Special Permit Heli Belum Kelar
BPBD Riau Andalkan Tim Darat Padamkan Karlahut
Edwar Sanger Kepala BPBD Riau.
Pekanbaru, Oketimes.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau menyatakan masih mengandalkan tim darat untuk menanggulangi kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) yang kembali terjadi di wilayah Provinsi Riau akhir-akhir ini.
"Kita masih mengandalkan tim darat dulu, semuanya yang tergabung dalam Satgas Karlahut telah diturunkan untuk menanggulangi kebakaran lahan dan hutan ini," tegas Kepala BPBD Riau Edwar Sanger pada awak media, Selasa (29/3/2016).
Edwar menjelaskan, bahwa pihaknya terpaksa mengandalkan tim darat lantaran izin dua helikopter pengebom air atau Water Bombing belum juga diturunkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
"Padahal BNPB telah mengajukan izin Special Permit sejak 15 Maret 2016 lalu. Jika ada yang nyangkut dimana, bisa dikomunikasikan karena kita sangat membutuhkan helicopter ini untuk proses pemadaman melalui udara," jelasnya.
Dikatakannya, Riau telah menetapkan status siaga darurat Karlahut sejak Februari 2016 lalu dan seharusnya hal tersebut dapat menjadi pertimbangan untuk mempercepat proses perizininan helikopter yang digunakan untuk water bombing.
"Kita berharap agar segera diturunkan izin special permit untuk memaksimalkan penanggulangan kebakaran lahan yang terjadi pesisir Riau saat ini," harapnya.
Untuk sementara ini, lanjut Edwar, selain mengandalkan tim darat, Satgas Karlahut Riau juga mengandalkan helikopter water bombing milik dua raksasa perusahaan kertas yakni RAPP dan IKPP. "Saya sudah meminta bantuan mereka, dan saat ini tengah berupaya memadamkan titik api," urainya.
Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru kembali mendeteksi, ada belasan titik panas yang mengindikasikan adanya kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) di sejumlah kabupaten dan kota di Provinsi Riau.
"Berdasarkan pencitraan satelit Terra dan Aqua pada Selasa (29/3/2016), terpantau sebanyak 13 titik panas yang menyebar di tujuh kabupaten dan kota di Riau," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin.
Ke tujuh kabupaten dan kota yang terpantau adanya titik panas tersebut diantaranya adalah Meranti dan Rokan Hilir masing-masing tiga titik panas. Selanjutnya Bengkalis dan Indragiri Hilir dua titik, serta Dumai, Siak dan Indragiri Hulu masing-masing satu titik.
Sugarin mengatakan bahwa lonjakan titik panas yang mayoritas berada di wilayah Riau Pesisir itu disebabkan faktor cuaca yang cukup panas di wilayah tersebut. Dijelaskannya, daerah pesisir saat ini memasuki musim kemarau lebih cepat sehingga sangat mudah terbakar.
Sementara itu, dari 13 titik panas yang terpantau, tujuh diantaranya dipastikan sebagai titik api yang mengindikasikan adanya Karlahut dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen. Ke tujuh titik api tersebut terdeteksi di Meranti dua titik yang terpantau berada di Pulau Tebing Tinggi, Rokan Hilir dua titik yang terpantau berlokasi di Kecamatan Bagan Sinembah dan Bangko.
Selanjutnya masing-masing satu titik api di Bengkalis yang berlokasi di Kecamatan Siak Kecil, Siak yang berada di Sungai Apir, dan Indragiri Hilir yang terpantau berada di Kecamatan Mandah.(dabot)
Komentar Via Facebook :