Djohar Arifin Mundur dari Dewan Kehormatan PSSI

Ketua Umum PSSI Djohar Arifin (kiri) didampingi Ketua Umum Persipura Jayapura Benhur Tommy Mano memberikan keterangan pers di Kota Jayapura, Papua, 14 Februari 2015.

Jakarta - Djohar Arifin Husin resmi mengundurkan diri dari Dewan Kehormatan PSSI. Pasca pertemuan dengan Menteri Pemuda dan Olahraga beberapa waktu lalu, kemarin Rabu (01/07/2015) Djohat mengumumkan telah melepaskan jabatannya sejak 24 Juni lalu.

Ketua Umum PSSI periode 2011-2015 itu menegaskan, bahwa kepengurusan induk sepakbola tertinggi di Indonesia hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Surabaya 18 April tidak diakui dan tidak sah menurut pemerintah.

Keputusan mundur ini sejatinya ingin dilakukan Djohar jauh-jauh hari. Tapi, setelah Kempora memberitahukannya secara langsung, dan melihat Kementerian Hukum dan HAM tak mengakui La Nyalla Mattalitti sebagai Ketua PSSI, dia pun semakin mantap mundur.

"Saya mengundurkan diri sebagai Dewan Kehormatan PSSI hasil Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI 2015 di Surabaya. Pengunduran diri ini karena kepengurusan hasil KLB Surabaya tidak mendapat pengakuan dari pemerintah Republik Indonesia," katanya di Jakarta, Rabu (01/07/2015).

Djohar mengaku, surat pengunduran dirinya sudah disampaikan oleh stafnya dan telah sampai di sekretariat PSSI. Lelaki 64 tahun itu mengaku, pengunduran dirinya dilakukan sesuai dengan surat pengunduran dibuat.

Lelaki asal Medan tersebut memastikan keputusan itu diambil dengan keyakinan dan kesadaran bahwa dirinya harus mematuhi pemerintah. Djohar sendiri di kepengurusan PSSI menjabat sebagai anggota Dewan Kehormatan.

"Pengunduran ini tidak ada tekanan atau ancaman, pengunduran diri ini murni keinginan saya sendiri," ujar Djohar.

Sementara, Tommy Welly selaku Juru Bicara PSSI mengatakan meski sudah melepas jabatannya, Djohar tidak serta merta lolos dari permasalahan. Pihaknya tetap akan membawa mantan ketua umumnya ke meja persidangan karena menganggap telah melanggar kode etik dalam tubuh PSSI.

"Tetap ada sidang walau Djohar mundur. Namun, soal kapan Djohar akan dipanggil, itu Komite Etika yang akan memutuskan," jelas dia.

Pelanggaran Djohar dinilai bermula saat dirinya memenuhi panggilan pihak Kempora. Secara mengejutkan, Djohar yang saat itu masih berada di bawah naungan keluarga besar PSSI justru memberikan dukungannya terhadap keputusan pemerintah yang hingga kini masih tetap membekukan induk organisasi sepakbola Indonesia tersebut.


Sumber : Suara Pembaharuan


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait