Nelayan Tradisonal Akan Diberikan Pembekalan

Pasca dibebaskan sebanyak 19 orang Pasir Limau Kapas (Palika) Rokan Hilir oleh Polisi Maritim Malaysia. Pemkab Rohil berencana untuk memberikan pembekalan kepada seluruh nelayan tradisonal. Hal ini penting agar kejadian sama tak terulang kembali.

Bagansiapi-api, oketimes.com - Pasca dibebaskan sebanyak 19 orang Pasir Limau Kapas (Palika) Rokan Hilir oleh Polisi Maritim Malaysia. Pemkab Rohil berencana untuk memberikan pembekalan kepada seluruh nelayan tradisonal. Hal ini penting agar kejadian sama tak terulang kembali.

"Syukurlah yang kemarin sudah selesai, nah jadi kita akui bahwa nelayan tradisonal kita banyak yang tidak tahu bats wilayah, makanya dipandang perlu dibuatkan pertemuan untuk pembekalan dan menjelaskan batas wilayah," kata Bupati Rohil H Suyatno, Kamis (14/7) di Bagansiapiapi.

Bupati menilai banyak sekali nelayan yang memang bergantung dilaut masih menggunkan alat tardisonal dan tidak mengetahi percis batas untuk mencari ikan. "Mereka pakai pompong, karena asik mencari ikan rupanya kelupaan dan sampai diperbatasan," jelas Bupati.

Ditambahkan, nelayan Rohil memilliki keistimewaan karena semua nelayan tradisonal sudah menggunkan GPS. "Dengan adanya alat Gps ini nelayan merasa terbantu dan memang kita poskan anggran dari APBD Rokan Hilir," kata Bupati.

Namun, GPS yang digunakan belumlah begitu canggih dan saat berkunjung ke Malasyis diberikan masukan oleh Kedutasan Besar Republik Indinesia (KBRI) Kuala Kumpur agar menyediakan alat yang lebih canggih.

"Saya ditunjukkan poto-poto gps yang canggih,  saya pun langsung respon dan saya perintahkan Kepala Dinas Perikanan  untuk diprogramkan dalam Anggaran perubahan. Alatnya canggih dan tak mahal," tegasnya.

Dengana danya alat ini nantinya batas antar negara bisa kelihtan sehingga bisa menjadi acuan nelayan yang melaut.

Ia juga menambahkan, selama masa penangkapan lebih sepekan, diberikan perlakuan yang baik. Di tambah lagi, semua hasil tangkapan nelayan saat itu semuanya dilelang dan uangnya diberikan kepada para nelayan.

"Jadi totalnya sekitar 800 RM dibagikan kepada semua nelayan, nah saya fikir kita negara serumpun sehingga untuk mufakat itu masih bisa dikedepankan," urai Bupati.

Ia menambahkan, bahwa Indonesia-Malaysia seprti bang dan adik, banyak orang Indonesia di Malysia begitu juga sebaliknya. "Jadi kiya akan bina secara kontiniu sehingga aktifitas nelayan bisa lancar dan leluasa mencari ikan tanpa takut melewati batas," pungkas Suyatno. (rd)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait