Limbah Mercury Ancam Sungai Batang Kuantan
JALUR : Perahu panjang ini digunakan dalam event, pacu jalur guna memeriahkan perayaan HUT RI setiap tahunnya, di Kuansing. Berpenumpang, hingga 40 orang bahkan lebih. Pelestarian Air Batang Kuantan itu penting, terkait kelestarian budaya pacu jalur!
Pekanbaru, OKETIMES.com - Ulah penambangan emas liar alias tanpa izin di cathmen area, das dan kawasan sepanjang aliran sungai Batang Kuantan di Kabupaten Kuansing, Riau dinilai cukup serius, dikarenakan, masyarakat di sepanjang aliran sungai yang melintasi negeri pacu jalur itu memanfaat air sungai untuk keperluan mandi dan cuci, atau kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga.
"Bagaimana sekarang ini, kondisi air dominan keruh, tercemar, masyarakat khawatir bahan mercury sebagai efek penyebab tercemar air sungai yang selama ini dimanfaatkan masyarakat di sepanjang aliran sungai itu bisa membahayakan kesehatan, dalam waktu dekat maupun lama," ungkap Emi (60) warga Kuansing, saat ditemui di Pekanbaru, Jumat (8/5).
Dikatakan, air Batang Kuantan itu, dari dulunya jadi sumber mata pencaharian penduduk, ikan, dan menambang pasir emas dengan cara mendulang emas. air juga di gunakan untuk mandi, cuci dan minum. "Kini, ribuan jiwa orang yang mendiami tepian sungai itu, merasa was-was dengan ancaman limbah bahan pencemar, mercury," tegas pria berperawakan kecil, berkacamata, dan terampil mengolah bahan batu akik ini.
Faktor pencemar air sungai itu, adalah akibat penambangan emas liar dan sporadis, dengan menggunakan dompeng, hingga proses pengelolaan pasir emas yang disaring dan menggunakan bahan kimia, tanpa ada pengolahan limbah, tentunya menjadi faktor penyebab, tercemarnya air.
"Kita berharap pemerintah daerah, kepala daerah atau pimpinan kecamatan mampu mewaspadai, terakit PETI ini. Upaya pencegahan ini terus-menerus tanpa henti, apalagi calon kepala daerah baru nanti, harus sangat memperhatikan kondisi ini," harap Emi dengan nada prihatin.
Kecemasan Emi, ini dibenarkan seorang warga asal Kuansing lain disamping Emi, tanpa menyebut nama, ikan yang bisa dipancing, hanya pada aliran sungai kecil, "Soalnya Batang Kuantan, sudah jarang ada ikan, daliran sungai kecil itu saja masyarakat bisa menggunakan air, memancing, mandi dan cuci," jelasnya membenarkan Emi, yang juga masih keluarga dekat bapak dua anak itu.
"Kita berharap pemerintah lebih serius dalam menyelesaikan soal pencemaran batang kuantan ini, penuntasan atas penambang emas liar itu, bisa terus diupayakan oleh pemerintah," pungkasnya. (dk)
Komentar Via Facebook :