"Tidak salah tembak, tapi memang benar ditembak anggota, karena pelaku merupakan pelaku pencurian yang terlibat dalam baterai tower Telkomsel," sebut Kombes Asep Dermawan.

Ditanya, jika pelaku yang ditembak adalah pelaku pencurian, mengapa pelaku dilakukan perawatan medis hingga mengangkat peluru yang tertembak dilakukan disalah satu RS swasta yakni di RS Syafira Pekanbaru, dan bukan di RS Sakit Bhyangkara Polda Riau Jalan Kartini Kota Pekanbaru?

Asep tidak menampik pertanyaan awak media ini, sembari tergesa-gesa menyebutkan bahwa pelaku saat ini sudah dibawa ke RS Bhayangkara Polda Riau, untuk dilakukan perawatan intensif.

"Oh ya, saat ini pelaku sudah dirawat di RS Bhayangkara, sudah tadi. Tapi bentar saya tanya dulu lagi ke anggota. Nanti saya hubungi ya, sebab saya sedang bersama pak Wakapolda Riau," jawab Asep sembari menyudahi percakapan dengan oketimes.com saat dihubungi via ponselnya, Rabu malam (24/1/2024) tadi.***


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait