Puas Lecehkan Profesi Wartawan

Anshari `Merengek` Minta Maaf

Setelah puas melecehkan profesi wartawan yang pernah ia lakoni sendiri, pejabat pemprov Riau ini meminta maaf kepada awak media yang hadir meliput pada acara UKS di lantai IV kantor Bupati Rohil, Senin (7/12/15).

Pekanbaru, Oketimes.com - Kepala Bidang (Kabid) Administrasi Pendidikan dan Agama Biro Kesra Provinsi Riau, Anshari Kadir meminta maaf dihadapan Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman ke seluruh profesi wartawan yang sempat dilecehkannya saat menjadi narasumber di Rokan Hilir, kemarin.

Dihadapan puluhan wartawan, ucapan maaf dengan getaran suara menahan tangis Anshari memohon maaf atas kekhilafannya yang telah melecehkan profesi yang membesarkan namanya itu.

"Atas nama pribadi, saya Anshari Kadir meminta maaf kepada rekan-rekan wartawan atas kekhilafan saya. Tak ada niat sedikitpun, karena saya juga berasal dari wartawan, maafkan saya," katanya dengan suara bergetar disaksikan Plt Gubri dan puluhan wartawan di tangga kantor Gubernur Riau, Selasa (08/12/15).

Menanggapi hal itu, Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman meminta kepada wartawan untuk bisa memaafkan Anshari Kadir yang telah meminta maaf secara langsung kepada wartawan. Padahal menurut Plt Gubri, permasalahan ini tidak harus sampai kepadanya tetapi karena wartawan sudah seperti keluarga baginya makanya dia hadir.

"Kalau menurut saya maafkan saja, apalagi kalian pernah satu korps dulunya. Maafkan saja," tuturnya.

Mendengar hal itu, wartawan berteriak kompak untuk tidak memaafkan Anshari Kadir, asalkan jabatannya dicopot atau dipindahkan ke daerah pinggiran. "Kami minta ketegasan Plt Gubernur untuk mencopot Anshari Kadir dari jabatannya, baru bisa kami maafkan," teriak salah seorang wartawan.

Mendengar hal itu, Plt Gubri mengaku tidak bisa berbuat banyak karena pencopotan dan pemecatan seorang PNS ada mekanismenya. Sungguhpun begitu, ia akan mengintruksikan Kepala Badan Kepegawaian Pelatihan dan Pendidikan Daerah (BKPPD) Riau untuk menindaklanjutinya.

"Dan meminta Inspektorat untuk mengusutnya. Dan apabila dibutuhkan keterangan tambahan dari Inspektorat saya minta kesediaan wartawan nantinya," tukasnya.

Seperti diberitakan media massa kemarin, dihadapan puluhan pejabat dan Camat se-Rokan Hilir, Kepala Bidang (Kabid) Administrasi Pendidikan dan Agama Biro Kesra Provinsi Riau, Anshari Kadir berkelakar mengeluarkan kata-kata yang melecehkan dan merendahkan profesi Wartawan.

Pembina Unit Kerja Siswa (UKS) Provinsi Riau itu terus-terusan merendahkan profesi Wartawan saat menjadi pemateri acara Akselerasi UKS, Senin (7/12/2015) di lantai IV Kantor Bupati Rohil Bagansiapiapi.

Saat memperkenalkan dirinya sebagai narasumber, dihadapan puluhan pejabat Rohil, Anshari Kadir mengaku pernah menjadi wartawan di sebuah stasiun radio di Pekanbaru.

"Wartawan pandainya hanya cuma menyorot dan mencari kesalahan orang saja, namun tidak pandai menyorot diri sendiri," katanya.

Anshari Kadir mengaku kalau dirinya sering kali disalahkan orang, meskipun sudah bekerja dengan baik.

"Mungkin dulu karena sering mencari kesalahan orang, jadi sekarang saya yang disalah-salahkan," ujar Khadir.

Tak hanya sampai disitu, Anshari Kadir terus berkelakar menyampaikan kata-kata penghinaan tanpa mempedulikan puluhan wartawan yang berada di belakang.

"Ibu-ibu dan bapak-bapak tahu tidak, dulu itu setiap ada acara lomba lari selalu wartawan yang menjadi juaranya. Asal ibuk dan bapak tau, karena saat lomba akan dimulai, lempar saja amplop, maka wartawan akan berlari dengan cepat," katanya yang disambut gelak tertawa yang hadir dalam acara tersebut. Ucapannya ini diikuti tepuk tangan oleh peserta Akselerasi UKS yang hadir.

Anshari Kadir juga mengatakan dirinya pada saat menjadi wartawan tidak mau diberikan amplop oleh narasumber.

"Saya dulu tak mau dikasih amplop, bukan karena isinya Rp50 ribu ya, tapi memang saya tidak mau, palingan cuma sekali-kali disaat saya mau berangkat ke Jakarta," katanya.

Menyadari perkataan Anshari Kadir semakin keterlaluan, semua peserta UKS pun melihat ke belakang dimana tempat wartawan melakukan peliputan.

"Wartawan di Bagan jangan ditulis ya, masa jeruk makan jeruk," sindir Anshari Khadi saat itu.

Tak tahan lagi mendengar ucapan pejabat Pemprov Riau itu, puluhan wartawan pun menghampirinya. Seketika Anshari Kadir yang sejak tadi tertawa raut wajahnya berubah gugup.

"Maaf ya nak, saya minta maaf karena tadi saya keseleo, sumpah saya tidak bermaksud menghina maupun meremehkan profesi wartawan," katanya sambil memeluk-meluk wartawan Harian Metro Riau dan wartawan Pos Metro Rohil.

"Saya akui saya khilaf dan demi allah maafkanlah saya, jangan diekspose di media lagi ya, tolonglah nak, saya memiliki istri dan anak," Anshari Kadir terus saja meminta maaf.

Para awak media yang sudah gerah akhirnya pergi meninggalkan ruangan, namun Anshari Kadir mengikuti wartawan turun ke lantai dasar Kantor Bupati Rohil.

"Sekali lagi maaf ya, tolong lah, Tuhan saja Maha Pemaaf, masa kalian tidak mau memaafkan saya," mohon Anshari Kadir.

Tak hanya meminta maaf, Anshari Kadir juga mengatakan rela melakukan apa saja asalkan berita tidak dinaikan.

"Tolonglah maafkan ya, saya rela lakukan apa saja asalkan beritanya tidak dinaikan. Tadi tu saya khilaf, saya rela kalian bawa kemana saja, kita ini kan keluarga ibarat ayah dan anak. Saya khilaf dan demi Allah saya minta maaf dari hati yang tulus, bisa kan maafkan saya?," tanyanya sambil merangkul dan memeluk wartawan.

Melihat para wartawan ingin keluar dari kantor Bupati, Anshari Kadir memegang tangan wartawan dan berusaha merayu dengan mengajak makan siang dan mengaku kenal tokoh wartawan di Riau.

"Yok kita makan siang, dimana yang enaknya makan siang di Bagan. Sama pak Rida saya kenal, jadi tolonglah jangan dinaikan beritanya ya," rengek Anshari Kadir. (dea)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait