SDN 40 Meranti yang Terlupakan

MERANTI,oketimes.com- Tanpa alas kaki dan seragam seadanya, mereka terlihat bersemangat menimba ilmu di ruang kelas yang hanya berlantaikan tanah. Tak sedikit pun terdengar keluhan dari wajah-wajah mungil ini.

Begitulah pemandangan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 40, Dusun Nyatuh, Desa Batang Meranti, Kecamatan Pulau Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti. Pemandangan yang sangat bertolak belakang dengan apa yang digemborkan pemerintah dalam memajukan dunia pendidikan, khususnya di daerah terpencil ini.

Sungguh miris melihat siswa-siswi menimba ilmu dalam suasana dan bangunan yang seadanya untuk ukuran 68 tahun kemerdekaan Republik ini. Prihatin selama 9 tahun berdiri, 4 bangunan kelas di SD Negeri milik pemerintah ini hanya beratapkan daun rumbia yang terlihat sudah robek disana sini dan dinding yang hanya berlapis papan.

Nur Effendi, seorang warga menuturkan getirnya perjuangan mereka untuk membangun fasilitas pendidikan bagi anak-anak di desanya ini. Saat sekolah ini masih dalam proses meminta-minta kepada pemerintah, warga desa berinisiatif untuk membangunnya dengan swadaya melalui sumbangan warga. Dari dana yang terkumpul, warga membeli bahan bangunan dan dikerjakan secara gotong royong.

Nur Effendi mengurai kisah lama, sebelum Wakil Bupati Kepulauan Meranti menjabat menjanjikan perbaikan sekolah ini akan menjadi prioritas jika dirinya sudah menjabat nanti. "Kita tetap menunggu realisasi janji pak Wabup ini sampai akhir jabatannya. Harapan kami, sekolah tempat anak-anak kami menimba ilmu ini diberi bangunan yang layak," kata Nur Effendi.

Saat ini, ketika cuaca panas, ruangan kelas akan berdebu akibat lantai yang hanya beralaskan tanah. Atap rumbia yang bolong di sana sini mengakibatkan lantai tanah retak didera panasnya mentari, dan akan berubah menjadi kubangan lumpur kala diguyur derasnya hujan.

Hanya satu yang bisa dibanggakan dari sekolah terpencil ini, yakni semangat menimba ilmu dari anak-anak dusun yang masih terlihat polos, "Kendati tanpa alas kaki, namun ada tekad untuk meraih masa depan menjadi anak-anak yang pintar," ungkap Nur Effendi.

Rahmi, Relawan Gerakan Meranti Berkibar (GMB) menyebutkan, sebagai anak jati Meranti dirinya sangat prihatin dengan keadaan puluhan anak yang bersekolah di Lokal Jauh SD Negeri 40 ini. Walau fasilitas sarana dan prasarana sekolah ini menyayat hati, namun semangat anak-anak ini sungguh luar biasa.

"Di Riau rasanya hanya ini sekolah yang berlantaikan tanah, "ujar Rahmi ketika berkunjung bersama beberapa relawan GMB lainnya ke SDN 40 Dusun Nyatuh, Desa Batang Meranti Kecamatan Pulau Merbau ini.

Orang tua di desa ini pun merasa cukup terbantu dengan adanya sekolah ini, daripada anak-anaknya harus menempuh perjalanan sejauh 4 kilometer dengan berjalan kaki, "Bayangkan jika anak-anak yang masih belia ini harus berjalan kaki sejauh 4 kilometer," tuturnya.

Kepada pemerintah khususnya pemerintah daerah, Rahmi berharap agar mereka lebih membuka mata melihat kondisi fisik pendidikan di daerah terpencil. Bagaimana pun, anak-anak ini juga bagian dari generasi penerus Kabupaten Kepulauan Meranti, penentu masa depan negeri ini.(ar/andi/riaueditor)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait