In Memoriam, Dimasa Senja Pak Raden Hidupnya Serba-Berkekurangan
Seniman Suyadi atau lebih dikenal Pak Raden mendongeng didepan anak-anak pada Festival Dongeng Indonesia di Museum Nasional, Jakarta.
Jakarta - Kabar meninggalnya Drs Suryadi atau Pak Raden membuat dunia hiburan dan pendidikan berduka. Pasalnya pria yang dikenal sebagai pencipta karakter boneka Unyil yang populer di era tahun 80-an itu memang dikenal hidup serba kekurangan. Diakui Ilona cucu Pak raden yang dihubungi sejumlah media Jumat (30/10) malam, meninggalnya pendongeng dan seniman panggung itu disebabkan sakit yang dideritanya sejak lama.
" Iya Pak Paden tadi sekitar pukul 22.20 WIB mennghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Pelni Petamburan akibat infeksi paru-paru sebelah kanannya," ungkap Ilonia.
Dijelaskan Ilona, kondisi kesehatan Pak Raden sudah sejak beberapa hari terakhir menurun, dan puncaknya siang tadi harus masuk ke ruang ICU (intensive care unit). Meski begitu Ilona sendiri kurang mengetahui pasti riwayat kesehatan pak Raden secara detail.
" Tadi siang masuk ke ICU, dia ada infeksi berat di paru kanan, dia juga demam tinggi. Waktu itu ibuku nemenin. Aku enggak paham apakah penyakit parunya sudah menahun. Kan kondisi beliau juga sudah lemah, berjalan pun dibantu, dan perlu pakai kursi roda," sambungnya.
Ilona sendiri mengungkapkan kini jenazah Pak Raden telah dibawa ke kediamannya dan akan disemayamkan di rumah duka.
" Tadi sekitar pukul 23.30 WIB jenazah Pak Raden sudah dibawa ke rumah beliau di Jalan Petamburan 3 No. 27 Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dan akan disemayamkan di sana malam ini. Kalau masalah kapan dan dimana akan dimakamkannya masih menunggu konfirmasi dari pihak keluarga dahulu," tutupnya.
Pak Raden meninggal di usia 83 tahun. Di masa jayanya, Pak Raden berhasil menciptakan karakter si Unyil yang dikenal anak-anak sebagai karakter boneka yang mencerminkan anak-anak Indonesia. Masyarakat mengenalkan sebagai tokoh antagonis dalam serial boneka Si Unyil.
Sosoknya selalu lekat dengan suara berat yang khas, kumis tebal, dan berkostum beskap Jawa. Namun sayang di usia senjanya, Pak Raden harus berjuang untuk mengatasi kondisi ekonominya akibat hak cipta Si Unyil yang dikuasakan kepada Pusat Film Negara tidak dibayar royaltinya oleh pemerintah, sehingga untuk kehidupan sehari-hari Pak Raden harus rela menjual sebagian karya-karyanya untuk kebutuhan hidupnya.
Sumber: Beritasatu
Komentar Via Facebook :