Penerimaan Karyawan tak transparan
Warga Pematang Jaya Blokir Akses Pintu Masuk PKS PT PAS
Ilustrasi
Rengat, Oketimes.com - Warga Desa Pematang Jaya Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Senin (23/11) melakukan Protes keras terhadap PT. Persada Agro Sawita (PAS) yang ada di Desanya, protes keras tersebut dilakukan warga dengan menutup akses jalan masuk ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. PAS.
Usut punya usut kemarahan warga tersebut muncul karena menilai pihak PT PAS tidak transparan dalam penerimaan tenaga kerja di perusahaan. Warga tidak puas, karena pihak PT PAS tidak berkenan diajak bermusyawarah di Balai Desa Pematang Jaya, untuk membahas tentang penerimaan tenaga kerja.
Ketua Karang Taruna Desa Pematang Jaya Dedi Purnomo dikonfirmasi mengatakan, penutupan jalan dilakukan warga karena pihak PT PAS dianggap tidak menepati janji terkait perekrutan tenaga kerja lokal.
Dikatakannya bahwa pihak PT PAS berjanji akan merekrut tenaga kerja lokal, jatah untuk Desa Pematang Jaya sebanyak 48 orang, namun ada beberapa tenaga kerja luar yang diterima dan telah masuk dalam tahap wawancara kerja.
"Kami kecewa, warga desa kami saja sudah hampir 170 orang yang memasukkan lamaran, tiba - tiba ada orang luar yang diterima dan sudah mendapat panggilan wawancara kerja, hal Inilah yang memicu kemarahan warga sehingga menutup jalan menuju PKS tersebut," ungkap Dedi.
Penutupan jalan ini, sambung Dedi akan terus dilakukan sampai pihak PT PAS kembali menepati janjinya memberlakukan tenaga kerja lokal dalam penerimaan tenaga kerja. "Kalau pihak PT PAS menepati janjinya, portal ini kami buka kembali, tapi jika tetap menerima tenaga kerja luar kami tetap bertahan di sini menutup jalan," ucapnya.
Sementara itu, Manejer PT PAS Junaidi Siregar usai menemui kehadiran warga yang menyerbu barak PT PAS menjelaskan, bahwa masalah tuntutan warga hanya kesalahan informasi sejauh ini pihaknya belum menentukan penerimaan tenaga kerja.
"Ini hanya baru tahap tes wawancara, tapi warga menganggap pelamar yang dipanggil untuk ikut tes itu sudah diterima, padahal belum tentu, kan masih tes," sebutnya.
Junaidi Siregar juga mengaku sangat memahami keinginan warga agar tenaga kerja lokal lebih diutamakan diterima menjadi karyawan, namun dia mengungkapkan bahwa pihaknya mendapat tekanan dari beberapa oknum kepala desa yang menitipkan beberapa tenaga kerja sehingga pihaknya menjadi serba salah.
"Saya ngomong ada titipan kepala desa karena saya punya bukti, jadi kami serba salah dalam masalah ini. Namun demikian, tuntutan warga ini akan saya sampaikan kepada direksi dan kami akan melakukan kembali negoisasi dengan warga," pungkasnya. (ali)
Komentar Via Facebook :