Sosialisasi Pengembangan Sentra Madu Kabupaten Kampar

Bupati Kampar, H Jefry Noer ketika photo bersama pada acara sosialisasi rencana sentra pengembangan hasil hutan bukan kayu di Hotel Tiga dara, Kamis (06/11) Siak Hulu

SIAK HULU, oketimes.com- Bupati Kampar H Jefry Noer buka sosialisasi rencana pengembangan sentra (RPS) Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Madu Kabupaten Kampar di Tigadara Hotel Resort selama dua hari mulai 6 hingga 7 Nopember 2014.

Bupati Kampar H Jefry Noer mengatakan bahwa Kabupaten Kampar memiliki hutan dan lahan perkebunan yang cukup luas dan sangat berpotensi untuk pengembangan sentra madu lebah, baik penghasil madu alam maupun penghasil madu sawit.

Dikatakan Jefry, jika mau memajukan madu Kampar, kuncinya kelola dengan baik masyarakat petani lebah dan gandeng pihak swasta untuk pengembangan madu, dua hal itu kuncinya ujar Jefry Noer.

Organisasi tidak bisa hidup tanpa adanya dana karena itu kepada pengurus harus lincah dan cermat, bagaimana untuk mendapatkan modal, mengembangkan usaha madu lebah, jalinan kerja sama dengan perusahaan dan untuk itu Jefry mengatakan siap membantu para pengurus.

Selama ini masyarakat Kampar banyak yang menggantungkan hidup dari usaha mencari madu di hutan, kemudian dikelola sendiri hingga mampu memberikan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan, yang secara tidak langsung turut menjaga kelestarian hutan.

Namun pengelolaannya masih sederhana baik cara panen, perlakuan pasca panen, kelembagaan pengelolaan maupun pemasaran, dan ini dapat di optimalkan dengan dukungan bersama semua pihak, terlebih dari pihak Pemda Kampar akan komit dan siap mendukung perkenbangan madu Kampar, kata Jefry.

Kegiatan pengelolaan HHBK seperti madu merupakan potensi dan asset bagi pembangunan kehutanan di Kampar yang sangat mungkin untuk di kembangkan dan diberdayakan untuk mencapai tujuan hutan lestari dan masyarakat sejahtera yang sejalan dengan program lima pilar pembangunan Kampar yang diwujudkan untuk menciptakan Kampar yang zero kemiskinan, Pengangguran dan rumah kumuh, terang Jefry.

Kepada peserta sosialisasi dan pengurus, Jefry berpesan jangan sekedar dilantik saja tetapi serius mengembangkan madu lebah khususnya madu sialang di Kampar dan kepada petani madu sialang agar hasil madu jangan dicampur dengan gula agar terjaga ke asliannya dan memiliki khasnya tersendiri.

Bagaimanapun juga citarasa madu asli tetap ketahuan mana yang asli dan tidaknya dan itu ciri tersendiri untuk madu asli Kampar, bagaimana pun diolah tetap ketahuan mana madu asli dan tidak seperti melalui tes di simpan di kulkas madu tidak akan beku, di tumpahkan ke Koran tidak tembus atau basah, ditempelkan di kuku kita, madu tidak menetes.

Kepada pengurus organisasi madu lebah, Jefry berpesan agar dapar memberdayakan dan memajukan petani madu di kampar dengan cara dan kiat yang dapat dilakukan seperti mendata dan mapping berapa jumlah petani madu di Kampar, berapa hasil madu di dapat petani sebulannya atau dalam setahun.

Ditambahkan Jefry Noer, pengurus juga harus dapat menjalin kerja sama dengan pihak swasta untuk suksesnya pengembangan usaha madu karena kalau di kelola oleh pihak swasta akan cepat berkembang karena tidak terlalu rumit birokasi.
Kepada penyuluh Jefry berpesan, lakukan Pembinaan kepada petani, untuk bagaimana menghasilkan madu yang bagus dan berdaya saing serta mendapat hasil maksimal.

Sebelumnya Jefry Noer mengukuhkan pembentukan pengurus sentra madu lebah Kabupaten Kampar dan penyerahan bantuan alat pemisah madu dan air kepada pengurus.

Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Indragiri Rokan Kementerian Kehutanan RI Dr.Ir. Hotmauli Sianturi, M.SCfor menjelaskan tujuan sosialisasi untuk menyebarluaskan informasi tentang rencana pembentukan sentra HHBK madu Kampar dan menghimpun masukan dari pihak terkait penyempurnaan rencana pembentukan sentra madu di Kampar.

Madu Kampar sudah dapat hasil sekitar 85 ton pertahun, terhadap capaian hasil melalui sosialisasi masyarakat petani madu lebah Kampar dapat lebih maksimal dan prospek ke depan perkembangan madu Kampar yang menjanjikan serta  produksi madu Kampar agar lebih berkembang.

Karena madu hutan Kampar sudah cukup dikenal sampai ke tingkat nasional maupun internasional, ujar Hotmauli tetapi walaupun memiliki potensi,  madu Kampar belum menjadi tuan rumah di rumah sendiri Kabupaten Kampar. hal ini di sebabkan kurang terkoordinir dan sosialisasi maupun informasi kepada petani madu Kampar, katanya dan untuk mendukung pengembangan HHBK Madu di Kampar dan dapat memberikan manfaat yang optimal serta mampu mendukung pengelolaan sumberdaya hutan berkelanjutan, dibentuk sentra HHBK madu Kampar.

Hotmauli menambahkan, peserta sosialisasi diikuti sebanyak 50 peserta dari kalangan instansi Pemerintah, perguruan tinggi, kelompok masyarakat, koperasi dan lembaga swadaya masyarakat yang merupakan pihak yang terlibat langsung dalam pengelolaan madu hutan Kampar.

Serta ucapan terimakasih kepada Bupati Kampar yang peduli terhadap perkembangan usaha madu di Kampar termasuk dukungan Bupati berkenaan pembangunan organisasi agar berkembang dan soal pendanaan untuk kesejahteraan masyarakat Kampar sendiri, ujar Hotmauli.(sy)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait