BPBD Riau Bilang Rp40 Milliar Sudah Habis untuk Karhutla
Edwar Sanger Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau.
Pekanbaru, OKETIMES.COM - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edwar Sanger mengakui hingga saat ini anggaran yang sudah digelontorkan untuk penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Riau sudah menghabiskan Rp40 miliar. Ini terhitung sejak ditetapkannya status Siaga Darurat April lalu.
" Kalau anggaran sudah banyak, karena ada tiga Helikopter dan satu pesawat, bayangkan operasionalnya setiap hari. Kalau diperkirakan sudah mencapai Rp40 Miliar," tuturnya.
Dana tersebut menurut Sanger tidak menggunakan APBD Riau, karena dana siaga darurat seluruhnya sudah disiapkan oleh Pemerintah Pusat melalui dana di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
" Kalau APBD tidak ada, semuanya dari anggaran Pemerintah pusat, apalagi statusnya sudah siaga darurat, sehingga tidak ada lagi dari daerah," ujar Edwar.
Sementara itu, sesuai jadwal yang sudah ditentukan untuk penetapan status siaga darurat Karhutla Riau akan berakhir pada 30 Agustus ini. Setelah sebelumnya diperpanjang sejak 30 Juni lalu. Karena penetapan status siaga darurat awal sudah dimulai sejak April lalu.
" Besok (hari ini) akan rapat kordinasi seluruh satgas, untuk mendengar dari semua komponen, dari rapat itu akan diputuskan apakah diperpanjangan status ini atau diturunkan statusnya," ujar Edwar.
Dalam rapat yang rencananya dipimpin Danrem dan seluruh Bupati/Walikota hari ini, akan didengarkan pemaparan dari BMKG terkait situasional, kemudian pertimbangan lain dari daerah Kabupaten/Kota.
" Kita di Riau memang hari ini (Rabu kemarin)tidak ada titik api tapi tetangga belum berhenti mengirim asap. Kondisi di Jambi juga akan menjadi pertimbangan nantinya apakah diperpanjangan status siaga darurat atau tidak," jelasnya.
Sementara itu, menurut data dari BMKG Rabu kemarin, untuk Provinsi Riau sendiri tidak terdeteksi titik panas namun yang menjadi persoalan titik panas terus muncul di Provinsi tetangga seperti Jambi dan Sumatra Selatan.
" Bayangkan di Jambi ada 86 titik, di Sumsel ada 132, belum lagi kiriman asap dari Kalimantan karena arah anginnya ke Riau," ujar Edwar.
Pemprov Riau sendiri sudah melakukan kordinasi dengan Provinsi Jambi dalam hal penanggulangan Karhutla. Namun Pemprov menyayangkan Jambi cuek karena sibuk ngurus Pilkada.
" Kita sudah kordinasi dengan Jambi mereka belum tetapkan status, sehingga belum bisa penanggulangan, Jambi lagi sibuk ngurus Pilkada. Akibatnya kita di Riau yang menderita," tuturnya. (dea)
Komentar Via Facebook :