Terlibat Narkoba, Walikota ditembak Mati di Filipina
Ilustrasi
Manila, Oketimes.com - Polisi anti-narkoba Filipina telah menembak mati seorang wali kota dan sembilan anggotanya dalam sebuah operasi berdarah sejak peluncuran kampanye anti-narkoba Presiden Rodrigo Duterte.
Wali Kota Saudi Ampatuan, Samsudin Dimaukom, telah masuk ke dalam daftar hitam orang yang terlibat perdagangan narkoba.
Dimaukom merupakan satu dari lebih dari 150 pejabat pemerintahan lokal, hakim, dan polisi yang diidentifikasi oleh Duterte awal tahun ini, terlibat dalam penjualan obat-obatan terlarang. Dia telah diperintahkan untuk segera menyerahkan diri atau akan diburu.
Sang wali kota telah menyerahkan diri kepada polisi, tapi membantah terlibat penjualan narkoba. Dia mengatakan kepada media, ikut berperang melawan perdagangan narkoba dan mendukung aksi keras Duterte.
Menjelang baku tembak, Jumat (28/10/16), polisi menerima informasi bahwa kelompok Dimaukom berencana membawa sejumlah besar metamfetamin dari kota kelahiran Duterte, Davao, ke Provinsi Maguindanao, tempat Saudi Ampatuan berada.
Juru bicara polisi Inspektur Romeo Galgo mengatakan Dimaukom dan personil keamanannya melepaskan tembakan setelah polisi anti-narkoba menghentikan kendaraan mereka di lokasi, tempat obat-obatan terlarang itu akan didistribusikan. Polisi balas menembak sehingga menewaskan Dimaukom di kota Makilala, sekitar 950 kilometer sebelah selatan ibu kota Manila.
"Tersangka bersenjata dan menembak ke arah penegak hukum sehingga dibalas dengan tembakan," kata Galgo.
Namun, Al Jazeera melaporkan bahwa tidak ditemukan narkoba ketika persembunyian Dimaukom digeledah sehari sebelumnya.
"Setelah dia dan istrinya menyerahkan diri ke polisi, lokasi mereka digeledah dan tidak ditemukan narkoba," sebut Al Jazeera.
Perang narkoba Duterte sejauh ini telah menewaskan lebih dari 3.800 nyawa sehingga memicu kritik dari Amerika Serikat (AS), Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), dan kelompok-kelompok HAM internasional.
Duterte yang menjabat sejak Mei lalu, berjanji memerangi narkoba, serta mengecam para pengkritiknya sebagai "orang-orang bodoh" dan mengaku tidak melanggar hukum dalam negeri apa pun untuk membunuh penjahat.***/ AlJazeera.

Komentar Via Facebook :