Ditembak Polisi, Ginjal dan Usus Terduga Pencurian Dioperasi di RS Swasta, Istri Meradang

ILustrasi penembakan terduga pencurian

Pekanbaru, Oketimes.com - Anjani (25) warga Jalan Pahlawan Kerja kota Pekanbaru, mempertanyakan pihak kepolisian, terkait adanya peristiwa penembakan terhadap suaminya, yang diduga pelaku pencurian pada Sabtu (20/1/2024) dini hari di Jalan Lintas Pekanbaru-Duri.

Dimana terduga DR (22) alias Dimas, suami Anjani, terpaksa kehilangan satu dari 2 ginjalnya dan sebagian usus perutnya gara gara peluru tembus dan besarang di perutnya.

Anjani istri Dimas didampingi kuasa hukumnya, Rohim Brahmana S.H pada Selasa malam (23/1/2024) kemarin kepada media di salah satu kafe di Jalan Parit Indah, membenarkan insiden yang menimpa suaminya.

Dilansir dari mediumpos.com, Anjani menceritakan bahwa suaminya sebelum ditembak polisi sedang mau pergi ke Bagansiapiapi, dengan menggunakan sepeda motor dan berboncengan dengan temannya.

Namun, pada Sabtu (20/1/2024) dini hari, suaminya Dimas menelepon dirinya dan mengatakan bahwa dirinya ditembak di pinggir jalan lintas Pekanbaru-Duri, perbatasan Minas dengan Kandis, persisnya tidak jauh dari pintu tol Pekanbaru-Dumai.

Kaget bercampur sedih, Anjani menghubungi Omnya, meminta Dimas dijemput di lokasi yang dikirimnya share loc-nya melalui pesan WhatsApp (WA). Beruntung nyawanya bisa diselamatkan.

Dimas, sempat kritis dan koma selama 2 hari di ruang ICU RS Syafira Pekanbaru, salah satu rumah sakit swasta di Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru.

Anehnya, yang membuat Anjani sedih, ketika itu dirinya tidak diberitahu mengapa polisi menembak suaminya. Sementara kondisi suami dalam masa masa kritis saat itu.

Ia juga menyebutkan memang ada beberapa orang yang menghubungi dirinya. Mereka mengaku ada yang dari Polsek Tambang, Polresta Pekanbaru, dan Polda Riau, Bid Propam Polda Riau.

Akan tetapi tidak satupun dari pihak kepolisian itu yang mau menjelaskan kesalahan apa yang diperbuat suaminya itu, sehingga polisi menembak dia.

"Sempat saya bilang kepada abang abang polisi itu, kasusnya apa? apakah suami saya itu seorang bandar narkoba atau seorang teroris?" tanya Anjani yang dijawab anggota polisi itu. Nanti saja Bu, kami jelaskan".

Mendengar jawaban oknum petugas itu, Anjani semakin cemas, karena informasi yang ia dapat mengapa suaminya bisa ditembak.

Tak disampai disitu, saat ini dirinya juga semakin stres, lantaran pihak Rumah Sakit menagih biaya operasi, termasuk mengeluarkan peluru, memotong ginjal dan usus suaminya yang dihari ketiga suaminya dirawat sudah mencapai Rp30 juta.

"Memang ada dari abang polisi itu, yang menjamin uang pengobatan ditanggung pihaknya. Tetapi anehnya, setiap mau menebus obat obat suami saya, pihak kasir tetap menagih utang biaya pengobatan itu. Peluru yang bersarang di perut DR yang berhasil dikeluarkan tim dokter RS Syafira Pekanbaru.

Bagaimana mau membayar biaya pengobatan itu, untuk beli susu anaknya masih bayi berusia 14 hari itu tidak punya. "Terus terang Pak, suami saya adalah tulang punggung ekonomi kami. Semetara dia kini terbaring di ruang ICU," keluh Anjani.

Menurutnya, jika pun suaminya nanti akan sembuh, dia pasti tidak bisa bekerja berat, karena satu ginjalnya sudah diangkat karena pecah tertembak peluru. "Ginjal dan usus suami saya itu sudah diangkat dokter RS Syafira Pekanbaru," ungkapnya.

Yang menambah dirinya miris sebut Anjani, setiap ada polisi yang datang ke Rumah Sakit, terus menanyakan di mana peluru yang diangkat dari perut suaminya itu.

"Padahal kalau bapak bapak polisi itu tahu, ada yang lebih parah yang dialami suami saya. Satu ginjalnya sudah diangkat karena pecah dan sebagian ususnya juga dipotong diakibatkan peluru itu," tukasnya dengan nada kesal.

Anjani juga mengakui dirinya baru tahu kalau suami itu ditembak polisi, karena ada laporan di Polsek Tambang terkait kasus pencurian baterai tower Telkomsel. Sedangkan keberadaan sepeda motor yang digunakan suaminya hingga kini dia belum tau keberadaannya.

Terkait hal itu, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Riau Kombes Pol Asep Darmawan, membantah terduga Dimas merupakan salah tembak, akan tetapi terduga memang pelaku pencurian yang ditembak oleh anggota tim saat memburunya pada pada Sabtu (20/1/2024) dini hari di TKP.

"Tidak salah tembak, tapi memang benar ditembak anggota, karena pelaku merupakan pelaku pencurian yang terlibat dalam baterai tower Telkomsel," sebut Kombes Asep Darmawan.

Ditanya, jika pelaku yang ditembak adalah pelaku pencurian, mengapa pelaku dilakukan perawatan medis hingga mengangkat peluru yang tertembak dilakukan disalah satu RS Swasta yakni di RS Syafira Pekanbaru, dan bukan di RS Sakit Bhayangkara Polda Riau Jalan Kartini kota Pekanbaru?

Asep tidak menampik pertanyaan awak media ini, sembari tergesa-gesa menyebutkan bahwa pelaku saat ini sudah dibawa ke RS Bhayangkara Polda Riau, untuk dilakukan perawatan intensif.

"Oh ya, saat ini pelaku sudah dirawat di RS Bhayangkara, sudah tadi. Tapi bentar saya tanya dulu lagi ke anggota. Nanti saya hubungi ya, sebab saya sedang bersama pak Wakapolda Riau," jawab Asep sembari menyudahi percakapan dengan oketimes.com saat dihubungi via ponselnya, Rabu malam (24/1/2024) tadi.***


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait