Pemkab Siak Akan Pugar Komplek Bangunan Landraad dan ControlIeur Benhil Menpura

Bupati Siak Alfedri bersama instansi terkait saat menggelar rapat persiapan penyusunan dokumen perencanan pekerjaan teknis Kota Pusaka Prioritas. Selasa (15/10/2019) malam di Balai Zamrud Komplek Kantor Bupati Siak, Riau.
Siak, Oketimes.com - Pemkab Siak, gesa penyusunan dokumen perencanan pekerjaan teknis Kota Pusaka Prioritas. Kegiatan itu dilakukan, agar tersusunnya Detail Engineering Design (DED), perencanaan pemugaran bangunan cagar budaya Controlleur dan Landraad di Kampung Benteng Hilir Kecamatan Mempura.
Bupati Siak Alfedri, saat membuka kegiatan tersebut mengatakan, untuk menetapkan sebuah kawasan sebagai kota pusaka, melalui proses yang cukup panjang. Tahapannya bisa mencapai lima sampai dengan tujuh tahun kedepan.
"Penetapan Siak sebagai kota Pusaka, sudah kami lalui tahap pertama. Yaitu, Penelitian dan pendokumentasian arsip. Pembagian wilayah kami tetapkan menjadi tiga zonasi. Pertama Komplek Istana Siak, Perumahan Datuk Pesisir dan Tangsi Belanda, Landraad dan ControlIeur," kata Bupati Siak Alfedri pada Selasa (15/10/2019) malam di Balai Zamrud.
Alfedri menjelaskan, terkait perencanan teknis fokus pembahasan, yaitu bagai mana pemanfaat dan peruntukan Tangsi Belanda, dan restorasi kompleks bangunan Landraad dan ControlIeur yang ada di Mempura.
"Yang menarik tahapan perencanaan teknis kota pusaka ini, kita sudah memasuki tahap ke dua. Tahap Identifikasi, inventarisir dan diagnosa kerusakan banguan. Tentu ini menjadi tapan yang penting," ungkapnya.
Dia berharap, setelah dilakukan restorasi nantinya, bagaimana bangunan tersebut dijadikan salah satu media dalam proses pembelajaran bagi masyarakat terhadap sejarah, sosial budaya dan arsitektur.
"Kami tidak ingin bangunan Restorasi, tapi tidak di fungsikan, dan harapan saya bersama pak Gubernur Syamsuar pada saat Festival jaringan kota pusaka tahun depan, jamuan makan malam para tamu di lakukan di Tangsi belanda Siak," tutupnya.
Sementara itu, Konsultan yang menangani perencanaan teknis Kota Pusaka Siak Joni Wongso menyampaikan, tidak banyak catatan, foto, lukisan dan data resmi yang dapat di jadikan rujukan kapan komplek ini di bangun.
"Melalui pertemuan ini, kami berharap bapak dan ibu dapat memberikan masukan, untuk menjadi data tambahan bagi kami, sehingga memudahkan kami dalam melakukan falidasi data, baik fisik dan juga informasi," ujarnya.
Lanjutnya lagi, Tangsi Belanda, Istana Siak serta komplek bangunan Landraad dan ControIleur di Benteng Hilir, merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di pisah dari sejarah.
Landraad dan ControlIeur di Benteng Hilir, merupakan komplek bangunan admintrasi peninggalan Kolonial selama berada di Siak Sri Indarpura. Serta menjadi saksi pentingnya keberadaan Kesultanan Siak, yang menguasai wilayah pantai Timur Sumatera yang di perebutkan oleh Inggris dan Belanda.
Hadir pada rapat itu, tokoh masyarakat Hamdan Saili, Ketua LAMR Siak, Wan Said, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Siak Hendrisan, Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Temas, komunitas peduli sejarah Siak Heritage, serta sejumlah tokoh masyarakat Siak.***
Reporter : Sule
Editor : Cardova
Komentar Via Facebook :